Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Unismuh Gelar Sidang Tarjih PUT Muhammadiyah, Hadirkan Pengurus Majelis Tarjih PP Muhammadiyah Bawakan Kuliah Umum

×

Unismuh Gelar Sidang Tarjih PUT Muhammadiyah, Hadirkan Pengurus Majelis Tarjih PP Muhammadiyah Bawakan Kuliah Umum

Share this article

KHITTAH.CO, MAKASSAR – Mahasiswa Pendidikan Ulama Tarjih ( PUT ) Muhammadiyah Unismuh Makassar menggelar Sidang Tarjih, Selasa, 14 Juni 2022.

Acara ini dihelat di Mini Hall Pesantren Mahasiswa KH Djamaluddin Amien (Pesmadina), dihadiri oleh seratusan mahasiswa PUT.

Adapun acara yang dibuka oleh Wakil Rektor IV, K.H. Mawardi Pewangi ini mengangkat tema Sidang “Pengaplikasian Manhaj Tarjih Muhammadiyah dalam Isu- Isu Kontemporer”.

Sidang Tarjih PUT Muhammadiyah Unismuh Makassar ini juga menghadirkan Ghoffar Ismail yang juga adalah Ketua Divisi Kaderisasi dan Organisasi Pimpinan Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Ghoffar hadir untuk membawakan kuliah umum dengan materi “Manhaj Tarjih Muhammadiyah”.

Sementara itu, pemateri kedua oleh Kiai Pesmadina Dr KH Abbad Baco Miro yang juga adalah Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Sulsel, untuk membawakan materi Metode Penelitian Hadis.

Wakil Rektor IV Unismuh, KH Mawardi Pewangi dalam sambutannya menyampaikan bahwa sebelum berubah menjadi Pesmadina awalnya disebut rusunawa kemudian berubah menjadi Asmadina dan sekarang menjadi Pesmadina.

“Pesmadina ini unik, karena Pesmadina ini ada mahasiswa PUT, Ma’had Al Birr, mahasiswa kedokteran, dan mahasiswa umum dengan karakter yang berbeda-beda. Di sinilah fungsi dan peran Tarjih,” kata Kiai Mawardi.

Dikatakan pula kader tarjih harus responsip, yakni dapat merespons setiap perubahan yang terjadi di masyarakat.

Sekarang ini, kata Kiai Mawardi, sungguh banyak persoalan yang aneh-aneh terjadi di masyarakat. Ia mengambil contoh, kasus yang baru – baru ini viral di medsos.

Kasus tersebut yakni, ada orang kawin dengan kambing. Menurut Kiai Mawardi, Tarjih harus bisa menjawab persoalan-persoalan seperti ini tentu dari sudut pandang syariah.

“Banyak persoalan sepele terjadi di masyarakat tetapi jika tidak diberikan pemahaman maka bisa menjadi persoalan besar. Tarjih harus mengambil peran dalam memberikan jawaban,” tandas Mawardi Pewangi.

Mawardi Pewangi juga dalam kesempatan ini mendorong mahasiswa PUT untuk selalu aktif terkait beasiswa, baik beasiswa PUT, beasiswa tahfidz, beasiswa persyarikatan maupun beasiswa prestasi.

Kiai Mawardi mengingatkan, para mahasiswa tetap harus menandatangani fakta integritas yakni tinggal di asrama untuk memantapkan hafalannya.

“Saya takut jika tidak tinggal di asrama hafalannya bisa menurun,”ujar Mawardi seraya menambahkan yang mendapatkan beasiswa minimal mengabdi 1 tahun dahulu di Unismuh baru bisa lepas.

Mawardi juga berpesan kepada mahasiswa PUT untuk bertingkah laku seperti ulama, bersih, dan disiplin, serta tepat waktu dalam kehidupan kesehariannya.

Sementara itu Kiai Pesmadina, Dr KH Abbas Baco Miro mengatakan, ada model yang dianggap sangat bagus dalam pembinaan kepesantrenan, yakni bergabungnya Ma’had dengan PUT.

Hal ini, ungkap Kiai Abbas memiliki kelebihan, yakni bahasanya standar serta Al Islam Ke-Muhammadiyahannya juga bagus.

Dikatakan pula, seorang ulama itu memiliki tingkatan. Pertama, memiliki tingkat kesalehan tertentu. Kedua, memiliki ilmu teknis ketarjihan. Ketiga, bahasa Arab dan Inggrisnya bagus serta ta’muruna bil ma’ruf juga memiliki kearifan.

Semtara itu H. Ghoffar Ismail mengatakan, Manhaj tarjih secara harfiah berarti cara melakukan tarjih sebagai sebuah istilah. Manhaj tarjih lebih dari sekadar cara mentarjih.

Dikatakan, dalam Muhammadiyah, tarjih tidak hanya diartikan kegiatan sekadar kuat menguatkan suatu pendapat yang sudah ada, melainkan jauh lebih luas, sehingga identik atau paling tidak identik dengan kata ijtihad itu sendiri

Ghoffar Ismail juga mengatakan Muhammadiyah memiliki seperangkat manhaj yang berbeda dengan Salafi.

Manhaj Muhammadiyah memiliki wawasan atau perspektif tajdid, toleran, keterbukaan. dan tidak bermazhab dan Muhammadiyah dalam berijtihad.

Hadir sejumlah wakik dekan, yakni Wakil Dekan IV Fisipol, M. Amin Umar, Wakil Dekan IV FKIK dr Ihsan Jaya, Wakil Dekan IV FAI, Ahmad Nashir, serta Sekretaris LP3AIK, Dr Ir Nurdin Mappa, serta Kepala Pengelola Pesmadina, Sitti Chaerani Djaya.

(Rls/fikar)

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply