Oleh Firman Ramadhan
Anggota Bidang Hubla PW PM Sul-Sel
KHITTAH.Co, Palopo – Virus corona atau Covid-19 telah menyerang dan menyudutkan seluruh negara yang ada di dunia bahkan negara Indonesia. Invasi virus ini mengakibatkan negara-negara mengambil tindakan untuk mencegah penyebaran yang meluas, bahkan sebagaian negara memberlakukan tindakan darurat yakni Lockdwon.
Kondisi Lockdwon merupakan tindakan atau penanganan darurat yang mengharuskan masyarakat melakukan aktivitasnya dirumah saja. Dan mencegah orang-orang dari luar dan dalam untuk tidak bepergian selama masa penetapan Lockdwon. Beberapa negara yang telah memberlakukan istilah lockdwon yakni Italia dan Denmark. Dengan melakukan kebijakan seperti meliburkan sekoah, dilarang bepergian dan tidak boleh beraktivitas di area publik demi mencegah penyebaran virus covid-19.
Keadaan seperti ini sangat merugikan seluruh negara di belahan dunia dan masyarakat tanpa terkecuali. Imbasnya berbagai sektor seperti ekonomi, pendidikan, pariwisata, dan hampir seluruh aspek kehidupan manusia menjadi korban dari keganasan virus covid-19. Di negara-negara maju dan berkembang salah sektor yang paling dirugikan yakni sepakbola dan pariwisata, seluruh kegiatan yang berkaitan dengan sepakbola di hentikan, segala bentuk tempat rekreasi ditutp. Imbasnya banyak club-club sepakbola merugi, dan banyak tempat wisata sepi dan bahkan mengalami kerugian karna tidak adanya pemasukan.
Kondisi tersebut juga hampir sama dirasakan di negara kita yakni Indonesia, yang mana sangat merasakan dampak besar hingga mengalami kerugian. Badan kesehatan dunia (WHO) World Health Organization meminta kepada pemerintah Indonesia untuk memberlakukan lockdwon demi mengantisipasi penyebaran virus covid-19 ke berbagai daerah yang ada di wilayah RI.
Namun permintaan dari WHO ini menjadi sangat kontroversial ketika Prsiden RI Jokowi menolak permintaan lockdwon tersebut dan hanya ingin melakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Keputusan pemerintah itu tentu mempunyai alasan dan pertimbangan yang sangat matang.
Masyarakt atau penduduk Indonesia yang kurang lebih berjumlah 267 juta jiwa dan dengan segala berbagai jenis bidang pekerjaan, tingkat kesenjangan sosial dan kesejahteraan akan menjadi sasaran dari keputusan lockdwon tersebut apabila di laksanakan. Pemerintah menganggap, mengeluarkan keputusan lockdown tidak segampang menaikkan harga sembako. Namun banyak hal dan aspek yang menjadi bahan pertimbangan.
Meningkatnya dan menyebarnya virus corona di indonesia secara signifikan, memang sedikit membuat masyarakat khawatir, sebab pemerintah pernah mengatakan bahwa iklim Indonesia sangatlah ekstrim bagi pertumbuhan dan penyebaran virus covid-19. Namun Indonesia justru malah kecolongan dari seorang warga negara jepang yang berdansa dengan warga negara Indonesia, setelah berita atau kabar itu merebak, kepanikan langsung melanda seluruh indonesia. Bertambahnya kasus infeksi coronavirus semakin menambah kesulitan dan memperburuk keadaan. Belum lagi banyaknya kaum muda terpelajar yang sedang mencari kerja atau yang tengah bekerja mengalami pemutusan hubungan kerja atau sulit mendapatkan pekerjaan, selain itu maraknya informasi hoax yang beredar seputar virus corona di indonesia semakin membuat pemerintah terihat kewalahan mengatasinya.
Lantas apa peran dan eksistensi pemuda dalam rangka meneguhkan solidaritas, menebar kebaikan dan mencerahkan semesta di tengah pandemi covid-19.
- Peran pemuda dan eksistensinya dalam menciptakan peluang kerja sehingga meneguhkan solidaritas.
Disebuah daerah tepatnya di Kota Palopo Sulawesi Selatan terdapat sekelompok anak muda yang masih eksis keberadaanya dalam menciptakan lapangan kerja ataupun peluang usaha bagi pemuda dan pemuda yang tengah mengalami krisis kepercayaan diri setelah di putus hubungan kerja atau yang tengah mencari pekerjaan.
Ramadhan dan Sri tampil di tengah-tengah kaum muda-mudi memberi solusi bagaimana menghasilkan pundi-pundi rupiah ditengah keterbatasan yang ada. Sri Safitri yang bertindak sebagai owner dari sebuah produk kecantikan khas bugis mengajak, merangkul teman-temannya yang telah lulus kuliah ataupun yang masih kuliah bergabung kedalam dunia usahanya. Sehingga keberadaan atau eksistensi sebagai pemuda dan pemudi yang potensial bisa sedikit membantu masalah keungan mereka, sedangkan Ramadhan yang bertindak sebagai Freelance atau Influencer juga mengajak pemuda untuk ikut berpartisipasi dalam dunia bisnis, sehingga kekompakan dan solidaritas bisa terbangun ditengah keterbatasan yang melanda.
- Peran dan Eksistensi pemuda dalam rangka menebar kebaikan melalui informasi.
Dalam rangka mengantisipasi maraknya informasi-informasi palsu atau tidak benar sekelompok pemuda dan pemudi membuat tim, dimana tim ini akan menfilter informasi yang beredar dikalangan masyarakat serta memberi informasi yang benar bukan hoax tentang penyebaran virus corona yang membuat panik masayarakat.
Informasi yang di sebar tentu harus valid, banyaknya informasi hoax yang beredar di sosial media seputar virus corona semakin tak terbendung. Banyak grub-grub Whatsapp membuat orang-orang tidak menfiter informasi yang ada, hal inilah yang menjadi kekhawatiran kami untuk menebar kebaikan melalui informasi yang bermanfaat.
- Peran dan eksistensi pemuda dalam mencerahkan semsesta.
Upaya-upaya yang dilakukan diatas tentu mempunyai tujuan yang harus dicapai sebagai bentuk peranan dan keberadaan (eksistensi) pemuda di tengah masyarakat, pemuda harus menjadi ujung tombak dan hadir ditengah-tengah masyarakat dalam rangka memberi solusi, baik melalui peluang usaha, informasi yang beranfaat sehingga keharmonisan dalam teguhnya solidaritas semakin tinggi, nilai-nilai kebaikan yang di tebar di rasakan masyarakat sehingga peran dan eksistensi pemuda ditengah pandemi covid-19 ini bisa mencerahkan semesta melalui usaha-usaha yang nyata.
Kesimpulannya, Melalui tulisan ini kami ingin menyampaikan bahwa, ditengah merebaknya wabah virus ini, masih ada sekelompok pemuda dan pemudi yang tetap mengambil sebuah peran meski itu peran kecil, masih ada sekelompok pemuda dan pemuda yang tetap eksis atau menunjukkan keberadaannya ditengah situasi yang serba terbatas ini.
Pemuda tak harusnya pasif menghadapi sebuah keadaan namun harus massif dan berkarya dalam kondisi apapun itu, pemuda yang hanya bisa menghabiskan waktunya ditempat tidur tidak layak mendapat ruang untuk berkarya. Mari meneguhkan solidaritas, menebar kebaikan dan mencerahkan semesta.
Tulisan ini kami buat berdasrkan apa yang kami lakukan, semoga bisa mendapat perhatian dan bisa membantu kami dari segi keungan dalam mengembangkan dunia usaha kami yang tengah membutuhkan modal. Maju bersama Pemuda.(*)