Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Refleksi 1 Abad Muhammadiyah di Sulsel, Terus Masifkan Gerakan Infak!

×

Refleksi 1 Abad Muhammadiyah di Sulsel, Terus Masifkan Gerakan Infak!

Share this article

Refleksi 1 Abad Muhammadiyah di Sulsel, Jangan Matikan Gerakan Infak!

KHITTAH.CO, MAKASSAR- Muhammadiyah masuk di Sulawesi Selatan sejak Mansyur Al-Yamani, pedagang asal Madura yang tercatat sebagai kader Persyarikatan di Surabaya, datang ke Kota Daeng untuk berdagang.

Ia datang ke Makassar pada 1923. Ia rutin menggelar pengajian lalu mengajak jemaahnya untuk mendirikan Muhammadiyah Grup Makassar.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Ambo Asse merefleksi satu abad masuknya Persyarikatan di Bumi Anging Mammiri, saat menyampaikan pidato miladnya pada Ahad, 26 November 2023 di Balai Sidang Muktamar Kampus Unismuh Makassar.

Di hadapan ribuan hadirin, Ketua PWM Sulsel menekankan, salah satu spirit yang memajukan Persyarikatan hingga berusia berabad adalah kesadaran untuk terus berinfak.

Dengan gerakan infak, Muhammadiyah dapat membangun masjid, musalah, sekolah dan madrasah, rumah pemeliharaan anak yatim, hingga perguruan tinggi.

Karena itulah, pada peringatan Milad ke 111 Muhammadiyah tingkat Sulsel itu, PWM mengarahkan panitia untuk menyediakan kotak infak.

Tidak hanya itu, Muhammadiyah Sulsel juga membagikan nasi dus bagi pengendara yang melintasi Jalan Sultan Alauddin, depan Kampus Unismuh Makassar, lokasi perhelatan milad.

“Gerakan infak harus selalu kita masifkan, karena itulah nafas, penggerak Persyarikatan kita. Muhammadiyah menjadi besar karena gerakan infak. Memang, berinfak itu perintah Allah. Dibalas berlipat-lipat ganda bagi orang yang berinfak,” tegas dia.

Guru Besar Ilmu Hadis itu mengaku tergugah dan merasa bangga atas penghimpunan infak oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam rangka Milad ke 111. Dana yang terkumpul untuk pendidikan itu mencapai lebih dari Rp82 Milyar.

Atas itu, PWM Sulsel juga berinisiasi untuk menggalang dana abadi pendidikan. Gerakan Infaq Dana Abadi Pendidikan oleh Muhammadiyah Sulawesi Selatan, patokan nilainya menggunakan usia masuknya Persyarikatan di Makassar yang sudah mencapai 100 tahun pada tahun 2023.

“Gerakan infak kita mulai dari Rp100.000, atau Rp 1.000.000, Rp10.000.000, Rp 100.000.000, Rp1.000.000.000, dan seterusnya. Dana Abadi tersebut akan dimanfaatkan hasilnya untuk kepentingan pendidikan,” ungkap dia.

Ketua PWM Sulsel mengungkapkan, malam hari sebelum peringatan milad, dirinya menyaksikan sendiri para anggota PWM Sulsel memulai gerakan infak.

“Saya saksikan sendiri, para anggota Pimpinan Wilayah mengisi list infak di grup. Karena itu, Saya memulai juga untuk perguruan tinggi, supaya semua perguruan tinggi Muhammadiyah juga melanjutkan itu,” kata dia.

Ketua PWM Sulsel yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah itu mengungkapkan, kampus yang ia pimpin terlah berkomitmen untuk menjadi amal usaha pertama di Sulsel yang akan berinfak dalam gerakan tersebut.

Dalam gerakan yang digalakkan oleh PP Muhammadiyah, ungkap Ambo, Unismuh berinfak dengan kategori Diamond, dengan dana sebesar Rp1.110.000.000.

“Kami harapkan, Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah lainnya, tidak ada yang kosong,” tegas dia disambut tepuk tangan meriah hadirin.

Ambo Asse meyakini, dengan masifnya gerakan infak, maka cabang-ranting Muhammadiyah dapat lebih hidup. Karena itu, dengan tegas, ia menekankan, di Muhammadiyah, gerakan infak harus terus hidup dan semakin masif.

“Kebesaran Muhammadiyah itu dari gerakan infak. Gerakan infak tidak boleh kita matikan. Sekali lagi, karena perintah Allah, infakkan sebagian dari harta yang telah kamu usahakan,” tandas dia.

 

 

 

 

 

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply