Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Milad ke-109: Pengabdian Muhammadiyah Bagi Negeri

×

Milad ke-109: Pengabdian Muhammadiyah Bagi Negeri

Share this article

 

Oleh: Naura Syahida Masyitoh*

Tak terasa organisasi Muhammadiyah telah memasuki usianya yang ke-109 tahun. Organisasi yang didirikan oleh K.H.Ahmad Dahlan telah mengabdikan diri kepada bangsa dan negara selama itu juga, terutama pengabdiannya terhadap agama Islam. Bukan hal yang mudah bagi suatu organisasi untuk terus eksis kecuali di dalamnya terdapat orang-orang yang kokoh, berpendirian teguh, serta sabar, sepanjang perjalanannya sebagai organisasi yang berbasis Islam.

Pada awal berdiri Muhammadiyah, tahun 1912 mendapati banyak tantangan untuk bisa berdiri sebagai organisasi. Menjadi pertanyaan akankah organisasi ini bisa terus bertahan dengan banyaknya tantangan yang datang silih berganti. Akankah tujuan utama Muhammadiyah dalam mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah yang menyebabkan pembauran ajaran Islam dengan kebiasaan serta budaya pada daerah tertentu dengan alasan adaptasi.

Dari pertanyaan-pertanyaan itu kemudian Muhammadiyah kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Terutama pada surat Al-Imran ayat 104 yang berbunyi “ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung”. Berangkat dari surat tersebut Muhammadiyah terus merefleksikan kepada organisasinya hingga dapat terus bertahan hingga saat ini.

Menjadi salah satu bagian dari keluarga Muhammadiyah perlu kita ketahui bahwa gerakan Muhammadiyah bercirikan semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Gerakan Muhammadiyah juga menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang statis, tetapi dinamis dalam sistem kehidupan manusia pada segala aspek.

Pada kiprahnya, Muhammadiyah berhasil mendirikan banyak amal usaha di antaranya yaitu bidang pendidikan, kesehatan, sosial. Pada bidang pendidikan di tingkat paling awal yaitu TK/TPQ Muhammadiyah yang berjumlah 4623, SD/MI berjumlah 2604, SMP/MTS berjumlah 1772, SMA/MA berjumlah 1143, serta Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang berjumlah 172. Dan akan terus bertambah seiring dengan berjalannya waktu.

Di bidang Kesehatan, Muhammadiyah telah berhasil mendirikan rumah sakit, Balai Kesehatan Ibu dan Anak, Balai Kesehatan Masyarakat, Balai Pengobatan serta Apotek. Dan pada bidang Sosial, Muhammadiyah telah banyak mendirikan panti sosial untuk beberapa kalangan yang sudah dikelompokkan sesuai kategori.

Tepat pada tanggal 18 November 2021 lalu, Muhammadiyah membuktikan bahwa organisasi ini terus survive bertahan hingga usia ke-109. Pada miladnya yang ke-109, Muhammadiyah tahun ini masih dibersamai dengan kondisi pandemi Covid-19 yang juga tak kunjung selesai, akhirnya dengan keadaan ini Muhammadiyah mengusung tema “Optimis Hadapi Covid-19 Menebar Nilai Utama”.

Pada Milad kali ini Prof. Dr. Haedar Nashir,M.Si. selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah. Banyak memberikan banyak pesan-pesan melalui pidatonya. Pesan yang amat penting sekaligus mengingatkan kepada kita semua adalah perlunya bersikap optimistik. Sikap optimistik yang disertai ikhtiar yang dilakukan oleh pemerintah dan seluruh rakyat dapat menjadi solusi dari masalah dan jalan keluar dari wabah pandemi Covid-19 ini.

Indonesia akan gagal bangkit dan maju apabila bercerai-berai dan saling sengketa untuk mengedepankan egoisme dan keangkuhan masing-masing. Nilai-nilai utama dalam pidato yang dapat dijadikan dasar dalam menyikapi pandemi, sekaligus mengembangkan sikap luhur yang menjadikan kita sebagai insan yang lebih memaknai kehidupan pada diri sendiri dan pada orang lain.

Nilai yang dapat kita petik adalah ketauhidan dalam kemanusiaan, yang ini merupakan aspek penting untuk menguatkan keyakinan bahwa covid-19 membuat kita sadar pada pandangan yang benar adalah “jangan takut kepada corona, takutlah kepada Allah sang pemiliknya” kaerna dengan itu kita akan terus mempercayai bahwa Allah-lah satu-satunya yang berhak kita cintai, takuti serta mintai pengharapan.

Nilai yang dapat kita petik selanjutnya adalah nilai kasih sayang dan nilai persaudaraan dan kebersamaan. Di mana pandemi ini sebagai makhluk sosial kita harus saling memberikan kasih sayang serta tolong menolong kepada yang membutuhkan, yang senang atau berlebih membantu yang sedang kekusahan atau kekurangan. Berbagi sedikit tetap dapat membantu saudara kita pada masa pandemi ini.

Nabi mengajarkan nilai persaudaraan dalam sebuah hadist: “Barangsiapa yang melapangkan salah satu kesusahan di dunia dari seorang mukmin, maka Allah akan lapangkan darinya salah satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa yang memudahkan atas kesulitan orang lain, maka Allah akan memudahkan atasnya di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi (aib)-nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selagi hamba tersebut menolong saudaranya” (H.R Muslim dari Abu Huraira).

Dari pesan-pesan yang disampaikan Haedar, banyak nilai yang bisa diambil dari pidato. Yang bisa direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari sudah tertuang dalam Al-Qur’an dan As-sunnah. Kita percaya bahwa segala hal yang berangkat dari kedua hal tersebut akan membawa kebermanfaatan bagi diri sendiri dan orang lain.

Sebagai mahasiswa saya sangat bersyukur karena bisa menjadi bagian dari keluarga Muhammadiyah, di mana saya terus memeroleh motivasi dari banyaknya perjuangan para pendiri dan dosen, serta pelajaran yang dibungkus rapi melalui ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selain itu besar harapan agar Muhammadiyah terus melahirkan kader pemimpin yang berkomitmen tinggi, berkhidmat, bekerjasama secara sistemik dan terorganisir.

Semoga Muhammadiyah terus memperluas gerakan dan memajukan umat. Semoga kita senantiasa dapat menjaga dan memelihara muhammadiyah dan Allah menjadi pelindung kita selalu. Aamiin.

 

* Mahasiswa S1 Kebidanan Semester 3 Universitas Aisyiyah Yogyakarta

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply