KHITTAH.CO, MAKASSAR – Hari ke-20 ramadan 1443 H, tepatnya Kamis 21 April 2022, Ma’had Al- Birr Unismuh menggelar buka puasa bersama dan silaturahim yang diisi dengan pengajian oleh Dr Ir Abd Rakhim Nanda.
Sejumlah pimpinan hadir, yakni Wakil Rektor IV, KH Mawardi Pewangi, Direktur Ma’had Al Birr, Lukman Abdul Samad, Ketua UPT-PMB Dr Bahrun Amin, Wakil Dekan I FAI, Dr Ilham Muchtar, Wakil Dekan II FAI, Abd Samad, Sekretaris Ma’had Al-Birr, Dr Ali Bakri, dan sejumlah dosen dan pembina Ma’had Al-Birr Unismuh.
Wakil Rektor I Unismuh, Dr Abd Rakhim Nanda dalam acara pengajian menyebutkan, ada tiga kata kunci dalam membangun serta memperkuat kekuatan dan kesatuan di amal usaha Muhammadiyah.
Ketiga kata kunci yang dimaksud Rakhim Nanda adalah, sinergitas, adaptasi, dan kolaborasi yang dikemas dengan perintah Alquran.
Rakhim juga menegaskan, Ma’had Al Birr setelah terintegrasi dengan Unismuh maka sudah tentu telah menjadi satu kesatuan kekuatan dalam organisasi di amal usaha Muhammadiyah.
“Karena itu, model sinergitas yang dianjurkan dalam Alqur’an adalah wa ta’awanu ‘alal birri wattaqwa ini yang yang harus direkat dan Ma’had Al Birr diharapkan menjadi ruhnya Unismuh,” ungkap Wakil Rektor I Unismuh ini.
Wakil Rektor I Rakhim Nanda juga menegaskan Ma’had Al Birr tidak boleh menjadi bagian kecil Unismuh tapi harus lebih berperan dalam dakwah di kampus yang patronnya adalah al awani attaqwa ini.
Rakhim juga mengajak seluruh civitas untuk merefleksi diri. “Jika sekiranya penduduk Unismuh ini semuanya bertaqwa maka dibukakan pintu berkah dari langit dan bumi, maka ini patut kita jaga bersama,” kata Rakhim.
Kata kunci kedua, lanjut Rakhim, terkait adaptasi dengan lingkungan kampus Unismuh. Sebagai warga negara Indonesia, masyarakat Unismuh harus mampu beradaptasi dengan negara Indonesia.
“Tidak bisa kita melakukan dakwagh kalau tidak bisa beradaptasi dengan Indonesia,” tegas Rakhim.
Adaptasi lainnya adalah dengan organisasi induk Muhammadiyah. Ia menekankan, civitas, semua amal usaha, dan gerakan amal usaha Muhammadiyah, harus melekat dengan Persyarikatan.
“Kalau kita tidak bisa, maka kita akan habis dan tidak sampai pada tujuan yang hendak ingin kita capai. Karena itu, sedapat mungkin dapat menghindari adanya gesekan-gesekan,” kata Rakhim.
Kata kunci ketiga adalah kolaborasi. Dikatakan oleh Rakhim, karena Unismuh ini adalah lembaga pendidikan maka seluruh aturan kementerian harus diikuti.
“Karena kalau tidak bisa mengikuti aturan kementerian maka Unismuh tidak akan bisa eksis sebagai lembaga pendidikan dan Unismuh pasti tidak bisa menjadi perguruan tinggi besar,” tukas Rakhim.
Dikatakan, Unismuh telah menetapkan roadmap untuk menjadi perguruan tinggi unggul yang terakreditasi nasional, berikutnya terakreditasi internasional.
“Karena itu, dakwah kita di Ma’had menjadi riset dan pada akhirnya Unismuh diharapkan ke depan berorientasi entrepreneur. Ini adalah dakwah dan model adaptasi yang tidak bisa dihindari dan ini harus diperkuat untuk pengembangan institusi yang lebih kokoh,” tutup Rakhim.
(Rls/Fikar)