Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

PRM Bontaeng Gelar Pengajian Perdana, Bahas Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

×

PRM Bontaeng Gelar Pengajian Perdana, Bahas Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah

Share this article

KHITTAH.CO, Gowa – Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Bontaeng (Bontoala–Taeng), Cabang Pallangga, Kabupaten Gowa, menggelar pengajian perdana yang dirangkaikan dengan pembahasan pengembangan organisasi di Masjid Nurul Askari, Perumahan Aura Permai, Desa Bontoala, Kecamatan Pallangga, Ahad 2 November 2025.

Pengajian tersebut mengangkat tema “Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah” yang dibawakan oleh Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan sekaligus Ketua PRM Bontaeng, Dr. Abdul Rakhim Nanda. Kegiatan dihadiri oleh seluruh jajaran pengurus, mulai dari ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, hingga pengurus majelis.

Dalam pemaparannya, Abd Rakhim menjelaskan bahwa Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah diawali dengan Surah Al-Fatihah yang ditulis secara utuh, dilanjutkan kalimat pembuka doa,

“Saya ridha ber-Tuhan kepada Allah, beragama kepada Islam, dan ber-Nabi kepada Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam.”

“Kalimat berikutnya mirip dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 karena naskahnya memang ditulis oleh Ki Bagus Hadikusumo, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah (1942–1953), yang juga anggota tim perumus UUD 1945,” ujar Rakhim.

Ia menambahkan, muqaddimah tersebut menegaskan bahwa ber-Tuhan dan beribadah kepada Allah merupakan kewajiban utama bagi setiap manusia. Kehidupan bermasyarakat, menurut Rakhim, adalah sunnah atau hukum kodrat Allah, dan masyarakat yang sejahtera hanya dapat diwujudkan melalui keadilan, kejujuran, persaudaraan, serta gotong royong yang berlandaskan hukum Allah.

“Menjunjung tinggi hukum Allah lebih daripada hukum mana pun juga adalah kewajiban mutlak bagi tiap orang yang mengaku ber-Tuhan kepada Allah,” lanjutnya.

Rakhim juga menekankan bahwa Islam merupakan agama Allah yang diajarkan oleh para nabi sejak Nabi Adam hingga Nabi Muhammad SAW, sebagai pedoman menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Ia mengutip ajaran untuk beribadah dengan tulus, berusaha dengan ikhlas, serta bersabar dan bertawakal menghadapi berbagai ujian hidup.

Sebagai dasar gerakan, Rakhim mengutip Surah Ali Imran ayat 104, yang menyerukan agar umat Islam menjadi golongan yang mengajak pada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam Muqaddimah AD Muhammadiyah juga tercantum tanggal berdirinya Muhammadiyah, yakni 8 Dzulhijjah 1330 Hijriah atau 18 November 1912 Masehi, oleh K.H. Ahmad Dahlan sebagai gerakan Islam yang disusun berdasarkan prinsip musyawarah dan kebijaksanaan.

“Melalui Muhammadiyah ini, mudah-mudahan umat Islam dapat diantarkan menuju keridhaan Allah dan memperoleh surga Jannatun Na’im,” tutup Rakhim.

Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Dahlan Sulaeman, Rusli Malli, Harun, Akbar, Waris Mappiare, Sahabuddin Nanda, Firman, Ahmad Nashir, Muhammad Yusran, Meisar Ashari, Sofyan, Syafaat, S. Kuba, Nadir, Sahlan, dan Asnawin Aminuddin.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner PMB UMSI

Leave a Reply