Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Sejarah Baru Musycab Muhammadiyah-‘Aisyiyah Curio

×

Sejarah Baru Musycab Muhammadiyah-‘Aisyiyah Curio

Share this article
Ketua PDM Enrekang, Muh Husain Kamaruddin saat menyampaikan talig akbar dalam Musycab Muhammadiyah-‘Aisyiyah Curio (sumber foto: rls)

KHITTAH.CO, ENREKANG– Musyawarah Cabang (MusycabV Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Curio mengukir sejarah baru. Pasalnya, musycab itu dihelat di MTs. Al-Hikmah Parombean.

Madrasah tersebut merupakan salah satu amal usaha Muhammadiyah Cabang Curio yang belum lama diwakafkan ke Muhammadiyah oleh ketua yayasan, putra Parombean yang pernah menjadi Pimpinan Daerah Muhammadiyah.

Ketua panitia, Lahuddin mengatakan, Musycab kali ini menjadi sejarah karena untuk pertama kalinya pemilihan menggunakan e-voting.

“Hal itu menjadi pembeda karena dari empat cabang yang telah bermusyawarah belum ada yang menggunakan e-voting, semua masih manual,” kata Lahuddin.

Hal itu menandakan, pimpinan cabang berusaha untuk lebih berkemajuan dalam setiap pergerakan. Itu sejalan dengan tema yang diusung ” Aktualisasi Gerakan Muhammadiyah dan Aisyiyah Menuju Masyarakat Enrekang yang berkemajuan”.

Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Curio Jufri, menyampaikan suka duka dalam mengurus Persyarikatan periode ini.

Ia mengungkapkan, dalam setiap kegiatan, bahkan dalam memilih pengurus, pihaknya akan melakukan penunjukan. Bahkan, forum dihadiri paling banyak 10 orang.

“Namun dalam musycab kali menjadi sejarah tersendiri bagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Curio yang dilaksanakan dengan meriah dan sesuai dengan aturan di Persyarikatan,” tutur Jufri.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Curio, Sumarni Kaso mengatakan di Enrekang, daerahnya merupakan salah satu yang mendirikan amal usaha pendidikan terbanyak.

PCA Curio merupakan salah satu pemilik TK ‘Aisyiyah terbanyak. Bahkan, kata dia, sejarah berdirinya ‘Aisyiyah di daerah tersebut berkaitan erat dengan pendirian amal usaha di Curio.

Ia tak upa mengajak seluruh warga ‘Aisyiyah untuk menjadi ibu – ibu yang berkemajuan. Selain itu, ia menekankan ‘Aisyiyah beriringan dengan Muhammadiyah dalam mengurus organisasi.

Dalam pembukaan musycab, Wakil Ketua PDM Enrekang yang mengoordinasi Majelis Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata Yunus Busa hadir memberikan amanat.

Dalam amanatnya, Yunus menegaskan bahwa pergerakan dakwah Muhammadiyah dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial kemasyarakatan tidak diragukan lagi.

Hal itu terbukti dengan banyaknya sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit, dan panti asuhan Muhammadiyah yang sudah memberi manfaat dan kontribusi yang besar bagi masyarakat.

Namun satu hal yang menjadi fokus pergerakan sekarang, kata Rektor Universitas Muhammadiyah Enrekang itu, adalah bidang ekonomi.

Ia menegaskan, tidak bisa dimungkiri bahwa bidang ekonomi menjadi pilar penting dalam menopang kemajuan bangsa. Sehingga warga Muhammadiyah harus menggarap bidang ekonomi ini sebagai lahan dakwah.

Yunus menyebut salah satu yang bisa dikembangkan untuk perekonomian adalah bidang pertanian.

“Tema tema pengajian tidak mesti fokus terus pada bidang agama, tapi sekali – kali lakukanlah pengajian dengan tema pertanian, misalnya pembuatan pupuk organik dengan menghadirkan pemateri yang kompeten,” kata dia.

Menurut dia, pengajian pertanian itu tetap bisa dikaitkan dengan ayat-ayat Alquran dan hadis- hadis yang relevan. “Kalau pengajian nya seperti itu, saya yakin pengajian akan ramai,” kata dia.

Di akhir acara pembukaan, Ketua PDM Enrekang Muh. Husain Kamaruddin hadir membawakan Tablig akbar. Dalam pengajiannya, ia menyinggung tentang pentingnya kolaborasi antara orang tua dan anak muda dalam dakwah.

Selain itu, Ketua PDM sempat menyampaikan kesyukurannya karena acara pembukaan musycab yang meriah dengan beberapa penampilan.

Penampilan itu, di antaranya tarian yang dibawakan oleh murid – murid TK ABA Parombean dan penampilan seni Barutung oleh siswa MTs. Al-Hikmah Parombean.

Seni barutung ini cukup menarik dan unik karena merupakan kearifan lokal masyarakat parombean.

Parombean memang dikenal dengan kekayaan seni budaya bahkan pariwisatanya. Potensi seni budaya yang dimiliki ini menjadi modal tersendiri bagi Muhammadiyah cabang Curio dan bisa dikembangkan melalui Lembaga Budaya, Seni dan Olahraga.

Setelah acara pembukaan dilanjutkan dengan musyawarah Muhammadiyah dan Aisyiyah cabang Curio yang dipimpin oleh SC dari LPCR PDM Enrekang.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner ITKESMU SIDRAP

Leave a Reply