Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Sikap dan Pemikiran Buya Syafi’i Harus Dilanjutkan

×

Sikap dan Pemikiran Buya Syafi’i Harus Dilanjutkan

Share this article
Syafi'i Ma'arif Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Tiga Bukunya Diluncurkan

KHITTAH.CO, Makassar- Direktur Eksekutif Maarif Institute Abd Rohim Ghazali mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi pemikiran-pemikiran kritis Buya Syafii Ma’arif, terkait isu-isu ke-Islaman, kebangsaan, kemanusiaan, kebhinekaan, dan keadilan sosial. 

Karena itu, pihaknya menerbitkan tiga buku pemikiran Buya yang diterbitkan Kompas, Mizan dan Suara Muhammadiyah.

Tiga buku tersebut berjudul, “Bulir bulir Refleksi Sang Mujahid” (Kompas, 2022), “Indonesia Jelang Satu Abad, Refleksi tentang Keumatan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan” (Mizan, 2022), dan “Al-Quran Untuk Tuhan Atau Untuk Manusia?” (Suara Muhammadiyah, 2022)

Rohim menghaturkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada ketiga penerbit tersebut, yang dengan tulus menerbitkan kumpulan karya tulis Buya Syafii, sehingga kini sudah bisa dinikmati oleh anak anak bangsa.

“Penerbitan ini, tentu merupakan usaha keras untuk merekam riwayat intelektualisme Buya Syafii yang selama ini berkembang di ruang publik. Kami berharap kehadiran ketiga buku ini dapat memberikan sumbangan dalam memperkaya khazanah Islam Indonesia”, ujar Rohim.

Sementara itu, Cendekiawan Musdah Mulia, saat mengawali pemaparannya, mengucapkan selamat atas terbitnya tiga buku Buya Ahmad Syafii Maarif.

Menurut dia, buku ini layak dibaca tidak hanya oleh mereka yang tertarik dengan masa depan dunia Islam, tetapi juga oleh setiap orang yang peduli akan masa depan kemanusiaan.

Musdah mengenang Buya Syafii sebagau sosok yang berani mengungkapkan pendapat secara kritis, obyektif dan jernih.

Sosok seperti inilah yang, menurutnya, dibutuhkan bangsa Indonesia sekarang ini. Kata Musdah, Buya juga orang yang berempati pada orang-orang yang mengalami penindasan.

“Itu terlihat ketika Buya dengan berani tanpa rasa takut menyebut Ahok tidak menghina Al Quran, khususnya Surat Al-Maidah 51,” ujar dia di Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta Pusat 27 Oktober 2022 siang.

Musdah juga menambahkan bahwa Buya Syafii adalah tokoh yang sangat memberikan perhatian penuh serta penghormatan setinggi-tingginya pada kaum perempuan.

“Meskipun Buya Syafii tidak menulis hal-hal yang lebih spesifik tentang isu-isu kesetaraan dan keadilan gender, isu feminisme, bagi saya cukup dua hal. Buya tidak melakukan poligami dan tidak melakukan kekerasan terhadap perempuan, baik di ruang domestik maupun ruang publik” jelas Tokoh Perempuan Indonesia ini.

Sementara itu, narasumber berikutnya, Ade Armando, memaparkan bahwa peluncuran buku ini menjadi penting dalam rangka menyosialisasikan dan melanjutkan pemikiran Buya Syafii Maarif dalam konteks keindonesiaan.

Menurut dia, buku yang memuat isu-isu ke-Islaman, kebangsaan, kemanusiaan, dan juga pengalaman bangsa Indonesia sebagai sebuah bangsa patut untuk dijadikan bahan refleksi.  

“Semoga buku ini bisa menyebarkan pemikiran Islam yang inklusif, toleran, moderat serta berpihak pada kemanusiaan, kenegaraan serta keindonesiaan, utamanya di kalangan anak-anak muda millenial”, ujar Ade.

Pembicara lainnya yang juga hadir dalam peluncuran buku ini adalah Budiman Tanuredjo (Wartawan Senior Kompas) dan Putut Widjanarko (Dosen Universitas Paramadina). Bertindak sebagai moderator dalam acara ini, Moh. Shofan (Direktur Program MAARIF Institute).

Sebelum sesi diskusi buku dimulai, acara ini diawali dengan pengumuman pemenang sayembara video pendek lomba menulis essai sekaligus penyerahan hadiah secara simbolis.

Acara dilanjutkan dengan penandatanganan replika buku dan penyerahan buku karya Ahmad Syafii Maarif kepada sejumlah perwakilan, yaitu Putri Kuswinuwardhani (Anggota Dewan Pertimbangan Presiden RI), Subiyantoro (pejabat negara), St. Sularto (Media Kompas), Ifa Hanifah Miscbah (NGO), dan Nirwansyah (perwakilan peserta pemenang sayembara).

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner PMB UNIMEN

Leave a Reply