KHITTAH.CO, Takalar – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Takalar menggelar Musyawarah Pimpinan Daerah (Musypimda) di Aula Hotel Wisata Pantai Galesong Utara, Sabtu, 1 November 2025.
Kegiatan ini diikuti jajaran pimpinan majelis dan lembaga PDM, organisasi otonom tingkat daerah, serta pimpinan cabang se-Kabupaten Takalar.
Musypimda dibuka secara resmi oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, yang dalam amanahnya menegaskan dua hal kunci bagi kemajuan persyarikatan, yaitu gerakan infak dan sinergitas organisasi.
Menurut Prof. Ambo Asse, gerakan infak merupakan pilar kemandirian Muhammadiyah sekaligus bentuk tanggung jawab sosial warga persyarikatan.
“Berinfak bukan sekadar amal individu, tetapi ikatan ukhuwah dan kekuatan jamaah. Saat kita berinfak, sesungguhnya kita sedang menanam kebaikan yang akan dilipatgandakan oleh Allah SWT,” ujarnya di hadapan peserta Musypimda.
Ia mengutip Surah Al-Baqarah ayat 261 yang menggambarkan ganjaran berlipat bagi orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah. Menurutnya, ayat ini mengandung pesan spiritual bahwa keikhlasan dalam berinfak akan berbuah keberkahan bagi pemberinya, sekaligus memperkuat gerakan dakwah Muhammadiyah.
“Gerakan infak adalah ruh bagi kemandirian Muhammadiyah,” tegas Prof. Ambo Asse.
Selain menekankan pentingnya infak, Ketua PWM Sulsel juga menyerukan perlunya sinergi antarunsur organisasi, mulai dari pimpinan daerah, ortom, hingga amal usaha. Kekuatan Muhammadiyah, katanya, bukan pada banyaknya lembaga, melainkan pada soliditas dan koordinasi yang kokoh.
“Muhammadiyah tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Kekuatan kita ada pada sinergi. Jika semua unsur bergerak bersama dengan niat dakwah dan keikhlasan, Muhammadiyah akan terus menjadi pelopor perubahan bagi umat dan bangsa,” ujarnya.
Prof. Ambo Asse menutup amanahnya dengan ajakan agar Musypimda dijadikan momentum memperkuat semangat infak, sinergi, dan keikhlasan dalam menegakkan Islam Berkemajuan.
“Mari kita kembalikan semangat khittah perjuangan Muhammadiyah, bekerja dengan keikhlasan, menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, serta menjadikan infak dan sinergitas sebagai jalan kemajuan persyarikatan,” katanya disambut takbir peserta.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PDM Takalar, Dr. H. Islahuddin Tahir, M.Pd, menegaskan pentingnya memahami hakikat kepemimpinan dalam Persyarikatan Muhammadiyah.
Ia mengutip pandangan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed, yang menilai istilah pimpinan memiliki makna tanggung jawab moral yang jauh lebih besar dibanding sekadar pengurus.
“Dalam Muhammadiyah, kita tidak mengenal istilah pengurus, tetapi pimpinan. Sebab pimpinan tidak boleh salah dalam memimpin, ia harus menjadi teladan dalam pikiran, sikap, dan tindakan,” ujar Islahuddin.
Pada forum tersebut, Islahuddin juga memperkenalkan Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LPPM) PDM Takalar yang baru dibentuk pada periode kepemimpinannya. Lembaga ini dirancang sebagai wadah strategis untuk memperkuat dakwah dan pendidikan berbasis pesantren.
Sebagai langkah awal, LPPM telah membuka penerimaan peserta didik baru sekaligus memulai pembangunan Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Takalar. Pesantren ini diharapkan menjadi pusat kaderisasi dan penguatan nilai-nilai Islam Berkemajuan di tingkat daerah.
“Pesantren ini bukan sekadar lembaga pendidikan, tetapi pusat kaderisasi dan dakwah yang berlandaskan nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan,” jelasnya.
Musypimda Muhammadiyah Kabupaten Takalar 2025 menjadi ruang konsolidasi dan refleksi gerakan tajdid di tingkat daerah. Melalui semangat infak, sinergi, dan kepemimpinan yang berintegritas, Muhammadiyah Takalar meneguhkan peran strategisnya dalam membumikan Islam Berkemajuan di Sulawesi Selatan.





















