Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Prof Ambo Asse Tekankan Pentingnya Manhaj sebagai Sistem Gerakan Muhammadiyah

×

Prof Ambo Asse Tekankan Pentingnya Manhaj sebagai Sistem Gerakan Muhammadiyah

Share this article

KHITTAH.CO, Makassar — Majelis Tabligh dan Majelis Ketarjihan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan menggelar Pelatihan dan Training of Trainers (ToT) tingkat wilayah pada 24—25 Mei 2025 di Gedung Serbaguna ‘Aisyiyah, Makassar. Salah satu materi pokok yang disampaikan dalam kegiatan ini adalah tentang Manhaj Gerakan Muhammadiyah yang dibawakan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Prof Dr H Ambo Asse, M.Ag.

Dalam pemaparannya, Prof Ambo Asse menekankan bahwa manhaj bukan sekadar metode atau cara, melainkan suatu sistem menyeluruh yang mengarahkan seluruh unsur gerakan Muhammadiyah, mulai dari organisasi otonom, majelis dan lembaga, hingga amal usaha. “Semua komponen ini bekerja melaksanakan fungsi masing-masing untuk mencapai tujuan Muhammadiyah, yakni menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam menuju masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa manhaj gerakan Muhammadiyah berpijak pada ideologi tauhid yang murni, yang meyakini bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan dan daya. Tauhid menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter individu Muslim dan menghindarkan dari praktik-praktik kesyirikan yang masih kerap dijumpai di tengah masyarakat.

Prof Ambo juga menyinggung pentingnya memahami Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah sebagai landasan ideologis yang memuat tujuh pokok pikiran gerakan. Ia menegaskan bahwa dakwah, tajdid, ilmu, dan amal adalah empat pilar gerakan Muhammadiyah yang harus dikuasai oleh para mubalig dan mubaligah, sebagai bekal dalam menyampaikan risalah Islam berkemajuan.

“Muhammadiyah itu gerakan yang terus ingin maju, mencerdaskan, dan mencerahkan. Maka, setiap gerakan harus terarah dan terukur dalam sistem yang disebut manhaj,” katanya.

Ia juga menekankan pentingnya keberpihakan amal usaha terhadap cita-cita persyarikatan. “Kalau ada amal usaha yang tidak mendukung gerakan Muhammadiyah, lebih baik ditutup,” tegasnya.

Kegiatan pelatihan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat kapasitas kader Aisyiyah dalam memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip dasar gerakan Muhammadiyah secara utuh dalam kerja-kerja dakwah dan sosial kemasyarakatan.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply