
KHITTAH.CO, MAKASSAR — Peluncuran Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) 2026/2027 Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menjadi forum strategis bagi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, perguruan tinggi, dan satuan pendidikan untuk membahas masa depan transformasi digital di sekolah.
Dalam kegiatan yang dihadiri 221 kepala SMA, SMK, dan madrasah aliyah se-Sulawesi Selatan itu, Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Pendidikan Sulsel, Mustakim, S.Pd., M.Pd., menyampaikan orasi ilmiah bertajuk “Digitalisasi Pembelajaran untuk Indonesia Cerdas dan Berdampak”. Acara yang dipandu Ketua Lembaga Penerimaan Mahasiswa Baru Unismuh, Dr Muhammad Akhir ini, dihelat di Aula Teater I Gift, Kampus Unismuh Makassar, Kamis, 11 Desember 2025.
Mustakim menegaskan bahwa digitalisasi pembelajaran tidak boleh dipahami sekadar sebagai adopsi perangkat teknologi. Digitalisasi, kata dia, bukan hanya mengganti papan tulis dengan proyektor atau tugas fisik menjadi berkas PDF. Digitalisasi pembelajaran yang berdampak harus menyentuh metode, konten, cara pandang pendidik, dan ekosistem pendidikan secara keseluruhan.
Transformasi metode mencakup pergeseran dari pembelajaran berpusat pada guru ke pembelajaran berpusat pada siswa melalui pemanfaatan platform digital yang memungkinkan proses belajar interaktif dan kolaboratif. Transformasi konten menuntut penggunaan multimedia, simulasi, dan data dunia nyata agar pembelajaran relevan dengan tantangan masa kini.
Sementara itu, transformasi cara pandang mengharuskan guru dan dosen menguasai literasi data, teknologi, dan humaniora secara seimbang. Adapun transformasi ekosistem menuntut pemerataan infrastruktur dan layanan pendidikan, termasuk di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Digitalisasi pembelajaran adalah jalan pintas sekaligus jalan pasti untuk membentuk pelajar Pancasila yang cerdas, berkarakter, dan mampu bersaing secara global,” ujar Mustakim.
Sinergi Pemerintah–Unismuh–Sekolah
Dalam orasinya, Mustakim menilai forum yang digelar Unismuh tersebut tidak sekadar seremoni PMB, melainkan momentum untuk menyatukan tiga aktor kunci pendidikan: pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan sekolah sebagai satuan pendidikan. Ia menyebutnya sebagai “segitiga emas transformasi digital Sulsel”.
Ia menjelaskan, Unismuh melalui Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta program studi terkait dipandang dapat berperan sebagai pengembang kapasitas guru, khususnya dalam teknologi instruksional, literasi data, dan pengembangan bahan ajar digital. Dinas Pendidikan, menurut dia, siap mendorong dan memfasilitasi kolaborasi pelatihan bagi guru SMA, SMK, dan madrasah di Sulawesi Selatan.
Mustakim juga mendorong penguatan riset dan inovasi pendidikan berbasis sekolah. Sekolah-sekolah di daerah, katanya, dapat dijadikan laboratorium hidup bagi mahasiswa dan dosen Unismuh untuk melaksanakan penelitian tindakan, pengabdian masyarakat, dan pengembangan model pembelajaran digital yang sesuai dengan kebutuhan lokal. Pola ini diharapkan memberi manfaat ganda: sekolah memperoleh solusi inovatif, sedangkan kampus mendapatkan data dan pengalaman lapangan.
Ia mengusulkan pembentukan jejaring praktik baik digitalisasi yang mempertemukan guru, kepala sekolah, dan dosen dalam forum daring maupun pertemuan berkala. Melalui jejaring tersebut, para pelaku pendidikan dapat saling berbagi pengalaman, mengatasi kendala bersama, dan menyusun gudang sumber belajar digital yang dapat diakses secara luas.
Selain itu, Mustakim menilai program seperti Kampus Mengajar dan skema serupa perlu diperluas agar mahasiswa Unismuh yang akan menjadi guru atau profesional di bidang digital dapat hadir langsung di sekolah-sekolah. Kehadiran mereka diharapkan membawa semangat baru sekaligus memperkenalkan perguruan tinggi sebagai salah satu pilihan studi bagi lulusan sekolah menengah.
Peta Digitalisasi Pendidikan Sulsel
Dalam pemaparannya, Mustakim juga menguraikan peta digitalisasi pendidikan yang tengah dijalankan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Sejumlah program telah digulirkan, antara lain pemanfaatan platform pembelajaran e-Andalan, penyelenggaraan GTK Andalan Academy untuk pelatihan guru, dan pengadaan lebih dari seribu unit papan pintar (smartboard/TV lite) di SMA, SMK, dan madrasah aliyah.
Selain itu, Dinas Pendidikan menyiapkan sembilan studio pembelajaran berbasis home production untuk pengembangan konten digital, pusat server serta perangkat internet untuk mendukung sekolah di wilayah 3T, serta pelatihan “One School One Programmer” bagi penguatan kompetensi teknologi di satuan pendidikan. Program pemilihan ketua OSIS serentak berbasis digital juga digelar sebagai bagian dari upaya membiasakan penggunaan platform teknologi di lingkungan sekolah.
Mustakim mengingatkan bahwa digitalisasi tanpa arah hanya akan menghasilkan generasi yang “terhubung tetapi tidak terikat, memiliki informasi tetapi tidak memiliki kebijaksanaan”. Karena itu, ia menekankan bahwa transformasi digital di sekolah harus berorientasi pada peningkatan kompetensi dan karakter siswa, pemerataan kualitas pendidikan, serta kontribusi lulusan bagi pembangunan daerah.
Apresiasi dan Masukan Kepala Sekolah
Sesi dialog yang digelar setelah orasi membuka ruang bagi kepala sekolah dari berbagai daerah untuk menyampaikan apresiasi, pengalaman, serta harapan. Kepala sekolah dari Makassar, Gowa, Bone, Sinjai, dan Jeneponto menilai keterlibatan Unismuh dalam menjalin hubungan dengan sekolah lebih intensif dibanding banyak perguruan tinggi lain. Strategi penjemputan siswa, penyelenggaraan lomba kreativitas, dan sosialisasi terstruktur dinilai efektif dalam memperkuat kedekatan sekolah dengan kampus.
Kepala SMA 9 Makassar, misalnya, menyebut Unismuh sebagai perguruan tinggi yang secara konsisten menghadirkan kepala sekolah dan siswa dalam satu forum besar. Ia mendorong penguatan kerja sama kurikuler dan ko-kurikuler, termasuk menjadikan fasilitas kampus sebagai wahana belajar bagi siswa.
Dari Sinjai, Kepala MAN 1 menyoroti pentingnya skema beasiswa bagi siswa berprestasi yang terkendala biaya. Ia berharap kemitraan formal seperti nota kesepahaman dengan Unismuh dapat diperluas untuk membuka jalur akses yang lebih lebar bagi lulusan madrasah.
Sejumlah kepala sekolah dari Gowa mengusulkan agar Unismuh membentuk duta mahasiswa yang dapat turun langsung ke sekolah untuk memperkenalkan kehidupan akademik kampus. Usulan program pelatihan penelitian, robotik, dan literasi digital juga mengemuka dari perwakilan madrasah yang hadir.
Respon Unismuh
Menanggapi berbagai masukan, pimpinan Unismuh menyampaikan sejumlah inisiatif yang telah dan akan ditempuh. Wakil Rektor I, Prof Andi Sukri Syamsuri, menjelaskan bahwa Unismuh sebagai lembaga pendidikan tenaga kependidikan memiliki tanggung jawab strategis dalam peningkatan kompetensi guru. Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) bagi guru yang melanjutkan studi S2, pelatihan kepala laboratorium bekerja sama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan UHAMKA, serta skema perkuliahan S2 yang sebagian besar diselenggarakan secara daring dipaparkan sebagai contoh kontribusi kampus bagi peningkatan SDM pendidikan.
Wakil Rektor IV, Dr Burhanuddin, memaparkan kebijakan baru terkait kelulusan tanpa skripsi melalui jalur prestasi. Mahasiswa yang memiliki publikasi ilmiah di jurnal bereputasi atau dinobatkan sebagai pembicara terbaik di forum ilmiah internasional, misalnya, dapat menempuh mekanisme kelulusan alternatif tanpa ujian skripsi konvensional.
Unismuh juga tengah menyiapkan program fast track S1–S2 untuk prodi tertentu yang memungkinkan mahasiswa berprestasi menyelesaikan kedua jenjang studi dalam waktu lebih singkat.
Terkait beasiswa, Wakil Rektor II, Dr Ihyani Malik, menegaskan bahwa jalur Hafiz Qur’an tetap menjadi salah satu prioritas. Penghafal 30 juz yang lulus seleksi dapat memperoleh pembebasan uang pangkal hingga sekitar Rp 310 juta untuk Fakultas Kedokteran, berikut keringanan biaya semester. Ia menjelaskan bahwa secara prosedural calon mahasiswa tetap harus melakukan registrasi awal, tetapi membuka ruang fleksibilitas pembayaran dan pengembalian setelah status beasiswa ditetapkan.
Momentum Gerakan Bersama
Menutup rangkaian kegiatan, Mustakim mengajak seluruh kepala sekolah menjadikan tahun akademik 2026/2027 sebagai momentum “gerakan sinergi transformatif” antara Unismuh dan sekolah menengah di Sulawesi Selatan. Digitalisasi pembelajaran, menurut dia, harus menghasilkan generasi yang bukan hanya mahir menggunakan teknologi, tetapi juga matang secara emosional dan spiritual.
“Dengan semangat sipakatau, sipakainge, dan sipakalebbi, mari kita bangun pendidikan yang manusiawi, inklusif, dan bermartabat,” ujarnya.
Acara ditutup dengan peneguhan komitmen bersama untuk memperkuat jejaring kerja sama dan mempercepat transformasi digital pendidikan di Sulawesi Selatan.





















