Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Muhammadiyah

Sejarah Muhammadiyah Gowa, dari Abu Bakar Daeng Bombong sampai Muallimin Jongaya

×

Sejarah Muhammadiyah Gowa, dari Abu Bakar Daeng Bombong sampai Muallimin Jongaya

Share this article
Pusat Dakwah Muhammadiyah (PUSDAM) Gowa (sumber foto:Muhammadiyah Sulsel blogspot)

KHITTAH.CO- Sejarah Muhammadiyah Gowa akan diulas oleh KHITTAH, kali ini. Sebelumnya, kita harus mengetahui, Gowa merupakan salah satu Kabupaten di Sulawesi Selatan dengan Sungguminasa sebagai ibukotanya.

Sebelum kemerdekaan, Kabupaten ini dahulunya merupakan Kerajaan yang dipimpin oleh seorang Sultan. Salah satu yang paling terkenal adalah Sultan Hasanuddin.

Kabupaten ini juga dikenal sebagai salah satu basis Muhammadiyah yang hingga kini terus menghasilkan mubalig dan kader penggerak Persyarikatan. Tentu hal tersebut tidak serta-merta terjadi, ada sejarah panjang dibalik kesuksesan kini.

Secara geografis, Kabupaten Gowa berbatasan langsung dengan Kota Makassar. Oleh sebab itu, kehadiran Muhammadiyah di Butta Patturioloang tidak lepas dari peranan Muhammadiyah Makassar yang juga menjadi cikal bakal lahirnya Muhammadiyah di Sulawesi Selatan.

Kabupaten ini pada saat awal masuknya Muhammadiyah masih berbentuk kerajaan di bawah pemerintahan Mangngi-Mangngi Daeng Matutu.

Dilansir dari gowa.muhammadiyah.or.id berdirinya Muhammadiyah Gowa tidak lepas dari peran Abubakar Daeng Bombong yang merupakan salah satu anggota Muhammadiyah Group Mariso yang bertempat di cabang Makasar.

Ia berprofesi sebagai tukang jahit yang tinggal di Pa’baeng-baeng. Abubakar Daeng Bombong dikenal sebagai seorang kader yang aktif mengikuti pengajian serta ditempa langsung oleh Group Mariso.

Ia juga dikenal merupakan pelopor berdirinya Muhammadiyah Group Jongaya pada 1928. Selain itu, Abubakar Daeng Bombong juga berupaya mengadakan pembinaan di daerah tempat tinggalnya di Pa’baeng-baeng yang pada akhirnya menjadi cikal bakal berdirinya Ranting Muhammadiyah pertama di Kabupaten Gowa yaitu Ranting Jongaya.

Ia kemudian membangun musalah dan menjadikannya sebagai tempat untuk mengadakan pertemuan-pertemuan dan pengajian-pengajian. Di musalah itulah para peserta bersepakat untuk membentuk Group Jongaya dengan Abubakar Daeng Bombong sebagai Voorzotter (Ketua), Abd. Razak Daeng Ngerang sebagai secretaris (Sekretaris), dibantu oleh Abd. Razak Daeng Mile, Daeng Sikota, Ismail, dan Sarapa Daeng Tarru.

Setelah Group Muhammadiyah Jongaya terbentuk, otomatis hal tersebut menjadi Ranting pertama di Kabupaten Gowa dan di bawah pembinaan Muhammadiyah Cabang Makassar.

Karena itulah, secara keorganisasian, Muhammadiyah telah masuk di daerah Gowa. Dalam perjalanannya, mereka terus menggiatkan kegiatan-kegiatannya dan dengan demikian seiring berjalannya waktu anggota-anggotanya pun semakian bertambah dengan mengikuti pengajian.

Materi pengajian sendiri disampaikan oleh pengurus secara bergantian. Biasanya juga mereka mengundang pengurus-pengurus Cabang Makassar. Tercatat pula bahwa peserta pengajian yang terus bertambah dari Jongaya dan diikuti pula oleh orang-orang dari luar Jongaya dalam daerah Gowa.

Karena itulah, musalah yang awalnya didirikan tersebut dirasa kurang memadai. Maka dengan sebidang tanah milik Abdul Razak Daeng Ngerang dibangunlah musalah dan juga tempat pendidikan.

Sekolah Muhammadiyah Group Jongaya berhasil didirikan dan selanjutnya dikenal dengan nama Muallimin Muhammadiyah Jongaya. Berdirinya tempat tersebut tentunya sangat berperan penting dalam menanamkan paham Muhammadiyah di masyarakat. Hal tersebut cukup berkontribusi dalam mengembangkan Persyarikatan Muhammadiyah di tanah bersejarah tersebut.

Ditulis oleh: Nuryusriati

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner UIAD

Leave a Reply