Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Muhammadiyah, Internasionalisasi Ide dan Peran di Bidang Kesehatan

×

Muhammadiyah, Internasionalisasi Ide dan Peran di Bidang Kesehatan

Share this article
Ketua PP Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman, Ketua MPKU PP Muhammadiyah Agus Samsuddin, Ketua Panitia Bakti untuk Negeri Eko Rini, dan Budi Santoso selaku moderator dalam Doorstop Media Afiliasi Muhammadiyah, Rabu 10 Agustus 2022 malam via zoom.

KHITTAH.CO, Solo- Untuk kemanusiaan, itulah orientasi peran Muhammadiyah dalam bidang kesehatan. Aksi konkretnya dengan mendirikan Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKOe) pada 1923.

Kini, PKOe menjelma menjadi ratusan rumah sakit dan klinik milik Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di seluruh penjuru negeri.

Menyambut Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Surakarta, Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) menggelar Silaturahim Nasional MPKU, Rabu, 10 Agustus 2022.

Ketua panitia, Ekorini melaporkan 101 rumah sakit dan 30 klinik Muhammadiyah-‘Aisyiyah berkumpul untuk berkomitmen melaksanakan aksi kemanusiaan Bakti untuk Negeri.

“Kita telah sepakat mencanangkan Bakti untuk Negeri ini. Bakti sosial yang dilakukan rumah sakit dan klinik Muhammadiyah-‘Aisyiyah sampai Muktamar nanti kita pakai branding yang sama,” ujar Ekorini.

Kerjasama dengan Lembaga Internasional

Ada yang menarik dalam silaturahim ini. Ketua MPKU PP Muhammadiyah Agus Samsudin sempat menyinggung terkait pertanyaan salah satu pimpinan daerah Muhammadiyah.

Pertanyaan itu terkait kemungkinan pendirian rumah sakit Persyarikatan di Jerman. “Tentu saja cita-cita ini bisa dipelihara dan dibangun jika memiliki kemauan yang tinggi dan dibarengi dengan kualitas amal usaha rumah sakit di Indonesia juga yang bagus,” ujar Agus.

Ketika isu ini diperdalam dalam Doorstop Aliansi Media Afiliasi Muhammadiyah, Rabu 10 Agustus 2022 malam, Agus menerangkan, dalam waktu dekat, Muhammadiyah tidak berkonsentrasi untuk mendirikan rumah sakit di luar negeri.

Perlu disadari, bahwa pendirian rumah sakit tidak semudah mendirikan di sekolah. Terlebih di luar negeri. Namun, cita-cita untuk itu, bukanlah hal mustahil.

“Pendirian rumah sakit dengan sekolah itu beda banget. Rumah sakit itu standarnya beda-beda di setiap tempat. A sampai Z-nya rumit. Untuk itu, pendirian rumah sakit di luar negeri tidak menjadi opsi sebenarnya, untuk saat ini,” terang Agus.

Langkah internasionalisasi yang dilakukan Muhammadiyah di bidang kesehatan, kata Agus, lebih kepada kerja sama dengan lembaga-lembaga Internasional.

“Tahun ini, kita kerja sama dengan WHO, UNICEF, Temasek Foundation, Pemerintah Australia, dan Amerika. Artinya, Muhammadiyah lewat MPKU dipercaya oleh organisasi-organisasi internasional untuk mengerjakan sesuatu di Indonesia,” kata Agus.

Internasionalisasi Peran Kesehatan Muhammadiyah

Selanjutnya, Ketua PP Muhammadiyah yang membidangi MPKU, Agus Taufiqurrahman menanggapi terkait internasionaliasi yang dilakukan MPKU.

Agus mengungkapkan, terdapat tiga poin utama internasionalisasi Muhammadiyah. Tiga poin itu, yakni internasionalisasi ide, peran, dan gerakan.

“Mendirikan amal usaha kita sebut sebagai internasionalisasi gerakan. Kita tidak memilih untuk membangun amal usaha rumah sakit di sana untuk dalam waktu dekat ini,” kata Agus.

Namun, dalam bidang kesehatan, Muhammadiyah via MPKU telah melakukan internasionalisasi peran. Agus menyebut, sejumlah tenaga kesehatan Muhammadiyah yang tergabung dalam Emergency Medical Team (EMT) telah ditugaskan di berbagai negara.

“Di Nepal misalnya, tim dari Muhammadiyah hadir di sana. Yang terakhir di Rohingnya, kita terus mengirim ke sana. Ini bagian dari internasionalisasi peran dakwah kesehatan Muhammadiyah,” kata dia.

Tercatat, selain gempa Nepal dan bantuan medis kepada pengungsi Rohingya di Bangladesh, Muhammadiyah pernah mengirimkan bantuan tim medis di Filipina.

Saat itu, pada 2013, badai Haiyan menerpa Filipina. Tim kesehatan Muhammadiyah yang tergabung dalam Muhammadiyah Disaster Managment Center (MDMC) turut serta dalam aksi kesehatan itu.

Muhammadiyah sejak dahulu juga menerjunkan tim medis ke Gaza, Palestina.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply