Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Teguhkan Ideologi Pengurus Majelis-Lembaga, Ambo: Komitmen Dakwah Harus Kuat dan Bersinergi

×

Teguhkan Ideologi Pengurus Majelis-Lembaga, Ambo: Komitmen Dakwah Harus Kuat dan Bersinergi

Share this article
Ketua PWM Sulsel, Ambo Asse saat memberikan amanah dalam Pengukuhan dan Peneguhan Ideologi Majelis-Lembaga PWM Sulsel (sumber foto: AHZ)

KHITTAH.CO, MAKASSAR- Sebelum pengukuhan, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan memberikan peneguhan ideologi organisasi kepada pengurus majelis-lembaga pada Ahad, 2 Juli 2023 di Balai Sidang Muktamar Kampus Unismuh Makassar.

PWM Sulsel mengukuhkan pengurus majelis-lembaga pada sore hari, setelah forum peneguhan ideologi.

Saat menyampaikan amanahnya dalam acara pembukaan, Ketua PWM Sulsel, Ambo Asse menegaskan, keharusan untuk berkomitmen yang kuat dan bersinergi dengan seluruh elemen dalam mengamalkan ajaran Islam yang bersumber pada Quran dan Sunah.

“Dengan niat ikhlas, lillaahitaala, berlandaskan tauhid dengan prinsip wasatiah. Maksudnya wasatiah itu, tidak ekstrem kiri dan tidak juga ekstrem kanan,” tegas dia.

Ia juga mengajak untuk berkomitmen secara kolektif demi menyukseskan kepemimpinan sesuai ideologi dan Khittah Perjuangan Muhammadiyah dengan visi “Mencerahkan Umat, Memajukan Sulawesi Selatan untuk Indonesia Bermartabat”.

“Ini adalah visi kepemimpinan kita periode 2022–2027, kita harus berkomitmen untuk bekerja mewujudkan visi itu,” kata dia.

Visi itu dapat terwujud dengan sinergitas seluruh pimpinan, majelis-lembaga, ortom, dan amal usaha. “Kita bersinergi dalam menjalankan hasil-hasil permusyawaratan Persyarikatan Muhammadiyah dengan baik sebagai ibadah kepada Allah Swt.”

“Kita juga harus bersemangat melaksanakan segala aktivitas sebagai bentuk jihad fii sabilillah dalam Persyarikatan Muhammadiyah dengan makna bersungguh-sungguh melaksanakan aktivitas yang bersifat inovatif dan kreatif sebagai amal kebajikan yang disertai dengan kesabaran,” kata dia.

Hal yang pasti, Muhammadiyah harus terus konsisten melakukan pencerahan dan pencerdasan melalui gerakan dakwah, pendidikan, pembinaan, pengendalian, serta antisipasi, dan penyelesaian masalah-masalah.

Tugas Dakwah Muhammadiyah

Ia juga mengingatkan, mengurus Persyarikatan ini adalah amanah dari Allah. Hal itu karena seluruh aktivitas Muhammadiyah adalah wujud gerakan Islam, tajdid, dan amar ma’ruf nahi munkar yang bersumber pada Quran dan Sunah.

Tugas Muhammadiyah, kata Ambo, tergambar dari ayat Quran Al-Imran ayat 104 yang dijadikan landasan pendiriannya. Tugas itu yakni mendakwahkan al-ma’ruf dan mencegah kemungkaran.

Lebih lanjut, kata dia, terkait tugas dakwah itu, Muqadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah menggolongkan manusia atas dua, yakni orang yang menerima Islam sebagai agama dan yang belum menerima Islam.

Manusia yang menerima Islam sebagai agama disebut umat ijabah dan yang belum menerima Islam sebagai umat dakwah.

“Menghadapi umat dakwah, kita menyampaikan kebenaran dan kebaikan agama Islam. Kita juga harus menyerukan Islam dengan baik. Demikian juga kepada umat ijabah, kita meluruskan pemahaman dan pengamalan ajaran agama yang disyariatkan oleh Allah Swt,” terang dia.

Dalam kesempatan itu, Ambo Asse juga menegaskan, pemurnian yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah pemurnian terhadap pemahaman dan pengamalan agama Islam.

“Bukan agama Islam yang dimurnikan, karena memang agama Islam sudah murni bersumber pada Quran dan Sunah Maqbulah,” tandas dia.

Putusan Organisasi Wajib Dilakukan

Ketua PWM Sulsel menyebut, prinsip kepemimpinan dalam Muhamamdiyah adalah kolektif dan kolegial. Segala keputusan dalam Persyarikatan, diambil dengan musyawarah.

Rektor Unismuh Makassar itu juga menekankan, sikap dan pernyataan terkait politik kebangsaan itu menjadi tugas dan tanggung jawab Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

“Kita di wilayah dan di bawahnya, tidak berhak membuat pernyataan atau sikap,” tegas dia.

Seluruh kebijakan Pimpinan Persyarikatan yang secara resmi dinyatakan, menjadi kewajiban untuk dilaksanakan.

“Segala program kegiatan dan amal usaha adalah kebajikan atau amal salih dalam upaya tegaknya persatuan, persaudaraan, kedamaian, dan keadilan, serta kesejahteraan masyarakat sebagai wujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dalam liputan rahmatan lil ‘alamin, baldatun thayyibatun wa Rabbun ghafur,” kata dia.

Ambo mengutip, firman Allah Swt yang artinya, “Orang-orang yang berijihad mencari karunia dan rida kami, niscaya kami akan menunjukkan ke jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang melakukan kebaikan”.

“Maka, Insya Allah, Muhammadiyah tidak melakukan aktivitas, kecuali kebaikan-kebaikan,” tegas Ambo.

Sementara itu, ketua panitia, Muhammad Syafaat S Kuba melaporkan, pengukuhan dan peneguhan ideologi dihadiri oleh 444 orang, sesuai dengan jumlah pengurus majelis dan lembaga dalam lingkup PWM Sulsel.

Ia mengatakan, pihaknya sengaja mengategorisasi meja sesuai majelis dan lembaga. Selain itu, pihaknya juga memberikan label di setiap kursi sesuai dengan nama di SK.

“Akhirnya, dengan begitu, terlihat juga, pengurus yang belum sempat hadir, kelihatan kursinya masih kosong. Oleh karena itu, mohon maaf, kalau bisa sesama majelis bisa mengabarkan ke teman-temannya untuk bisa menghadiri, karena sesungguhnya agenda ini bersifat wajib dihadiri,” tutup dia.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply