KHITTAH.CO, MAKASSAR – Dosen Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sitti Arwati, resmi menyandang gelar doktor. Ia sukses mempertahankan disertasinya pada Ujian Promosi Doktor Program Studi Ilmu Pertanian, Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Selasa 19 Agustus 2025.
Sidang promosi doktor yang digelar terbuka itu menghadirkan tim penguji internal dan eksternal diantaranya Prof Dr Ir Rahmawati, MS (Promotor), Dr Hilawaty, M.Si (Co-Promotor), Dr. I Wayan Arnata S.TP., M.Si (Penguji Eksternal) dari Universitas Udayana. Pimpinan sidang Dekan Pascasarjana Prof. dr. Budu, Ph.D.,Sp.M(K)., M.MedEd
Dalam disertasinya yang berjudul “Kerentanan Rumah Tangga Pembudidaya Rumput Laut dalam Beradaptasi terhadap Perubahan Iklim di Kabupaten Takalar”, Arwati meneliti kondisi masyarakat pesisir di Desa Laikang dan Ujungbaji, Takalar.
Hasil riset menunjukkan rumah tangga pembudidaya di Desa Ujungbaji masuk kategori sangat rentan dengan skor 0,87.
Ia menemukan tiga faktor faktor utama yang menentukan kerentanan, yakni pengetahuan, perilaku adaptif, dan pendapatan.
Ketiganya punya kontribusi berbeda. Pengetahuan misalnya, di satu sisi bisa meningkatkan kapasitas adaptif karena petani mampu mengenali gejala iklim dan menyesuaikan teknik budidaya. Namun, di sisi lain justru memperkuat persepsi paparan dan sensitivitas.
“Literasi iklim memang penting, tapi harus dibarengi intervensi kelembagaan dan perlindungan aset. Kalau tidak, pengetahuan malah bisa memperbesar kecemasan tanpa tindakan nyata,” demikian salah satu poin riset tersebut.
Faktor kedua adalah perilaku adaptif. Temuan Arwati menunjukkan perilaku ini mampu menurunkan paparan dan sensitivitas. Namun tanpa dukungan struktural—seperti kredit fleksibel atau reformasi tata ruang pesisir—perilaku adaptif tidak otomatis meningkatkan kapasitas adaptif.
Faktor ketiga, pendapatan juga berpengaruh besar. Pendapatan tinggi bisa memperkuat kapasitas adaptif, tetapi sekaligus meningkatkan risiko kerugian karena skala produksi yang lebih besar.
“Pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap perilaku adaptasi. Namun kondisi ekonomi yang lemah memperbesar tingkat kerentanan rumah tangga,” jelas Arwati saat memaparkan hasil penelitiannya.
Menurutnya, kerentanan tidak bisa dilepaskan dari faktor sosial-ekonomi dan tata kelola. Karena itu, solusi adaptasi harus melibatkan penguatan literasi iklim, diversifikasi pendapatan, akses layanan dasar, hingga reformasi kelembagaan. Langkah itu diyakini menjadi kunci untuk mengurangi kerentanan petani rumput laut di tengah perubahan iklim yang makin nyata.
Sitti Arwati lahir di Bone, 1 Mei 1979. Ia menamatkan pendidikan S1 di Jurusan Agroteknologi Universitas Haluoleo (2005), melanjutkan S2 Agribisnis di Unhas (2011), dan sejak 2012 mengabdi sebagai dosen di Unismuh Makassar.