Oleh: Intan Gustini*
Menurut saya, poin penting pidato Milad adalah Indonesia harus terus bangkit dan memiliki semangat juang. Milad 109 Muhammadiyah ini diinstruksikan Rektor UNISA Yogyakarta agar bisa diikuti oleh seluruh dosen, karyawan dan mahasiswa. Saya mendukung kebijakan Rektor, karena acara ini sangat penting. Di dalamnya terdapat banyak pesan penting yang bisa kita ambil untuk diri kita sendiri, orang lain, bangsa dan agama.
Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si sebelumnya saya kenal melalui mata kuliah Kemuhammadiyahan dan Keaisyiyahan tentang profil ketua Muhammadiyah. Dari referensi yang saya baca, beliau adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Saat ini, saat pidato Milad, saya mengenal beliau lebih dekat. Beliau sosok yang patut dikagumi. Memahami semangat berdirinya Muhammadiyah, meneladani tokoh-tokoh pimpinan Muhammadiyah terdahulu, pintar berorasi dan memiliki kemampuan komunikasi Islam yang bagus, sangat memahami ideologi Muhammadiyah.
Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam di Indonesia. Muhammadiyah didirikan oleh KHA Dahlan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Awal berdirinya Muhammadiyah karena keinginan KHA Dahlan dalam memurnikan agama Islam, supaya tidak terus menyimpang dan bercampur dengan hal-hal mistik. Hari ini, tepat 18 November 2021, diselenggarakan Milad ke-109 Muhammadiyah. Tema yang diambil adalah “Optimis Hadapi Covid-19, Menebar Nilai Utama”.
Perayaan ini dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. H. Joko Widodo. Dalam pidatonya, Ir. H. Joko Widodo menjelaskan, “Sejarah telah mencatat bahwa Persyarikatan Muhammadiyah tiada henti menebarkan nila-nilai utama untuk memperkokoh umat muslim yang berkemajuan sebagai kunci kemajuan. Nilai utama Islam berkemajuan telah menjadi pondasi beragama untuk menjadikan Indonesia negara Islam yang besar, yang aman dan demokrasi”. Ini membuktikan bahwa Muhammadiyah telah berkontribusi besar bagi negaranya.
Setelah mempelajari AIK (Al-Islam Kemuhammadiyahan), diantaranya yaitu mata kuliah Kemanusiaan dan Keimanan, mata kuliah Ibadah, Akhlak dan Muamalah, dan di semester ini menempun mata kuliah Kemuhammadiyahan dan Keimanan, ternyata banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan. Di luar perkiraan saya. AIK bukan semata mata kuliah yang berakhir di ujian, namun banyak sekali pelajaran akhlak, norma, sikap dalam berperilaku yang penting diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam memandang dan menghadapi masa depan Indonesia, mahasiswa tentu perlu memiliki bekal pengetahuan dan hal-hal yang positif. Tidak hanya pengetahuan, akhlakul karimah juga harus dimiliki. Menghadapi masa depan Indonesia juga berarti menghadapi kehidupan bermasyarakat. Dengan memiliki akhlakul kharimah, tentu akan membantu kita dalam memasuki kehidupan bermasyarakat. Selain itu, dengan memiliki akhlakul kharimah dapat menunjukkan teladan yang baik bagi orang lain dan menuju terwujudnya Islam yang sebenar-benarnya. Mengubah pola pikir dan kebiasaan yang buruk juga dapat dilakukan. Perubahan itu tidak bisa dilakukan secara langsung atau instan, tetapi secara perlahan, konsisten, terus-menerus dan berkesinambungan.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi dan peluang yang positif untuk bangkit dari pandemi dan menyelesaikan persoalan negeri. Kecintaan, kebersamaan, dan pengkhidmatan berbagai komponen bangsa masih bertumbuh dengan baik, sebagaimana ditunjukkan Muhammadiyah dan umat Islam maupun golongan keagamaan dan kebangsaan yang lain. Banyak potensi anak negeri yang hebat dan berprestasi di dalam negeri maupun mancanegara. Kekayaan alam dan budaya Indonesia sangatlah kaya sebagai anugerah Tuhan.
Satu hal kecil dan sederhana yang akan saya lakukan dari lingkungan terdekat saya untuk memajukan gerakan Muhammadiyah adalah mempelajari lebih dalam mengenai Muhammadiyah, mengambil hikmah atau nilai-nilai Muhammadiyah untuk kehidupan sehari-hari.
Kesibukan kuliah mahasiswa Kebidanan banyak, yaitu kuliah teori, tutorial dan praktikum. Tidak mudah bagi saya untuk bisa rajin shalat fardhu, membaca Al-Qur’an setiap hari, dan terus berlatih berorganisasi. Kendalanya bermacam-macam, diantaranya rasa malas, merasa sibuk dan banyak tugas dan kurang bisa memanaj waktu dengan baik. Karenanya, saya musti memiliki niat yang kuat, melaksanakan dengan segenap hati dan tidak tergoda untuk hal-hal yang tidak penting.
Muhammadiyah mengibarkan dakwahnya ke manca negara. Indonesia menjadi warga dunia global. Saya pun sebagai warga Muhammadiyah musti bersiap hidup di kancah internasional. Saya perlu memantapkan niat, sikap dan perilaku sebagaimana diajarkan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
Maka dari itu, mari bersama-sama meningkatkan semangat juang yang tinggi untuk menjadi anak yang hebat dan berprestasi dalam negeri maupun mancanegara. Setiap orang memiliki potensi yang luar biasa, anugerah Allah Sang Maha Pencipta. Mari sama-sama mewujudkan Islam yang sebenar-benarnya. Selamat Milad 109 Muhammadiyah!
Di atas adalah beberapa poin catatan saya, pada saat mengikuti resepsi Milad 109 Muhammadiyah melalui livestreaming YouTube.
#Milad109Muhammadiyah
#BanggaMuhammadiyah
* Mahasiswa D3 Kebidanan semester 3 Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta.