Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Sabriani, Juara KTI Hadis STQH Sinjai dengan Tema Ketahanan Pangan

×

Sabriani, Juara KTI Hadis STQH Sinjai dengan Tema Ketahanan Pangan

Share this article

Khittah.co, Sinjai – Sabriani, mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar angkatan 2021, berhasil meraih juara 1 dalam cabang lomba Karya Tulis Ilmiah Hadis (KTIH) pada ajang Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) ke-VII tingkat Kabupaten Sinjai. Kompetisi ini berlangsung di Aula Desa Saotengah, Kecamatan Tellulimpoe, dan diikuti oleh peserta dari berbagai kecamatan di Kabupaten Sinjai.

Sabriani mengungkapkan rasa syukur dan bangganya atas pencapaian tersebut, terlebih karena ini adalah kali pertama ia mengikuti lomba KTIH. “Saya merasa bersyukur dan bangga, karena ini pertama kalinya saya ikut dalam cabang lomba Karya Tulis Ilmiah Hadis (KTIH). Saya mempersiapkan diri sejak jauh-jauh hari, dan Alhamdulillah bisa meraih juara 1,” ujarnya.

Perjalanan Kompetisi dan Keunikan Tema

Lomba KTIH ini terdiri dari beberapa tahapan, dimulai dari seleksi awal dengan proses penulisan karya selama delapan jam, hingga sesi presentasi di hadapan dewan hakim yang menilai. Dalam kompetisi ini, Sabriani bersaing dengan 11 peserta lain dari berbagai kecamatan di Sinjai.

Menariknya, Sabriani menjadi satu-satunya peserta yang mengangkat tema ketahanan pangan, sementara peserta lainnya lebih banyak membahas ketahanan keluarga. Dalam karyanya, ia mengulas kondisi pangan di Kecamatan Tellulimpoe serta strategi menjaga ketahanan pangan, yang dikaitkan dengan perspektif hadis.

Persiapan Intensif dan Kendala dalam Kompetisi

Persiapan yang dilakukan Sabriani cukup intens. Ia mendapatkan bimbingan dari pembina di Kecamatan Tellulimpoe, dosen-dosen Unismuh Makassar, serta teman-teman yang pernah mengikuti lomba serupa di tahun sebelumnya. Dalam prosesnya, ia harus mencari referensi sebanyak mungkin dari jurnal, buku, serta tafsir hadis yang relevan.

Salah satu tantangan dalam lomba ini adalah aturan ketat terkait penggunaan teknologi. Peserta tidak diperbolehkan mengakses internet atau menggunakan ponsel selama penulisan. Mereka hanya diperkenankan membawa referensi dalam bentuk fisik dan menggunakan laptop yang telah disterilisasi oleh panitia dengan dokumen kosong sebagai lembar kerja.

Sabriani mengapresiasi penyelenggaraan STQH yang menurutnya menjadi wadah penting bagi generasi muda untuk mengembangkan pemikiran kritis. “Lomba seperti ini luar biasa karena membuka cakrawala anak-anak muda untuk menuangkan ide dalam bentuk tulisan dengan mengelaborasikan data faktual dan hadis,” ungkapnya.

Ke depannya, ia berharap dapat kembali berkompetisi di tingkat Provinsi dalam ajang STQH yang akan digelar di Luwu Utara pada 11–20 April mendatang. “Saya berharap bisa membuat Karya Tulis Ilmiah Hadis (KTIH) yang lebih inspiratif dan bermanfaat bagi banyak orang serta mengharumkan nama Kabupaten Sinjai di tingkat Provinsi dengan menampilkan yang terbaik,” pungkasnya.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply