Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Salat Id di IAIM Sinjai, Sekretaris Majelis Tablig PDM Jelaskan Hikmah Berqurban

×

Salat Id di IAIM Sinjai, Sekretaris Majelis Tablig PDM Jelaskan Hikmah Berqurban

Share this article
KHITTAH.co, Sinjai – Salat Iduladha di Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai berlangsung lancar, Sabtu, 9 Juli 2022.

Kegiatan ini diisi oleh Sekretaris Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sinjai, Fajaruddin, selaku khatib dan imam salat.

Fajaruddin menyampaikan bahwa Iduladha atau Idulkurban merupakan salah satu ibadah yang perlu dilaksanakan di bulan Dzulhijjah. Dirinya mengisahkan, ketaatan Nabi Ibrahim dan anaknya, Ismail, dalam mengikuti perintah Allah Swt.

“Allah menguji kenabian Ibrahim A.S dengan kecintaan pada putranya, yakni menyembelih Ismail. Dalam Q.S Ash-Shaffat ayat 100 dijelaskan bahwa keduanya tunduk pada Qadha’ dan bertekad menjalankan perintah Allah Swt,” ujar Fajaruddin.

Alumni PUTM Yogyakarta ini menjelaskan bahwa dari kisah tersebut, terdapat dua hubungan dengan berqurban.

Pertama, hablumminallah, yakni ibadah yang menghubungkan manusia dengan Allah, Tuhan semesta alam.

“Dengan berqurban, baik secara khusus maupun ibadah secara keumumannya, semata mata dilakukan penuh keikhlasan dan mengharapkan ridha Allah,” terangnya.

Kedua, lanjut dia, hablumminannas yang berarti hubungan dengan saudara seiman, sebangsa dan setanah air. Hal ini, baik dalam bentuk materi maupun nonmateri.

“Berqurban mengajarkan kita untuk satu rasa dengan saudara saudara yang belum mampu. Rasa bahagia dan senang, kita bisa menikmati bersama dengan hewan qurban yang kita sembelih, saling tolong menolong dan membantu satu sama lain,” sambung Fajaruddin.

Dia pun mengajak seluruh jamaah salat Idul Adha untuk meneladani kisah Ibrahim dan Ismail dalam kehidupan sehari hari, khususnya bagi muda mudi sebagai penerus bangsa.

“Zaman sekarang seperti ini, akhlak ataupun moralitas yang dalam diri kita tidak lagi menjadi cerminan baik bagi penerus bangsa. Ini berkaitan dengan berbagai macam krisis yang terjadi dalam segala aspek kehidupan kita,” tukas dia.

“Semangat berqurban dan semangat rela berkorban ini, harus terjaga agar senantiasa dan bisa terwujud menjadi sebuah sikap dalam kehidupan diri, kapan pun dan di mana posisi berada hingga di pelosok negeri,” pesan Fajaruddin (Rls/Syita).

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply