Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
AUM PendidikanBerita

KrisMuha: Suster Fanti, Biarawati yang Kuliah di Universitas Muhammadiyah Madiun

×

KrisMuha: Suster Fanti, Biarawati yang Kuliah di Universitas Muhammadiyah Madiun

Share this article
Suster Fantiana Maria Mo’ong, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Madiun

KHITTAH.CO, MADIUN– KrisMuha atau Kristen Muhammadiyah adalah istilah yang pernah diungkap Abdul Mu’ti, terkait umat Kristiani yang ada dalam Persyarikatan.

Istilah itu berdasarkan fakta bahwa banyak sekali umat Nasrani yang bersekolah, kuliah, dan bekerja di Persyarikatan Muhammadiyah. Kita mudah saja menemukan hal itu di Indonesia bagian timur.

Namun, ternyata, KrisMuha juga kita jumpai di Madiun, tepatnya di Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD).

Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Madiun (UMMAD) merupakan pemeluk keyakinan berbeda dengan mayoritas mahasiswa UMMAD.

Hal itu menunjukkan UMMAD merupakan universitas yang inklusif dan memiliki toleransi yang baik terhadap non-Muslim.

Salah satu mahasiswa KrisMUha di UMMAD itu adalah Fantiana Maria Mo’ong, atau biasa dipanggil dengan Suster Fanti.

Fantiana yang Biarawati Katolik itu, merupakan Mahasiswa Semester 2 Program Studi Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMMAD.

Suster Fanti, perempuan kelahiran Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur. Ia sudah mengabdikan hidupnya selama 13 tahun sebagai suster di Sekolah Luar Biasa (SLB) Bhakti Luhur Kota Madiun.

Ketika ditanyai alasan Sister Fanti memilih kuliah di UMMAD, ia mengatakan, dirinya memang sudah tahu inklusivitas kampus itu.

“Meskipun kampus UMMAD notabenenya adalah kampus Islam, tetapi terbuka untuk orang-orang non-Muslim,” kata dia.

Fantiana mengaku tidak pernah menemui masalah selama kuliah di UMMAD sebab toleransi beragama antar mahasiswa sangat tinggi di kampus UMMAD.

“Saya merasa senang, merasa tidak sendiri, tidak ada kesenjangan. Teman-teman juga baik mengedepankan toleransi,” ujar Fantiana.

Ia pun mengaku tidak ada masalah, ketika dirinya mengikuti mata kuliah agama Islam. Hal itu ia maknai sebagai proses untuk menambah wawasan ilmu agama.

“Walaupun saya mengikuti kuliah agama Islam, tetapi tidak menjadi masalah karena kita belajar untuk menambah wawasan. Setiap agama itu mengajarkan hal-hal yang baik,” terang Fantiana.

Alasan lainnya kuliah di Prodi Kesejahteraan Sosial FISIP UMMAD, Suster Fanti mengatakan karena dirinya mendapat tugas kuliah dari pihak Yayasan Bhakti Luhur Madiun.

Di Yayasannya itu, kata dia, masih sedikit pengurus yang mendalami bidang Kesejahteraan Sosial, kebanyakan, ilmu agama.

“Jadi, kita mencari kampus yang ada jurusan Kesejahteraan sosial. Kebetulan ada di Universitas Muhammadiyah Madiun,” terang Suster Fanti, saat diwawancarai pada Ahad, 6 Agustus 2023 lalu.

“Sebetulnya, saya sudah kuliah S1, tetapi sarjana agama. Kami mengabdi di Yayasan Bhakti Luhur yang notabenenya ini berkecimpung di bidang sosial, jadi saya berkuliah di sini,” jelas Fantiana.

Suster Fantiana tidak menampik awal mula berkeinginan masuk kuliah di UMMAD ia sempat merasa takut tidak diterima.

Namun setelah masuk, justru sebaliknya pihak kampus sangat terbuka dengan perbedaan kepercayaan yang ia miliki.

Ia juga mengatakan mahasiswa di kampus UMMAD sangat menghargai dan toleransi terhadap perbedaan kepercayaan yang dianutnya. (rls)

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply