KHITTAH.CO, Makassar — Kepala Pusat Pengembangan, Pengkajian, dan Pengamalan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (P4AIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Samhi Mu’awan Djamal, resmi meraih gelar doktor di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Gelar ini diperoleh setelah ia mempertahankan disertasi berjudul “Pengaruh Kecerdasan Spiritual, Adversity Quotient, dan Efikasi Diri terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan pada Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar” dalam ujian terbuka pada Selasa, 19 Agustus 2025, di Gedung PPs Alauddin, Samata, Gowa.
Dalam menulis disertasi, Samhi dibimbing oleh Promotor Prof. Dr. Hasyim Haddade, S.Ag., M.Ag., dengan kopromotor Prof. Dr. Umar Sulaiman, M.Pd., dan Dr. Syamsuddin, M.Pd.I.
Sidang Promosi dipimpin Rektor UIN Alauddin, Prof Hamdan Juhannis. Adapun tim penguji terdiri dari Prof. Dr. H. Erwin Hafid, Lc., M.Th.I., M.Ed., Prof. Dr. H. Muhammad Yahya, M.Ag., Prof. Dr. H. Munawir Kamaluddin, M.Ag., M.H., Prof. Dr. Hasyim Haddade, S.Ag., M.Ag., Prof. Dr. Umar Sulaiman, M.Pd., dan Dr. Syamsuddin, M.Pd.I.
Hadir sebagai penguji eksternal, Prof Irwan Akib M.Pd., Guru Besar Unismuh Makassar, yang juga merupakan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Temuan Penelitian
Dalam temuan penelitiannya, Samhi menemukan bahwa kecerdasan spiritual terbukti berpengaruh positif terhadap hasil belajar mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Sebaliknya, adversity quotient dan efikasi diri tidak memberikan pengaruh positif signifikan.
“Keberhasilan pembelajaran AIK tidak hanya ditentukan oleh aspek kognitif, tetapi juga ditopang oleh pembinaan spiritual dan karakter mahasiswa,” kata Samhi Mu’awan Djamal.
Ia menambahkan, keberhasilan mahasiswa dalam memahami mata kuliah AIK menuntut pendekatan holistik. “Pembelajaran AIK seharusnya tidak dipersempit pada aspek akademik saja, melainkan harus integratif, menekankan penguatan motivasi, daya tahan, dan pembinaan nilai keislaman,” ujarnya dalam presentasi hasil penelitian.
Temuan ini, menurut Samhi, memiliki implikasi bagi kebijakan kampus dalam merancang strategi pembinaan mahasiswa. Ia menilai perlunya peningkatan kompetensi dosen AIK serta dorongan penelitian lanjutan berbasis pendidikan karakter. “Institusi Muhammadiyah harus terus memikirkan model pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan kecakapan abad ke-21,” katanya.
Rektor Unismuh Makassar, Dr. Abdul Rakhim Nanda, yang hadir dalam ujian promosi terbuka, memberikan apresiasi. “Temuan Pak Samhi akan memberi kontribusi bagi pengembangan AIK sebagai jantung kurikulum di Unismuh. Apalagi beliau merupakan Ketua Lembaga yanh memang membidangi pengkajian dan pengamalan AIK di Unismuh,” ucap Rakhim.
Sementara itu, Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis yang memimpin sidang Ujian Promosi Doktor menyebut, bahwa Samhi merupakan doktot ke 1487 di UIN Alauddin. Ia menyelesaikan studi dalam tempo 3 tahun 11 bulan, dengan IPK 4.0, sehingga layak menyandang predikat ‘Sangat Memuaskan’.
Hamdan berharap dengan capaian ini, Samhi bisa menjadi jembatan yang semakin mengokohkan hubungan antara UIN Alauddin dan Unismuh Makassar.
“Sebelumnya telah ada Prof Ambo Asse, Prof Bahaking Rama, dan Prof Andi Sukri Syamsuri. Saya berharap Pak Samhi bisa terus meneguhkan relasi yang telah terbangun selama ini.
Profil Singkat
Samhi sendiri bukan sosok baru dalam dunia pendidikan dan organisasi. Putra mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, KH Djamaluddin Amien ini, Lahir di Bantaeng pada 12 Juli 1961.
Ia menamatkan pendidikan dasar di SD Aisyiyah Cabang Bantaeng tahun 1973, lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta. Ia kemudian meraih gelar sarjana di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta pada 1991, dan magister di UIN Alauddin Makassar pada 1997.
Aktivitas organisasinya dimulai sejak masa sekolah di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, saat ia dipercaya menjadi ketua asrama. Di bangku kuliah, ia aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), pernah menjabat Ketua Komisariat Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga, Ketua Korkom IMM Sunan Kalijaga, dan Ketua Bidang Organisasi DPP IMM DIY.
Karier birokratnya dimulai sebagai Kepala Tata Usaha Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tahun 1992. Tahun berikutnya, ia pindah ke Unismuh Makassar sebagai Kepala Tata Usaha FKIP. Kariernya menanjak hingga menjabat Wakil Dekan IV FISIP, Wakil Dekan IV FISIPOL, Wakil Rektor IV, bahkan Wakil Rektor III Unismuh Makassar pada periode 2005–2009 dan 2010–2014.
Selain itu, Samhi juga tercatat sebagai Ketua Lembaga Pengkajian, Pengembangan, dan Pengamalan AIK (LP3AIK) Unismuh Makassar. Kini ia dipercaya sebagai Kepala P4AIK, lembaga yang mengawal integrasi keilmuan dan nilai keislaman di Unismuh.
Selain di mengajar di Unismuh, Samhi juga tercatat sebagai dosen ASN yang mengajar di Fakultas Adab UIN Alauddin Makassar. Ia dikenal sebagai pengajar yang tekun menanamkan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan akademik.
Kehidupan pribadinya juga erat dengan dunia pendidikan. Ia menikah dengan Dra. Izatul Mubarokah, M.Pd.I., dan dikaruniai lima anak: Imtihana Fitria, Salwa Rufaida, Zaki Fahrur Rozi, Nailul Humam, dan Arina Ulin Niama.
Bagi Samhi, pencapaian gelar doktor bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab baru. “Saya berharap hasil penelitian ini dapat memberi manfaat bagi Unismuh Makassar dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah lainnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran AIK,” pungkasnya.
Hadir dalam ujian ini, kolega Samhi dari UIN Alauddin, Unismuh Makassar, maupun keluarga besar KH Djamaluddin Amin.