KHITTAH.CO, Sidrap- Musyawarah Daerah (Musyda) XIV Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Sidenreng Rappang (Sidrap) resmi dibuka pada Sabtu, 20 Mei 2023.
Pembukaan dilakukan di Auditorium Haji Zaini Razak, Kampus Universitas Muhammadiyah Sidenreng (UMS) Rappang.
Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan, Abdul Rakhim Nanda dalam amanahnya mengingatkan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang lahir sebagai wujud menjalankan perintah Allah.
Perintah itu tertuang dalam Surah Al-Imran ayat 104, sehingga gerakan Persyarikatan ini adalah dakwah amar makruf nahi munkar.
“Karena ada di antara kita sesama Islam mengatakan berorganisasi itu bukan perintah dan tidak ada contohnya di zaman Nabi,” ucap Rakhim.
Menurut Rakhim, selain sebagai organisasi dakwah, Muhammadiyah juga merupakan organisasi yang bersifat kekeluargaan. Sebab itu, menurut dia, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah merupakan mitra dakwah.
“Salah satu karakter khusus kalau orang berkeluarga, karena sangat dekat, maka saling mengenalnya juga sangat dalam. Bahkan hal-hal yang kurang sekalipun sangat diketahui,” ujar Rakhim.
Karena itu, ia berpesan, kader Muhammadiyah harus dewasa dalam berkeluarga, dalam artian berorganisasi. Kalau tidak dikelola dengan baik, tegas Rakhim, maka akan terjadi keretakan.
Selain itu, Wakil Rektor I Unismuh Makassar ini mengatakan bahwa asas dalam ber-Muhammadiyah yakni musyawarah.
Ia menyebut, dengan bermusyawarah, maka semua kondisi yang tidak sehat dalam organisasi akan melebur.
“Nabi hampir syahid saat perang Uhud karena ditentang oleh angkatan muda. Tatepi karena perintah Allah, Nabi memaafkan dan bermusyawarah dengan baik dengan mereka,” kata Rakhim.
Lebih jauh, Rakhim mengatakan bahwa Muhammadiyah merupakan satu-satunya organisasi di Indonesia yang menegaskan ideologinya bahwa Indonesia adalah negara pancasila.
Oleh karena itu, ia meminta kepada seluruh anak bangsa untuk memelihara Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Darul ahdi adalah negara konsensus yang dibangun di atas perjuangan dari darah para pahlawan kita. Dan daru syahadah, tempat kita mempersaksikan diri kita. Jadi, negara tumpah darah kita bersama, maka darul ahdi wassyahadah menjadi sebuah pilihan pasti bagi Muhammadiyah,” ujar Rakhim.
Lanjut Rakhim, gerak Muhammadiyah kini yakni Risalah Islam Berkemajuan. Menurut dia, berkemajuan mengandung pesan bahwa Muhammadiyah tidak boleh jumud dan kaku.
“Prinsip Risalah Islam Berkemajuan itu tauhid dan bersumber pada Alquran dan Assunnah. Selain itu, menghidupkan ijtihad dan tajdid. Di Muhammadiyah ada fiqih lalu lintas, fiqih bencana, fiqih air,” ujar Rakhim.
Rakhim juga berpesan bahwa dalam mengelola amal usaha dengan harus selalu menjaga niat yang ikhlas.
“Niat itu akan memandu kita di jalan rel yang benar yang akan membawa kita dalam menjalankan organisasi nanti,” ucap Rakhim.
Selain itu, kata Rakhim, dalam menjalankan organisasi perlu didasari iman dan jihad. Kemudian dikombinasi antara jihad dan sabar.
“Tingkatkan lagi daya tahan kesebaran kita menjadi sebuah ketabahan yang tangguh dan atur segala sumber daya. Karena itu yang menentukan keberhasilan organisasi kita,” tutup Rakhim.