KHITTAH.CO, Makassar- Pimpinan cabang Nasyiatul Aisyiyah (Nasyiah) Makassar menginisiasi diskusi publik bertemakan “Masa Depan Politisi Perempuan dan Kemajuan Bangsa (Refleksi Kuota 30% Perempuan di Parlemen) yang di laksanakan di Aula, 148 Coffe Shop, Makassar, Sabtu 30/3/2019.
Hal fundamental sehingga diskusi ini terbentuk sebagai wujud kepedulian PC. Nasyiatul Aisyiyah Makassar terhadap keterwakilan politisi perempuan di parlemen.
“Nasyiatul Aisyiyah merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak di bidang keperempuanan,” ungkap Jusmaeni Rahman, moderator diskusi.
Dalam kegiatan ini turut hadir sebagai narasumber, Dr. Ulfah Mawardi, M.Pd (caleg PDI-P, DPR-RI Sul-Sel 1) dan Zulaifah Wahab, SP (Caleg PAN, Dapil 2 DPRD Makassar). Kedua narasumber diskusi merupakan kader perempuan Muhammadiyah.
“Segmentasi kader perempuan di parlemen sangat dibutuhkan untuk menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan isu-isu aktual perempuan,” Ujar Zulaifah Wahab
Lebih lanjut, Caleg perempuan DPRD Makassar dari PAN ini dengan tegas mengatakan bahwa perempuan harus menjadi subjek bukan hanya objek dalam pembangunan nasional.
Hal yang sama dikatakan oleh Ulfah Mawardi bahwa perempuan harus menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan kebijakan pro terhadap perempuan di parlemen.
Ulfah menceritakan historitikal gerakan perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember 1928 yang saat ini akrab dketahui publik sebagai hari ibu. Hal ini dilakukan untuk membuka wawasan peserta diskusi tentang turut andilnya peran perempuan dalam kemajuan bangsa.
“Saat ini keterwakilan perempuan hanya 17% di DPR-RI yang merupakan latar belakang selebriti, istri pejabat, dan lain-lain. Perempuan berlatar belakang aktivis mesti diusung dan duduk di parlemen karena perannya dibutuhkan masyarakat,” ujar Caleg DPR-RI dari PDI-P, Ulfah Mawardi.