Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Tim PKM Unismuh Berdayakan Guru TK dalam Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Balita

×

Tim PKM Unismuh Berdayakan Guru TK dalam Deteksi Dini Penyimpangan Tumbuh Kembang Balita

Share this article

Khittah.co, Makassar  – Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari Program Studi Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menggelar pendampingan bagi guru-guru TK Aisyiyah dalam melakukan skrining tumbuh kembang balita. Kegiatan ini berlangsung di TK Aisyiyah Barumbung, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, pada Kamis hingga Jumat, 30-31 Januari 2025.

Program ini merupakan bagian dari Hibah Riset Muhammadiyah Batch VIII yang didanai oleh Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tim PKM terdiri dari dosen dan mahasiswa Prodi Kebidanan FKIK Unismuh Makassar, dengan Ketua Tim Nurlina, S.ST., M.Keb., serta anggota tim Nurbiah Eka Susanty, S.SiT., M.Kes., dan tiga mahasiswa Kebidanan.

Menurut Nurlina, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru TK dalam mendeteksi dini penyimpangan tumbuh kembang balita. Dengan pemahaman yang lebih baik, para guru diharapkan mampu melakukan stimulasi, deteksi, dan intervensi secara tepat terhadap anak-anak yang mengalami keterlambatan tumbuh kembang.

“Kami ingin memberdayakan tenaga pendidik agar lebih memahami cara mendeteksi dan menangani penyimpangan tumbuh kembang anak. Dengan deteksi dini yang lebih baik, anak-anak akan lebih siap memasuki jenjang pendidikan formal dalam kondisi fisik dan mental yang optimal,” ujar Nurlina.

Sebanyak delapan guru TK mengikuti kegiatan ini, dengan melibatkan 48 murid. Selama pelatihan, guru-guru mendapatkan pendampingan dalam melakukan berbagai jenis skrining tumbuh kembang, termasuk pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, serta skrining perkembangan menggunakan beberapa instrumen standar.

Skrining Lebih Komprehensif

Sebelumnya, pihak sekolah hanya melakukan pemantauan pertumbuhan anak dengan mengukur tinggi dan berat badan secara rutin. Namun, melalui pendampingan ini, para guru diberikan pemahaman tentang berbagai metode skrining yang lebih komprehensif.

“Kami memberikan pelatihan penggunaan beberapa instrumen skrining, seperti KMPE untuk mental emosional, GPPH untuk hiperaktivitas, KPSP untuk perkembangan anak, TDL untuk daya lihat, dan TDD untuk daya dengar. Dengan pendekatan ini, guru-guru dapat lebih peka dalam mendeteksi penyimpangan tumbuh kembang pada balita,” jelas Nurbiah Eka Susanty.

Para guru tampak antusias mengikuti pelatihan. Mereka secara langsung melakukan praktik pengukuran dan skrining kepada siswa TK di bawah bimbingan tim PKM.

Pentingnya Skrining Rutin

Nurlina menekankan bahwa pemantauan tumbuh kembang harus dilakukan secara rutin. Pengukuran berat dan tinggi badan disarankan dilakukan setiap bulan, sementara lingkar kepala perlu dipantau setiap bulan pada anak usia 0-24 bulan dan setiap tiga bulan untuk usia 25-72 bulan. Skrining perkembangan pun harus dilakukan secara berkala, yakni setiap tiga bulan untuk bayi usia 0-12 bulan, setiap enam bulan untuk anak usia 13-24 bulan, dan setiap tahun untuk anak usia 3-6 tahun.

Ke depan, Unismuh Makassar berkomitmen untuk terus mendukung program-program yang bertujuan meningkatkan kesehatan dan kualitas pendidikan anak usia dini. “Melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, kami ingin memastikan bahwa anak-anak Indonesia tumbuh dengan optimal dan siap menghadapi masa depan,” tutup Nurlina.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply