Oleh Abd. Rakhim Nanda*
QS Thâhâ/20: 8
اعوذبالله من الشيطان الرجيم
ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۖ لَهُ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ
(Dialah) Allah, tidak ada tuhan selain Dia, yang mempunyai nama-nama yang terbaik.
Pada ayat sebelumnya Allah SWT menetapkan kesempurnaanNya yang mutlak dengan keumuman penciptaanNya, dan ketetapan perintah dan laranganNya yang umum (bagi semua makhluk), keumuman rahmatNya, besarnya keagunganNya, keberadaanNya yang tinggi di atas ‘Arasy, luasnya wilayah kekuasaan dan ilmuNya, dapat diambil kesimpulan bahwa Dialah yang berhak untuk diibadahi, peribadahan kepadaNya ialah yang benar, yang sejalan oleh aturan syariat, nalar, dan fitrah. Sementara menyembah selainNya merupakan kebatilan.
Allah berfirman, اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ “Dialah Allah, tidak ada sesembahan (yang berhak disembah) kecuali Dia,” maksudnya tidak ada sesembahan dan tuhan yang berhak disembah dengan penuh kecintaan dan menghinakan diri, rasa takut, pengharapan, mahabbah, inabah, dan doa kecuali Dia.
لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى “Dia mempunyai Asma` al-Husna (nama-nama yang paling baik),” Allah mempunyai nama-nama yang banyak yang sempurna lagi paling baik.
Di antara sisi keindahannya, semua nama itu merupakan nama-nama yang menunjukkan pujian. Tidak ada nama yang tidak menunjukkan pujian dan sanjungan. Sebagian dari sisi keindahannya, bahwa nama-nama itu bukan sekedar nama-nama semata, akan tetapi nama-nama dan sekaligus (menunjukkan) sifat-sifat yang terkandung di dalamnya.
Aspek keindahan lainnya, nama-nama itu menunjukkan sifat-sifat yang sempurna. Dan pada sifat-sifat itu bila dibandingkan dengan sifat lainnya menempati tingkatan yang paling sempurna, umum lagi agung.
Aspek keelokannya, Allah memerintahkan para hambaNya untuk berdoa kepadaNya dengannya. Karena nama-nama itu termasuk (piranti) untuk bertawasul yang mendekatkan diri kepada Allah. Allah mencintainya (nama-nama itu), dan para pecintanya juga menyukainya dan menghafalnya. Dan Allah mencintai orang-orang yang mendalami makna-maknanya dan menghambakan diri kepada Allah dengannya. Allah berfirman,
وَلِلَّهِ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا “Hanya milik Allahlah Asma` al-Husna, maka mohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma` al-Husna tersebut.” (QS. Al-A’raf: 180).
Demikian dari al Imam Syaikh Abdurrahman bun Nashir As-Sa’di dalam tafsirnya.
* Wakil Sekretaris PWM Sulawesi Selatan, dan Wakil Rektor I Universitas Muhamadiyah Makassar