Khittah.co, Makassar — Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menyelenggarakan Pelatihan dan Mudzakarah Sidang Tarjih V selama empat hari, Senin hingga Kamis, 28–31 Juli 2025, bertempat di Pesantren Mahasiswa KH Djamaluddin Amien (Pesmadina) Unismuh Makassar.
Kegiatan ini melibatkan 140 mahasiswa PUTM dari berbagai angkatan serta sekitar 40 orang tim kepembinaan. Forum ini menjadi ajang strategis bagi para kader ulama muda Muhammadiyah untuk merespons dinamika keislaman kontemporer melalui pendekatan tarjih dan ijtihad kolektif.
Mengusung tema “Transformasi Peran Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah dalam Merespons Isu-Isu Kontemporer”, sidang kali ini membahas enam isu aktual yang dibagi ke dalam enam komisi. Topik yang diangkat meliputi: Fiqhi Ibadah bagi Tenaga Kesehatan (Nakes), Fiqhi Pariwisata, Merokok saat Mendengarkan Khotbah Jumat, Qunut, Witir, dan Lafadz Doa Jenazah, Makanan dan Minuman Berbahan Dasar ASI, serta Lantunan Takbiran diiringi Musik Remix.
Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III Unismuh Makassar, Dr KH Mawardi Pewangi, M.Pd.I. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya Sidang Tarjih sebagai ruang dialektika keilmuan yang mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dan kontekstual.
“Mahasiswa PUTM tidak cukup hanya memahami syariah secara tekstual. Mereka harus dibekali kemampuan mengaitkan teks dengan realitas kekinian, sehingga mampu menjawab problem umat secara solutif dan argumentatif,” ujar Mawardi.
Kegiatan ini turut dihadiri Direktur PUTM yang juga Wakil Ketua PWM Sulawesi Selatan, Dr KH Abbas Baco Miri, Lc, MA, serta Wakil Direktur PUTM, Dr Ahmad Nashir, M.Pd.I. Keduanya turut memantau jalannya sidang dan memberikan arahan akademik kepada peserta, juga hadir Ketua Konsorsium Pesmadina Unismuh, Sitti Chaerani Djaya, M.Pd.
Untuk memperkaya diskusi, panitia menghadirkan narasumber dari kalangan pimpinan Muhammadiyah, antara lain Ketua PWM Sulsel, Prof Dr Ambo Asse, dan Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Sulsel, Dr KH Zulfahmi Alwi, Ph.D. Keduanya memaparkan pendekatan tarjih Muhammadiyah dalam memahami isu-isu keagamaan mutakhir secara moderat dan berbasis dalil.
Selama empat hari, suasana sidang berlangsung tertib dan interaktif. Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi dalam menyampaikan gagasan, menanggapi argumen, dan merumuskan sikap tarjih atas isu yang dibahas.
Setiap komisi menghasilkan rumusan awal yang dirancang menjadi sumbangan pemikiran strategis bagi gerakan tarjih Muhammadiyah, sekaligus bahan rekomendasi untuk Majelis Tarjih tingkat wilayah maupun pusat.
Sidang Tarjih ini tidak hanya memperluas wawasan keislaman mahasiswa, tetapi juga menjadi bagian dari proses pembinaan kepemimpinan intelektual dan ideologis di kalangan calon ulama Muhammadiyah. PUTM Unismuh Makassar menegaskan komitmennya untuk terus melahirkan kader tarjih yang tajam secara keilmuan, moderat dalam sikap, serta relevan dalam menghadapi tantangan zaman.