KHITTAH.CO, Enrekang – Trichokompos kembali diperkenalkan oleh Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (HIMAGRO) Universitas Muhammadiyah Enrekang (Unimen) kepada masyarakat tani.
HIMAGRO memperkenalkan pupuk itu dengan menggelar kegiatan Seminar dan Pelatihan Trichokompos. Ini digelar di Desa Ledan, Kecamatan Buntu Batu, Enrekang, Ahad, 7 Agustus 2022.
Himpunan Mahasiswa Agroteknologi Unimen menghadirkan sepuluh kelompok tani dan dua kelompok Wanita Tani di Desa Ledan.
Ketua Himpunan Mahasiswa Agtoteknologi Universitas Muhammadiyah Enrekang, Josi, mengatakan bahwa kegiatan ini memberikan teori dan praktik pembuatan Trichokompos untuk pemberdayaan kelompok tani maupun kelompok perempuan tani yang ada di Desa Ledan.
“Selain itu, kegiatan ini juga merupakan bagian dari implementasi tridarma perguruan tinggi. Karena itu, kami wajib melaksanakannya,” ungkapnya.
Selanjutnya, Hikmawati selaku pemateri mengatakan, dirinya bersyukur karena peserta seminar dan pelatihan ini sangat antusias.
Ia juga berterima kasih atas dukungan perangkat desa terhadap pelatihan ini. Hal tersebut dibuktikan dnegan kehadiran Marwan selaku Kepala Desa Ledan yang membuka langsung agenda ini.
“Atas partisipasi dan dukungan ini, diharapkan, akan memberikan keterampilan dan kemandirian oleh kelompok tani yang ada di Desa Ledan,” ungkap Hikmah.
Lebih lanjut, Hikmah menambahkan bahwa kegiatan ini juga diharapkan memotivasi petani untuk membuka pola pikir mereka terkait pemanfaatan limbah.
“Dengan kesadaran akan pemanfaatan limbah ini akan mendorong keberdayaan petani. Mereka jadinya akan mengoptimalkan fungsi kelompok tani sebagai wadah bagi petani agar terwujud peningkatan usaha tani,” tambah dia.
Selain itu, Dosen Program Studi Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Enrekang ini menegaskan perlunya sinergi antara Mahasiswa Agroteknologi dan para petani.
” Kegiatan ini juga, untuk membangun pertanian di Kabupaten Enrekang khsusnya di Desa Ledan. HIMAGRO UNIMEN harus bergerak langsung terhadap hajat masyarakat, khususnya di pedesaan yaitu pada sektor pertanian,” ungkap Hikma.
Ia juga mengungkapkan, selain pelatihan seminar dan pelatihan Trichokompos disampaikan juga materi tentang cara perbanyakan Trichoderma dan cara pembuatan pupuk organik ramah lingkungan yang disebut Trichokompos.
Trichokompos ini, kata Hikmah, adalah bahan limbah pertanian berupa sekam, limbah kulit, dedak, dan tanaman jagung yang bahannnya mudah didapatkan di sekitar kita.
“Selama ini, petani membakar sisa sisa tanaman jagungnya. Karena itu kami perlu memberikan pencerahan, bagaimana upaya pemanfaatn limbah tersebut, sehingga menjadi Trichokompos ini,” tutup Hikmah.
(*)