KHITTAH.CO, SINJAI – Dekan Fakultas Ushuluddin dan Komunikasi Islam (FUKIS) Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Sinjai, Dr. Suriati membuka kegiatan kuliah perdana di Auditorium H. M. Amir Said IAIM Sinjai, Kamis 9 September 2021 pagi.
Kuliah perdana dengan mengusung tema “Progresif dalam Menghadapi Problematika Kehidupan di Era 5.0” ini menghadirkan Kasubi Pelayanan Tahanan Rutan Kelas II B Sinjai, Wajidi Hasbi.
Dekan FUKIS IAIM Sinjai, Dr. Suriati menjelaskan, kuliah perdana ini adalah tradisi dan budaya di perguruan tinggi untuk mengawali kuliah perdana sebelum aktif perkuliahan.
“Dengan mendatangkan narasumber dari praktisi, ilmuan, birokrasi, kita belajar. Seperti hari ini kita datangkan dari Rutan Sinjai, sebagai salah satu tidanklanjut MoU IAIM Sinjai dan Rutan Kelas II B Sinjai,” tutur Dr. Suriati.
Dekan FUKIS juga mengungkapkan, tema kuliah ini dilatarbelakangi oleh problem dan banyaknya fenomena di tengah-tengah masyarakat yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Karena itu, tema ini dianggap sudah sesuai dengan problematika binaan yang juga ada di Lapas. “Dengan itu pemateri bisa memberikan solusi dan binaan kepada mahasiswa IAIM Sinjai,” tambah Dr. Suriati.
Dr. Suriati juga berharap, mahasiswa di tiga prodi ini dapt hadir sebagai pemberi solusi di tengah-tengah masyarakat, termasuk mahasiswa Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT), untuk terus membumikan Al-Qur’an, serta Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) dapat memberikan penyuluhan di masyarakat.
“Saat ini di Fakultas kita memiliki 410 orang mahasiswa. Pesan saya untuk mahasiswa baru ada tiga hal yang penting dipegang erat dan bulatkan pada diri kita, yakni perbaiki nawaitu, kuatkan visi, dan maksimalkan misi, punya prinsip, man jadda wa jadda, karena dunia kampus banyak tantangan dan kerikil yang harus kalian lalui,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dekan FUKIS IAIM Sinjai juga menyampaikan, proses pembelajaran di kelas dengan tatap muka bakal dilakukannya dengan 60% dan selebihnya kuliah secara virtual.
Sementara itu, Kasubi Pelayanan Tahanan Rutan Kelas II B Sinjai, Wajidi Hasbi, juga menyinggung peran generasi milenial, generasi pelanjut untuk dapat mempersiapkan diri dengan memperbaiki karakternya.
“Generasi milenial sangat bergantung pada media sosial, namun mereka belum memiliki filter yang kuat untuk dapat menyaring informasi yang diterima. Kecendrungan pengguna internet yang sering tidak peduli dengan nilai-nilai moral dan etika dalam berkomunikasi inilah yang harus diperbaiki untuk menuju progresif itu,” tutur Wajidi (Muhammad Fitrah).