Oleh : Muzakkir, S.Ag., Gr. (Guru SMKN 4 Jeneponto)
KHITTAH.CO, MAKASSAR – Profil Pelajar Pancasila adalah wujud menghadirkan kembali semangat patriotisme dan kesepakatan luhur bangsa dalam dunia pendidikan, yang berasal dari pemikiran Ki Hajar Dewantara. Manusia merdeka adalah mereka yang memiliki kemampuan dalam memilih dan termotivasi dari dalam diri.
Potensi yang dimiliki manusia dapat digali, dipersembahkan untuk kebaikan, dan dikembangkan agar bermanfaat. Kebebasan manusia termanifestasi dalam hak asasi manusia, termasuk hak untuk hidup, mencintai dan dihargai, mengekspresikan kesenangan, dan hak-hak lainnya.
Kehidupan ini sebenarnya adalah tentang pilihan, baik dalam tindakan fisik maupun psikis. Manusia memiliki potensi Fujur yang mendorong ke arah keburukan dan kezaliman, serta potensi Taqwa yang selalu mengajak kepada kebenaran dan kebaikan. Hidup adalah perjalanan antara pilihan-pilihan ini, tergantung pada potensi mana yang dimiliki oleh individu tersebut.
Motivasi intrinsik sangat penting dalam pembelajaran, yang berhubungan dengan sikap spiritual dan sosial peserta didik. Sikap ini memicu motivasi dari dalam diri murid. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran, penting untuk memperhatikan afeksi atau sikap murid baik dari segi spiritual maupun sosial. Kompetensi personal, komparatif, dan kolaboratif perlu dikembangkan dalam diri setiap guru untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila menjadi acuan dalam dunia pendidikan Indonesia, yang mengandung enam dimensi yang berakar pada Pancasila: keimanan, kemandirian, gotong-royong, kebinekaan global, berpikir kritis, dan kreativitas. Nilai-nilai ini harus hidup dan berkembang dalam seluruh aspek pendidikan, termasuk dalam karakter guru.
Dalam menanamkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila, penting untuk memperkuat literasi keagamaan lintas budaya. Hal ini diperlukan untuk membangun harmoni dan kolaborasi antaragama dan budaya yang ada di Indonesia.
Guru perlu berpikir strategis dan memperkuat lingkaran pengaruh. Mereka dapat berperan sebagai pemimpin baik di tingkat individu maupun dalam ekosistem pendidikan. Guru harus memfasilitasi gotong-royong dalam mencari jawaban sebagai penyelaras konteks, bukan hanya sebagai penyedia jawaban.
Penampilan dan manifestasi pribadi guru mencerminkan karakter dan substansi nilai-nilai yang dimiliki. Pengetahuan yang tinggi akan menunjukkan kebijaksanaan dan kesederhanaan dalam perilaku. Pendidikan yang sejati adalah yang membangun pengetahuan dari fakta, konsep, prosedur, dan pemahaman diri.
Peran Guru Penggerak tidak pernah berhenti, melainkan berkelanjutan dalam merencanakan, melaksanakan, mengamati, merefleksikan, memperbaiki, dan merencanakan kembali baik di dalam kelas maupun di luar kelas, serta di lingkungan masyarakat. Guru penggerak terus berperan sebagai poros dinamisasi kemajuan pendidikan, menginspirasi murid sebagai teladan, membimbing dan mengarahkan mereka, serta memberikan dorongan untuk terus belajar dan berkembang.
Sebagai pionir dalam memperjuangkan Profil Pelajar Pancasila dalam konteks zaman yang kontekstual, Guru Penggerak merupakan wujud nyata dari eksistensi dan substansi ide, pemikiran, dan jiwa yang mewakili nilai-nilai karakter pribadi. Dalam menjalankan perannya, Guru Penggerak mengembangkan kompetensi personal, komparatif, dan kolaboratif.
Ekspektasi yang besar terkait penanaman dan penumbuhan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila bagi Guru Penggerak maupun guru secara keseluruhan. Nilai-nilai tersebut perlu menjadi bagian dari budaya guru dan dimulai dengan kegiatan Literasi Keagamaan Lintas Budaya. Hal ini penting karena Indonesia memiliki keberagaman agama, kepercayaan, dan budaya, yang perlu diselaraskan dan berkolaborasi satu sama lain.
Dalam peran mereka, Guru Penggerak dapat berpikir secara strategis dan memperkuat lingkaran pengaruh mereka. Mereka bukan hanya sebagai penumpang dalam kursi penumpang, tetapi juga memiliki peran sebagai pemimpin dalam konteks individu dan ekosistem pendidikan. Dengan demikian, mereka dapat memfasilitasi gotong-royong dalam mencari jawaban dan menjadi penyelaras konteks, bukan hanya penyedia jawaban.
Dalam refleksi sebagai sebuah keniscayaan, Profil Pelajar Pancasila menjadi landasan bagi Guru Penggerak untuk mewujudkan manifestasi kontekstual sesuai dengan kodrat alam dan zaman. Hal ini merupakan bentuk penghormatan terhadap kesepakatan luhur para pendiri bangsa yang tertuang dalam konstitusi.
(Catatan dari diskusi Calon Guru Penggerak Angkatan 8 Tahun 2023)