Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Resepsi Milad ke-113 Muhammadiyah Tingkat Sulsel, Ambo Asse Refleksikan Sejarah Persyarikatan

×

Resepsi Milad ke-113 Muhammadiyah Tingkat Sulsel, Ambo Asse Refleksikan Sejarah Persyarikatan

Share this article

KHITTAH.CO, PALOPO — Peringatan Milad ke-113 Muhammadiyah tingkat Sulawesi Selatan di Lapangan Pancasila, Kota Palopo, Sabtu, 6 Desember 2025, menjadi ajang konsolidasi persyarikatan menjelang satu abad Muhammadiyah di Sulsel. Ribuan kader dan pengurus dari berbagai kabupaten/kota memadati lokasi kegiatan yang berlangsung khidmat sekaligus semarak.

Panitia mencatat, jumlah peserta yang terdata mencapai 5.147 orang per 5 Desember. Pada puncak acara, massa diperkirakan bertambah hingga sekitar 6.000 orang. Mereka datang antara lain dari Gowa, Makassar, Luwu Utara, Wajo, Pinrang, Luwu, dan Sidenreng Rappang.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel Prof Dr Ambo Asse mengatakan, Milad ke-113 Muhammadiyah menjadi ruang refleksi dan penguatan gerakan di daerah. “Umur Muhammadiyah Sulsel telah mencapai 99 tahun. Tahun depan kita memasuki milad satu abad,” ujarnya dalam sambutan.

Ambo Asse menegaskan, Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi keagamaan yang konsisten memperjuangkan kemaslahatan umat dan kesejahteraan bangsa. Menurut dia, Muhammadiyah lahir sebagai gerakan Islam modernis yang memelihara agenda pembaruan (tajdid) dalam kehidupan umat.

Ia juga menyinggung jejak sejarah Muhammadiyah di Sulawesi Selatan. Muhammadiyah mulai berkembang sejak 1923 melalui Mansyur Yamani, pedagang batik/tekstil yang merintis ranting di Makassar. Tiga tahun kemudian, ranting itu berkembang menjadi Cabang Muhammadiyah Makassar. Perkembangan gerakan menguat setelah kedatangan Buya Hamka sebagai utusan PP Muhammadiyah pada 1931 menjelang Kongres Muhammadiyah ke-21.

“Gerakan Muhammadiyah adalah gerakan Islam, gerakan tajdid, amar makruf nahi mungkar, serta gerakan untuk membesarkan umat menuju kesejahteraan bangsa,” kata Ambo Asse. Ia mengajak kader memperluas amal usaha, memperkuat pelayanan sosial, dan meneguhkan nilai Islam berkemajuan dalam kerja-kerja nyata.

Amanah PP Muhammadiyah

Sejumlah pesan strategis juga disampaikan Ketua PP Muhammadiyah Dr KH Agung Danarto. Ia menilai Milad bukan sekadar perayaan tahunan, melainkan momentum “menyusun energi” agar gerakan Muhammadiyah makin progresif.

Agung Danarto mengingatkan pentingnya kepekaan kemanusiaan, terutama saat berbagai daerah menghadapi bencana. Ia mendorong solidaritas warga persyarikatan diwujudkan dalam langkah konkret, termasuk penguatan filantropi dan lembaga zakat.

Selain itu, ia menyoroti isu lingkungan. Agung Danarto menilai, bencana tidak bisa dilepaskan dari kerentanan ekologis, seperti deforestasi dan perubahan fungsi kawasan. Karena itu, Muhammadiyah didorong mengambil peran sebagai pengingat publik agar kebijakan pembangunan tidak abai pada keberlanjutan.

Di sisi lain, Agung Danarto menegaskan dua sisi gerakan Muhammadiyah: penguatan nilai-nilai keagamaan dan penguatan kerja-kerja peradaban melalui amal usaha. Ia mendorong amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial terus ditingkatkan kualitasnya. “Jika abad pertama identik membuka akses, maka abad kedua harus menguatkan kualitas: sekolah unggul, rumah sakit unggul, kampus unggul,” ujarnya.

Penghargaan dan Filantropi

Dalam rangkaian Milad, PWM Sulsel juga menggelar Muhammadiyah Award sebagai bentuk apresiasi untuk sejumlah unsur persyarikatan. Kategori penghargaan mencakup kontribusi program kesejahteraan daerah, keunggulan perguruan tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA), pembinaan cabang-ranting, hingga kinerja organisasi tingkat cabang dan ranting.

Agenda filantropi turut mengemuka melalui penggalangan dukungan pembangunan gedung SDM 13 lantai yang diproyeksikan menjadi pusat penguatan dakwah dan sumber daya manusia. Panitia menyebut ada dukungan mitra perbankan untuk program pemberdayaan, termasuk bagi UMKM dhuafa.

Selain kegiatan puncak, rangkaian Milad juga diisi pawai ta’aruf (30/11/2025) dan kegiatan olahraga seperti Badminton Cup yang melibatkan unsur organisasi otonom dan amal usaha Muhammadiyah.

Pemerintah Provinsi Sulsel hadir melalui Asisten I Pemprov Sulsel, Ishak Iskandar, yang mewakili gubernur. Sejumlah unsur Forkopimda Sulsel dan Forkopimda Kota Palopo turut hadir, termasuk Kapolres Palopo AKBP Dedi Surya Dharma.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply