KHITTAH.CO, MAKASSAR – Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan (Sulsel) tancap gas dengan menggelar konsolidasi ide dan rembuk gagasan bersama anggotanya.
Hal itu dilakukan saat pertemuan perdana MPI di Jeger Coffee, Jalan Skarda N, Kota Makassar pada Ahad, 25 Juni 2023 siang.
Rapat dihadiri oleh 23 pengurus MPI PWM Sulsel yang akan dikukuhkan pada Ahad 2 Juli 2023 mendatang.
Pada pertemuan itu, Hadisaputra menyampaikan bahwa terdapat tiga ranah yang akan menjadi obyek konsentrasi MPI PWM Sulsel periode ini.
Tiga ranah tersebut, yaitu penguatan literasi, digitalisasi, dan media massa. Hal itu sudah diputuskan dalam Musyawarah Wilayah (Musywil) ke 40 Muhammadiyah Sulawesi Selatan di Enrekang, Maret lalu.
Setelah memberi pengantar, Hadi menyilakan kepada anggota yang hadir untuk menyampaikan gagasan mereka masing-masing.
Hasil jajak pendapat itu akan dijadikan referensi terkait agenda kerja yang akan diusulkan MPI PWM Sulsel dalam rapat kerja nantinya.
Diketahui, kali ini, MPI PWM Sulsel diisi oleh anggota dengan latar belakang profesi yang berbeda-beda. Hanya saja, profesi yang dilakoni itu berkorelasi dengan konsentrasi kerja MPI.
Anggota MPI itu di antaranya, ada wartawan senior, pegiat IT dan teknologi informasi, penulis, dan pegiat literasi. Alhasil, rapat perdana itu menghasilkan sejumlah poin masukan yang akan dikonsolidasikan kembali pada rapat kerja MPI nanti.
Saran pertama ialah MPI menulis sejarah Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) pada bidang kesehatan. Mulai dari Rumah Sakit Muhammadiyah hingga Klinik ‘Aisyiah.
Wakil Ketua MPI PWM Sulsel, Andi Muhammad Ilham mengatakan, hingga kini, belum ada tulisan terkait AUM Kesehatan Muhammadiyah. Padahal, kiprah AUM tersebut di Sulsel sudah lama terasa manfaatnya bagi publik.
Komisioner KPID Sulsel itu juga menekankan, MPI Sulsel harus menjalin koordinasi dengan majelis lain di internal PWM dan juga PDM.
Harapannya, semua kegiatan Persyarikatan, termasuk program majelis-lembaga dapat diketahui khalayak melalui pemberitaan.
Sementara itu, menurut Koordinator Bidang Penguatan Media Massa, Nasrullah, majelis penanggung jawab kehumasan itu harus memastikan, seluruh PDM di Sulsel juga membentuk MPI.
Langkah itu harus dilakukan guna menjamin agenda kehumasan Persyarikatan berjalan secara optimal.
Wartawan senior itu juga menyarankan, MPI Sulsel mesti menulis profil Pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah.
Profil yang dimaksud berupa sejarah dan kondisi terbaru masing-masing struktur pada level pimpinan terkait. “Tentu, nantinya, penulisan profil ini akan dikoordinasikan dengan LPCR,” kata dia.
Saran juga datang dari Kasri Riswadi, Koordinator Bidang Penguatan Jaringan dan Hubungan Antarlembaga.
Menurut dia, MPI PWM Sulsel juga harus memperbaharui Memorandum Of Understanding (MoU) dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulsel. Hal itu mengingat, MoU antara kedua lembaga sudah berlangsung selama satu dekade.
Wakil Ketua Fadli A Natsif juga menyampaikan gagasannya dalam rapat itu. Ia memandang, periode ini, MPI Sulsel sudah harus menjadi fasilitator penerbit karya-karya penulis dan akademisi Muhammadiyah.
Karena itu, ia menyarankan MPI harus segera ambil ancang-ancang untuk pendirian perusahan dalam bidang penerbitan.
Ia juga mengingatkan, pendirian perpustakaan MPI yang sejak periode lalu diprogramkan, tapi belum terealisasi.
Dosen UIN Alauddin yang juga penulis itu mendambakan perpustakaan itu menjadi rujukan nomor satu para peneliti terkait Muhammadiyah.
“Kita harus wujudkan, perpustakaan itu menjadi rujukan, tempat para peneliti ‘Muhammadiyah Studies’ untuk mencari referensi kepustakaan atau arsip. Karena itu, perpustakaan harus dikelola secara profesional oleh Pustakawan Muhammadiyah.”
Selain itu, konsolidasi dengan Perpustakaan AUM di tingkat daerah juga akan dilakukan secara intens. Hal itu penting dilakukan, agar perpustakaan sekolah, perguruan tinggi, dan masjid dapat berfungsi optimal.
Terakhir, Sekretaris MPI Sulsel, Zulfikar Hafid menyampaikan bahwa PWM Sulsel, sejak periode lalu telah menyetujui pengajuan MPI Sulsel terkait pengadaan studio penyiaran di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah (Pusdam) Sulsel.
Bahkan, kata dia, Ketua PWM Sulsel, Ambo Asse telah menunjuk dua ruangan untuk dijadikan sebagai studio penyiaran dan Kantor MPI Sulsel.
PWM Sulsel juga telah menyetujui Khittah.co sebagai media resmi Muhammadiyah Sulsel untuk menjadi perusahaan dan dikelola secara independen. Selain hal pemberitaan, Khittah juga harus bergerak masif di jaga maya.
“Tinggal, untuk mendukung potensi SDM-nya. Kita butuh itu. Untuk SDM yang sudah ada, kita perlu memberikan pelatihan internal, utamanya terkait skill jurnalistik yang SEO-friendly,” kata dia.
MPI PWM Sulsel harus menjadi solusi atas realitas kini bahwa Persyarikatan Muhammadiyah tertinggal di jagat media maya.
Reporter: Agus Umar Dani