KHITTAH.CO, MAKASSAR — Setelah beberapa kejadian Razia buku di berbagai daerah di Indonesia terkait pelarangan buku yang diduga berpaham Marxisme dan Leninisme. Kini razia buku kembali terjadi di Kota Makassar tepatnya di Gramedia Trans Studio Makassar, Sabtu (3/8/2019).
Razia buku itu mendapatkan kecaman dari Ketua Umum Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota Makassar, Anriadi. Ia menilai razia buku yang tanpa analisa lebih mendalam adalah kemunduran akal sehat dan kemiskinan budaya intelektual.
”Seharusnya Razia buku ini hrus dimulai dengan memahami serta menganalisa isi buku tersebut, dilakukan oleh pakar yang ahli dibidangnya. Bukan malah dilakukan oleh kelompok tertntu tanpa memahami isinya. Kami harapkan perazia harus paham isinya bukan hanya dilihat dari sampul dan judul bukunya saja,” ungkap Anri.
Anri menyayangkan sebab para mahasiswa akan kesulitan mendapatkan buku referensi untuk urusan akademiknya. Tentu berdampak merugikan bagi kalangan akademik yang meneliti tentang paham seperti itu. Kami yakin akan sulit mendapatkan buku sebagai bahan referensi,” jelas Anri.
Menurutnya, razia ini bisa menimbulkan kegaduhan sebab Mahasiswa atau dosen yang berdiskusi dan membaca buku tentang itu. Akan dicurigai sebgai orang atau kelompok yanh berpaham Marxisme atau Leninisme. Padahal hanya sekadar mendalami ilmu sosial.
”Kta tidak boleh buta tentang paham atau ideologi manapun agar kita mampu menangkal dan menyaring berbagai paham. Jika kita buta tentang paham tersebut akan lebih mudah terpengaruh dan ikut-ikutan, dibandingkan dengam yang lebih paham,” kata Anri.
”Saya berharap agar razia ini dihentikan, sebab tanpa analisa dan kajian yang mendalam, hanya sekadar tafsiran kelompok tertentu semata. Maka akan merugiakan banyak orang,” tambahnya Anri.(BL)