KHITTAH.co, Tana Toraja – Pondok Pesantren Pembangunan Muhammadiyah (PPM) Tana Toraja menggelar In House Training (IHT) atau Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka, Ahad, 26 Juli 2022 di Gedung Aula PPM Tana Toraja.
Kegiatan IHT tersebut dihadiri oleh guru dan tenaga pendidik dari masing-masing lima unit di bawah naungan Pondok PPM Tana Toraja, yaitu SMK, MA, SMP, MI dan TK Aisyah Busthanbul Athfa PPM Tana Toraja.
Pelaksana Tugas Mudir, KH Mahlani Sabae dalam sambutannya, mengapresiasi segenap stakeholder yang terlibat dalam kegiatan IHT tersebut, baik pemateri maupun peserta.
“Alhamdulillah. Saya bersyukur kepada Allah atas terselenggaranya kegiatan ini, yakni implementasi kurikulum merdeka bagi guru MA, SMK, SMP dan MI PPM Tana Toraja,” tandasnya.
Menurut Mudir, ini sebagai langkah progresif penyelenggara dalam merespon perubahan kurikulum yang terjadi didunia pendidikan kita di Indonesia saat ini.
“Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pemahaman baru serta menambah wawasan para guru tentang kurikulum merdeka belajar, sebagai elemen terpenting,” kata KH Mahlani.
Dirinya mengaku menyadari bahwa guru menjadi ujung tombak kemajuan pendidikan. Ia menyebut guru berada di garda terdepan dalam meningkatkan kualitas dan prestasi peserta didik.
Plt Mudir juga menambahkan, guru sebagai elemen terpenting dan memiliki peran strategis dalam peningkatan kualitas suatu lembaga pendidikan, sementara kurikulum adalah rohnya pendidikan.
“Oleh karena itu, implementasi dan pengembangan kurikulum merdeka belajar dalam lembaga pendidikan Muhammadiyah harus dipahami sebagai upaya penyempurnaan kurikulum yang landasannya tidak keluar dari ontologi, epistemologi ,dan aksiologi pendidikan Muhammadiyah,” lanjut Mahlani Sabae.
Kiai Mahlani berharap, dengan adanya kegiatan ini pengetahuan dan pemahaman serta wawasan para guru tentang filosofi, ontologi, epistemologi serta aksiologi kurikulum merdeka belajar meningkat.
“Ini untuk kemudian, kita memperhatikan filosofi dan visi pendidikan Muhammadiyah yang telah berjalan selama ini. Selanjutnya bagaimana ramuan baru kurikulum itu diimplementasikan kembali dalam proses pembelajaran di lembaga pendidikan Muhammadiyah,” tambahnya.
Melalui implementasi itu, kata Kiai Mahlani, diharapkan dapat melahirkan budaya kualitas mulai dari input proses maupun output untuk semua lembaga pendidikan Muhammadiyah.
“Terkhusus unit di bawah atap PPM Muhammadiyah Tana Toraja yang berafiliasi kepada dua kementerian, yaitu Kementerian Agama dan Pendidikan Nasional,” tutupnya. (Sandewa/Fikar)