Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Rektor UMGO Tantang Jurusan Keperawatan Buka Kelas Internasional

×

Rektor UMGO Tantang Jurusan Keperawatan Buka Kelas Internasional

Share this article

KHITTAH.co, Gorontalo – Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) terus meningkatkan kualitas dan pembaharuan kurikulum pendidikannya dengan menggelar Workshop Penyusunan Kurikulum Institusi Tahun 2021 di Gedung Indoor David Bobihoe Akieb 16—17 September 2021.

Dekan Fikes, Ns. Abd. Wahab Pakaya, S.Kep., M.Kep., M.M. mengatakan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kelulusan perawat, program studi Keperawatan S1 dan Pendidikan Profesi Ners melakukan perbaharuan kurikulum.

“Saya mengucapkan terimakasih atas kehadiran Bapak/Ibu sekalian dan tentu harapan kami dengan kehadiran Bapak/Ibu untuk bisa memberikan masukan terkait penyusunan kurikulum,” ucapnya.

Sementara itu, Rektor UMGO, Prof. Abd. Kadim Masaong dalam sambutannya mengatakan ada tiga hal dalam menata kampus yaitu dosen, kurikulum, dan fasilitas. Dari tiga hal itu, yang lebih dominan yakni dosen.

‘Sebagus apapun kurikulum kalau komitmen dosen kurang baik, maka capaian kurang maksimal,” ujar Prof Kadim.

Ia menambahkan bahwa menjadi seorang dosen tidak hanya berpikir out put tapi harus berpikir out come. “Hari ini awal untuk maju menuju unggul dan berkemajuan ketika melaksanakan workshop kurikulum,” harap Rektor UMGO ini.

Lanjut Prof Kadim, ia berharap kampus harus berbenah. Pasalnya, persaingan global semakin ketat. “Saya menantang Jurusan Keperawatan untuk membuka kelas internasional dan itu dimulai dari kurikulum sehingga alumni UMGO terserap di Timur Tengah dan di seluruh dunia yang membutuhkan perawat,” harapnya.

Ketua PPNI Provinsi Gorontalo, Ns. Rhein Djunaid, M.Kep., berpesan agar kurikulum yang disusun harus memperhatikan standar internasional. Tidak hanya pada layanan kesehatannya, tapi juga perlu penguatan bahasa asing terutama bahasa Inggris.

“Contohnya jemarin ada tawaran dari Arab Saudi dan Timur Tengah untuk penerimaan perawat. Karena mahasiswa tidak menguasai bahasa asing terutama bahasa Inggris, maka banyak yang tidak bersyarat. makanya kurikulum perawat kedepan harus memasukkan bahasa untuk penyempurnaan,” harap Rhein.

Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Kepala LP3M, Dekan FIKES, Kajur Keperawatan, Kaprodi, Ketua PPNI Provinsi Gorontalo.

Pemateri yang dihadirkan dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, Dr.Irna Nursanti, SKP, M.Kep. dan seluruh rumah sakit mitra  dan Puskesmas tempat praktik mahasiswa keperawatan.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply