KHITTAH.CO, MAKASSAR – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyelenggarakan ‘Refreshing Pimpinan’ selama dua hari di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara, Makassar, 16 November 2024.
Kegiatan itu merupakan besutan Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPK SDI) PWM Sulsel dengan sasaran peserta yaitu PWM beserta Ketua, Sekretaris Majelis dan Lembaga beserta Ketua dan Sekretaris PWA Sulsel.
Hal itu, sebagaimana laporan Ketua MPK SDI PWM Sulsel, Amir MR saat mengawali sambutan di acara pembukaan.
Awalnya, kata dia, MPK SDI mengemas kegiatan itu dalam bentuk Darul Arqam, sebagaimana aturan pengaderan formal bagi pimpinan di level wilayah. Hanya saja, salah satu persyaratan Darul Arqam adalah kegiatan mesti dilakukan selama tiga hari. Sementara PWM Sulsel hanya berkesempatan selama dua hari.
Akhirnya, kata Amir, Pimpinan Pusat merekomendasikan PWM Sulsel menamai kegiatan itu sebagai ‘Refreshing Pimpinan’.
“Seperti juga misalnya dengan majelis dan lembaga, ada yang dulu pernah aktif di IPM misalnya, lama sekali tidak pernah aktif di Muhammadiyah lalu masuk mengurus di Majelis dan Lembaga, maka sangat penting ikut Baitul Arqam,” ujar Amir.
Artinya, meski berstatus pimpinan, peneguhan ideologi Muhammadiyah tetap perlu dilakukan agar menguatkan spirit dan ghirah dalam mengemban misi dakwah.
Karena itu, Refreshing Pimpinan adalah contoh untuk pimpinan Persyarikatan di tingkat daerah, cabang dan ranting. Bahkan, kata Amir, dalam waktu dekat, Baitul Arqam akan dihelat kembali untuk semua anggota Majelis dan Lembaga PWM Sulsel.
“Sesudah refreshing pimpinan ini, 23 majelis dan lembaga nanti kami akan kelompokkan anggota-anggotanya untuk melaksanakan Baitul Arqam, dan akan dimulai dari majelis yang dibawah naungan ustadz Mawardi, MPK SDI sendiri, LPCR dan LP2M,” tutur Amir.
Selain itu, Amir menuturkan bahwa PWM, dalam melaksanakan kegiatan, tetap menggalakkan gerakan infak dalam bentuk SWP.
“Kami juga perlu sampaikan, bahwa kita akan mengembalikan kebiasaan lama Muhammadiyah, bahwa setiap kegiatan itu ada SWP. Akhir-akhir kan selalu gratis, karena itu kita memulai dari Pimpinan Wilayah membayar SWP Rp500.000, kalau majelis dan lembaga Rp250.000,” tandas dia.
Sementara itu, Ketua PWM Sulsel, Ambo Asse menguatkan penyampaian Amir soal gerakan infak di internal Persyarikatan.
“Soal infak, memang diperode ini kita galakkan kembali itu infak. Ketika milad Aisyiyah, saya serukan agar melakukan infak ribuan, biar Rp1.000, alhamdulillah sekarang Aisyiyah sudah praktekkan,” ucap Ambo.
Diketahui, saat perayaan milad Aisyiyah di Balai Sidang Muktamar Unismuh Makassar, Ambo Asse memberikan arahan kepada kader Aisyiyah se-Sulsel untuk menggalakkan gerakan infak Rp1.000 per hari.
Beberapa waktu setelah itu, Ambo menerima informasi bahwa sarannya itu telah dilakukan oleh kader-kader Aisyiyah di semua PDA se-Sulsel.
Bagi Ambo, hal itu penting mengingat kader Muhammadiyah sangat getol mengajak masyarakat untuk berinfak dan bersedekah. Terlebih, jika infak yang dikeluarkan bertujuan untuk memajukan agama dan memberikan kemaslahatan untuk umat.
“Kita selalu berdakwah tentang infak dan sedekah. Jadi SWP itu infak, saya selalu mengatakan bahwa infak-infak yang kita belanjakan di Persyarikatan Muhammadiyah itu tidak akan mati, itu uang yang akan diberi imbalan oleh Allah SWT,” kata Ambo.
“Jadi saya kira kita serukan infak, Pimpinan Wilayah ada infak-infaknya, Pimpinan Daerah juga, majelis dan lembaga. Setiap melakukan kegiatan ada SWP, minimal bisa membiayai konsumsi dan akomodasi,” tambah dia.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua PWM Sulsel, Muhammad Syaiful Saleh menyebut Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Gombara dipilih sebagai tempat kegiatan agar semua unsur PWM mengetahui lokasi dan perkembangan AUM Pendidikan itu.
Sebab, Ponpes itu adalah AUM yang beroperasi dibawah pengawasan langsung PWM Sulsel.