Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Pidato Pengukuhan Guru Besar Unismuh, Prof Asriati: Etos Kerja dan Kendali Diri Pondasi SDM Unggul

×

Pidato Pengukuhan Guru Besar Unismuh, Prof Asriati: Etos Kerja dan Kendali Diri Pondasi SDM Unggul

Share this article

KHITTAH.CO, Makassar — Suasana Balai Sidang Muktamar ke-47 Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Senin, 29 September 2025, dipenuhi rasa haru dan kebanggaan. Rapat Senat Terbuka Luar Biasa mengukuhkan lima guru besar baru, salah satunya Prof. Dr. Asriati, S.E., M.Si. sebagai Guru Besar Ilmu Ekonomi.

Asriati dikukuhkan dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa, bersama empat Guru Besar Unismuh lainnya. Mereka adalah Prof. Dr. Ir. Hj. Kasifah, M.P (Ilmu Kesuburan Tanah Pertanian dan Lingkungan), Prof. Hartono Bancong, S.Pd., M.Pd., Ph.D (Eksperimen Pembelajaran Fisika), Prof. Dr. Rukli, M.Pd (Evaluasi Pendidikan), dan Prof. Dr. Agustan, S.Pd., M.Pd. (Pendidikan Matematika).

Dalam orasi ilmiahnya, Asriati mengangkat tema “Distribusi Faktor Etos Kerja dan Locus of Control terhadap Kinerja Karyawan”. Ia menegaskan, peningkatan kinerja organisasi bukan hanya soal sistem dan struktur, tetapi juga terkait erat dengan nilai dan keyakinan individu.

“Etos kerja adalah modal moral yang menentukan seberapa jauh seseorang bersungguh-sungguh dalam bekerja. Sementara locus of control menunjukkan keyakinan apakah keberhasilan ditentukan oleh usaha diri sendiri atau faktor luar,” kata Asriati.

Etos Kerja sebagai Moderator

Riset yang dipaparkan Asriati menunjukkan etos kerja memoderasi pengaruh locus of control terhadap kinerja. Hasil uji moderasi bahkan mencatat nilai t-hitung 5,981; p=0,000, menandakan pengaruh signifikan.

Menurutnya, karyawan dengan internal locus of control dan etos kerja tinggi lebih bertanggung jawab, inovatif, serta berorientasi hasil. Sebaliknya, mereka yang dominan external locus of control cenderung pasif dan bergantung pada situasi.

“Aspek ini penting dalam manajemen sumber daya manusia, baik di sektor publik maupun swasta. Kita perlu memastikan distribusi nilai etos kerja merata melalui teladan, pelatihan, dan sistem penghargaan,” ujarnya.

Jejak Akademik

Asriati lahir di Makassar, tahun 1963. Ia menempuh pendidikan S1 Ekonomi Pembangunan di Universitas Muslim Indonesia (1988), S2 Agribisnis di Universitas Hasanuddin (2000), dan meraih S3 Ilmu Manajemen di Universitas Muslim Indonesia (2023).

Kariernya di Unismuh Makassar dimulai sejak 1990-an hingga mencapai jabatan akademik tertinggi. Ia aktif dalam penelitian, publikasi, dan pengabdian. Artikel ilmiahnya antara lain terbit di Journal of Distribution Science (2024, terindeks Scopus Q3) dengan topik yang sama seperti orasi pengukuhan.

Di luar dunia akademik, Asriati aktif di berbagai organisasi. Ia tercatat sebagai Sekretaris BAZNAS Mitra Masjid Az Zokraa (2025), Sekretaris PRA Talasalapang Muhammadiyah (2022), serta anggota aktif Aisyiyah. Dedikasi panjangnya juga diapresiasi dengan penghargaan Satyalancana Karya Satya 20 Tahun dari Presiden RI (2016).

Menutup pidatonya, Asriati mengutip QS Ar-Ra’d ayat 11: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”

Ia menekankan, ayat ini sejalan dengan konsep internal locus of control—bahwa perubahan kinerja organisasi dimulai dari kesadaran individu untuk bertanggung jawab atas pekerjaannya.

“Jabatan guru besar adalah amanah. Tugas kita bukan hanya menghasilkan karya akademik, tetapi memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply