
KHITTAH.CO, BULUKUMBA – Menjelang datangnya bulan suci Ramadan 1446 H, Universitas Muhammadiyah (UM) Bulukumba menyiapkan tim mubaligh lewat program Refreshing Mubaligh di Lecture Theatre, Selasa, 25 Februari 2025. Pihak kampus juga merangkaikan acara itu dengan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Mahasiswa penerima KIP Tahun 2024/2025.
Dalam sambutannya, Kepala Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LP2AIK), Andi Marwan Fachruddin mewakili Rektor UM Bulukumba, menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam terselenggaranya acara ini.
“Kami mengucapkan terima kasih karena kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat besar bagi para mubaligh untuk terus berkembang dan menjalankan dakwah secara optimal,” ujar dia.
Menurut Marwan, Ramadan memberi kesempatan para mubaligh untuk belajar lebih banyak dan menyampaikan pesan-pesan agama. Karena itu, Refreshing Mubaligh harus diselenggarakan untuk memperbaharui dan meningkatkan kemampuan para mubaligh UM Bulukumba agar relevan dengan kondisi audiens.
“Dalam berdakwah, kita tidak hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga harus memiliki strategi agar pesan yang kita bawa dapat diterima dengan baik. Dakwah harus dikemas dengan bahasa yang mudah dipahami, disampaikan dengan cara yang menarik, dan tentunya mencerminkan akhlak yang baik,” jelas dia.
Di tempat yang sama, Ketua Badan Pembina Harian (BPH), Andi Muhammad Safwan menekankan pentingnya dakwah sebagai bagian dari amar ma’ruf nahi munkar dan merupakan visi Muhammadiyah lewat AUM Pendidikan.
“Kita bisa belajar dari perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan Islam, bagaimana beliau menghadapi banyak rintangan namun tetap maju dan tidak menyerah. Begitu pula dengan perjuangan Kiai Haji Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah. Meski menghadapi berbagai tantangan, beliau tetap teguh dalam dakwahnya,” jelas Safwan.
Ia mengharapkan Refreshing Mubaligh itu menjadi corong tumbuhnya semangat dakwah, khususnya dalam menyongsong bulan suci Ramadhan.
“Kegiatan ini bisa menjadi penyemangat bagi kita semua untuk semakin giat dalam berdakwah, tidak hanya di bulan Ramadhan tetapi juga di bulan-bulan selanjutnya,” imbuh dia.
Sesi Materi
Salah satu pemateri, A. Teguh Agung Sah menekankan bahwa Refreshing Mubaligh adalah wadah penyegaran pemahaman dan keterampilan dakwah.
“Kita semua butuh penyegaran. Mungkin sudah kusam dalam pemahaman kita, perlu kita segarkan kembali agar tetap tajam dan bermanfaat dalam berdakwah,” kata dia.
Agung juga menegaskan bahwa dakwah bukan sekadar menyampaikan ilmu agama, tetapi juga merupakan bentuk ibadah yang sangat mulia.
Ia menekankan bahwa setiap mubaligh harus memahami dakwah sebagai jalan menapaki jejak para nabi dan orang-orang saleh yang telah lebih dulu berjuang di jalan Allah.
“Dakwah bukan hanya sebatas menyampaikan ilmu atau berbicara di hadapan banyak orang. Ini adalah ibadah yang sangat mulia, ladang pahala yang luas bagi siapa saja yang menjalaninya dengan niat yang benar. Ketika seseorang berdakwah, ia sebenarnya sedang berada dalam barisan para nabi dan orang-orang saleh. Maka dari itu, dakwah harus dilakukan dengan penuh kesungguhan, keikhlasan, dan tanggung jawab. Kita harus memahami bahwa tugas utama dalam dakwah adalah menjelaskan kebenaran kepada manusia, membimbing mereka menuju cahaya Islam, dan mengajak kepada kebaikan dengan cara yang bijaksana. Jangan sampai dakwah hanya menjadi ajang berbicara tanpa makna, tetapi harus benar-benar memberikan dampak positif bagi umat,” papar Agung.
Hal penting lainnya, kata Agung, adalah retorika saat berdakwah. Kemampuan berbicara mubaligh berpengaruh signifikan terhadap tumbuh kembang paham agama masyarakat.
“Retorika adalah keterampilan berbicara yang dapat mempengaruhi audiens. Ada yang memiliki bakat alami, tetapi keterampilan ini juga bisa dipelajari. Yang terpenting, berbicara itu harus sederhana, singkat, padat, dan mengesankan,” jelas dia.