KHITTAH.CO, Jakarta- Program Ekologi Muhammadiyah, yakni Eco Bhinneka Muhammadiyah menggelar Workshop Nasional, Rabu, 27 Juli 2022, di Aula KH Ahmad Dahlan Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Menteng Jakarta Pusat.
Workshop tersebut mengangkat tema “Kesalehan Lingkungan dan Praktik Pembelajaran Lintas Agama”.
Dalam acara tersebut, Muhammadiyah menggandeng perwakilan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin), dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI).
Tidak hanya itu, Muhammadiyah juga melibatkan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi).
Ketua PP Muhammadiyah, Prof Syafiq Mughni mengatakan, program ekologi Muhammadiyah ini merupakan upaya membangun kebhinekaan dan memperkuat kehidupan yang harmonis antarumat beragama.
“Tema ekologi dan pelestarian lingkungan diangkat sebagai upaya untuk menemukan titik temu antarumat beragama,” ungkap dia.
Program Eco Bhinneka Muhammadiyah ini, lanjut dia, akan memberikan porsi untuk bekerja sama dan berdampingan agar komunikasi dan kolaborasi antarumat beragama bisa lebih intensif.
Terlebih, krisis lingkungan hingga pemanasan global saat ini sedang menjadi masalah dunia. Masalah itu tidak dapat diabaikan atau dikerjakan sendiri-sendiri.
Program Ekologi Tanggung Jawab Bersama
Karena itu, lanjut Prof Syafiq, program ini menjadi sangat penting. Ini karena sasarannya adalah segmen masyarakat, tokoh agama, anak-anak muda, dan wanita, untuk ikut bersama-sama terlibat dalam program.
Prof Syafiq menegaskan, kelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab kita semua. Program ini diharapkan dapat menjadi penyadar seluruh komponen masyarakat.
“Agama apapun yang kita anut, ini adalah tantangan yang kalau tidak kita jawab segera maka akan jadi ancaman kita dan menimpa semua orang tanpa pandang asal agama dan suku bangsanya,” kata Syafiq.
Sekali lagi, Mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ini menegaskan, gerakan pelestarian lingkungan tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri.
Ia yakin, harus ada aksi bersama (join action) yang memanfaatkan keunggulan dan sumber daya masing-masing.
“Dengan keyakinan kita terhadap agama, dan jika kita membentuk gerakan bersama, insyaallah akan lebih efektif dan memberi kesadaran pada masyarakat bahwa kalau masalah ini tidak kita tangani secara sungguh-sungguh maka akan mendatangkan malapetaka bagi kita semua,” imbuh Prof Syafiq.
(Rls)