Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Menggapai Era Revolusi Industri 4.0, Guru Matematika Belajar Bahasa Inggris

×

Menggapai Era Revolusi Industri 4.0, Guru Matematika Belajar Bahasa Inggris

Share this article
Oleh:
Rukli dan Syamsiarna Nappu
Dosen Universitas Muhammadiyah Makassar

Revolusi  Industri 4.0 membawa arus perubahan istilah atau inovasi baru dalam dunia pendidikan.  Istilah atau inovasi tersebut kini telah menggerus lini pendidikan kita, termasuk pendidikan matematika. Berbicara pendidikan matematika di sekolah, tak mungkin dipisahkan peran guru inovatif. Kenapa tidak, sumber pengetahuan bagaikan banjir menerjang dan menggulung baik secara offline maupun online. Misalnya, pengetahuan measurement, assesement, Arficial Inteligence (AI), mathematic realistic pada beberapa jurnal internasional merupakan sumber inovasi. Oleh karenanya, sumber tersebut perlu dicerna, disaring, diolah lalu ditransfer atau dipratekkan guru di kelas.  Namun sayangnya, sumber ilmu pertama (original first source) umumnya menggunakan bahasa Inggris. Sayangnya lagi, guru matematika umumnya mengalami kendala karena keterbatasan kemampuan bahasa Inggris.

Anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) matematika tingkat SLTP/MTs di Kabupaten Soppeng menggeliat untuk melakukan kerjasama dengan TIM pengabdian Universitas Muhammadiyah Makassar. Kegiatan untuk meng_upgrade diri dalam bahasa Inggris dalam bentuk penyuluhan, pelatihan, atau asistensi. Kegiatan tersebut dilakukan beberapa waktu lalu dan dipandu oleh Dr. Drs. Rukli, M.Pd., M.Cs. sebagai pakar assessment pendidikan berbasis AI dan Dr. Syamsiarna Nappu, S.Pd., M.Pd. sebagai pakar bahasa Inggris.

Data awal menunjukkan bahwa anggota MGMP  kewalahan dalam memahami untuk mengartikan teks BI (99%), belum dapat memahami dan terampil untuk menggunakan aplikasi google translate berbasis android (95%), dan belum dapat memahami dan  memperbaiki hasil terjemahan google translate sesuai kaidah bahasa Indonesia Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) (93%). Data tersebut merupakan pijakan lebih lanjut untuk melakukan penyuluhan, pelatihan, atau asistensi tentang kemampuan guru matematika dalam bahasa Inggris. Bagian pertama terdiri dari  kegiatan penerjemahan terkait masalah arti dari  kata, frasa, kalimat, dan paragraph. Bagian kedua, terdiri dari pengenalan aplikasi translate google berbasis android, menerjemahkan Inggris ke Bahasa Indonesia, dan menerjemahkan bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Bagian ke tiga terdiri dari mereviu hasil terjemahan sesuai tata bahasa Indoensia dalam tataran kata, frasa, kalimat, dan paragraph sesuai EYD.

Terjemahan kata merupakan kegiatan yang diprioritaskan yakni sebagai dasar dari kegiatan selanjutnya. Guru mengerjakan soal Penalaran Tingkat Tinggi (PTT) dari soal perlobaan internasional TIMSS atau PISA untuk mengetahui kemampuan awal kata dalam bahasa Inggris. Hasil  menunjukkan 98% guru tidak dapat mengerti  kata dalam soal tersebut. Selanjutnya, setelah guru matematika mengikuti penyuluhan dan pelatihan kemudian mengikuti tes lagi maka  kemampuan guru mengalami peningkatan yakni 95% sudah menentukan arti kata BI namun hanya 80% benar.  Kemampuan menerjemahkan kata merupakan  awal dari belajar BI karena merupakan pondasi kosa kata dasar. Kosakata merupakan salah satu komponen sistem bahasa yang penting untuk dipelajari sebab  dapat menjadi dasar selanjutnya. Penjelasan kata yang direkam untuk menghasilkan pembelajaran kata yang lebih besar daripada ketika penjelasan kata tidak diberikan (Lee, 2020).  Hal tersebut menjadi landasan untuk mempelajari frasa, kalimat, dan paragraf.

Frasa  merupakan gabungan dua kata atau lebih yang mempunyai makna namun tidak punya predikat (Rong, 2015,  Majidova, 2020). Hasil kegiatan menunjukkan anggota MGMP mengalami peningkatan untuk mengisi jawaban 98% namun setelah diperiksa terdapat 70% benar. Frasa menjadi patokan proses selanjutnya setelah kata dalam bahasa Inggris. Model linguistik telah menganggap kombinasi fonologis ini sebagai unit istimewa dalam komposisi tanda, karena frasa dalam bahasa lisan (Baus et al., 2014). Oleh karena itu, guru matematika belajar bahasa Inggris sedapat mungkin memperhatikan dan memperbanyak perbendaharaan kata dan frasa agar dapat memahami kalimat.

Kalimat merupakan susunan kata dimana terdapat minimal subjek dan predikat. Objek dan keterangan merupakan unsur tambahan untuk melengkapi lebih sempurnanya infomasi yang dimaksud dalam suatu kalimat.  Kalimat sempurna terdiri dari subjek, predikat, objek dan keterangan disingkat SPOK. Kalimat sempurna tersebut dapat menjadi rancu jikalau terdapat campuran antara dua bahasa. Kegiatan penyuluhan, pelatihan, dan asistensi menunjukkan guru mengalami peningkatan  yakni 90% sudah mengartikan namun hanya 75% benar. Peningkatan tersebut cukup tinggi mengingat teks BI berasal dari abstrak jurnal internasional dengan tema assessment pendidikan. Bagaimanapun, menggunakan bahasa Indonesia secara langsung dalam memahami bahasa Inggris akan menemui banyak kendala karena ada efek antar keduanya. Campuran dua bahasa tidak sepenuhnya dapat menghilangkan efek lintas bahasa (Dijkstra et al., 2015).  Hal tersebut dapat menjadi kendala selanjutnya dalam memahami  paragraf yang memiliki beberapa syarat.

Paragraf merupakan satu kesatuan arti terdiri dari minimal tiga kalimat yakni kalimat inti, kalimat penjelas, dan kalimat kesimpulan (Wali & Madani, 2020, McKnight, 2021). Penerjemahan teks BI dalam bentuk paragraf membutuhkan pendalaman.  Anggota MGMP matematika mengalami peningkatan walaupun tidak ada peserta mampu menerjemahkan satu paragraph secara tuntas namun ada 80% peserta sudah menerjamahkan teks tersebut sampai 90% walaupun tingkat kebenaran masih tataran tahap kata atau kalimat.  Hasil tersebut cukup besar sebab menerjemahkan teks dalam paragraf perlu banyak latihan dan perbedahaan kata dan kalimat. Menulis paragraf dalam bahasa asing adalah latihan yang sangat kompleks, yang menyiratkan tidak hanya pengetahuan dari berbagai bidang, tetapi juga kemampuan ekspresi tertulis serta kualitas intelektual (Popescu et al., 2015).  Pelatihan tersebut menuntut adanya alat atau media agar guru matematika lebih mudah dan paham penerjemahan kata, frasa, kalimat serta paragraph. Karena bagaimanapun, kemajuan penggunaan teknologi informasi saat pandemic covid 19 di kalangan guru sangat meningkat secara tajam. Pembelajaran online memaksa guru untuk bergaul dengan HP android dimana software dan hardware lebih memudahkan dan memanjakan dalam berinteraksi dengan siswa, guru, atau teman.     

Oleh karena itu, tindakan selanjutnya setelah anggota MGMP mengikuti tahapan penerjemahan yakni sesuai kebutuhan riil.  Guru memerlukan adanya alat penerjemah teks dari BI ke bahasa Indonesia berupa google translate untuk menggenjot guru lebih cepat dan akurat menerjemahkan teks  berbasis android di HP. Pengamatan di lapangan, 98% guru tidak mengenal translate google namun 100% kenal Whatsapp (WA), yang pernah dengar 98%,  dan 80% masih bingung cara menggunakan  fitur-fitur dalam aplikasi tersebut. Hasil tes awal menunjukkan kemiripan amatan tersebut. Artinya, walaupun guru sudah punya HP android namun menggunakan HP untuk menjelajah inovasi pembelajaran, teknologi, asesmen, dan jurnal internasional terkait pendidikan matematika di kelas masih sangat rendah.  

Penyuluhan, pelatihan, dan asistensi tahap kedua dilakukan kepada MGMP matematika terkait instal dan cara pemakaian google translate di HP tiap guru. Hasil tes setelah kegiatan tersebut menunjukkan ada peningkatan mengenal google translate dari 2% menjadi 100%, dari 10% kenal lewat teman menjadi 100%. Demikian halnya, lancar menggunakan google translate  dari 20%  menjadi 99%. Peningkatan tersebut tak terlepas dari kemampuan awal guru terhadap teknologi informasi terutama penguasaan HP sangat tinggi saat pandemic covid 19. Hal tersebut lebih memudahkan menggunakan google translate bahkan bagi yang berada kategori penguasan teknologi rendah (Tuzcu, 2021) termasuk penerjemahan kosakata (Tsai, 2019). Artinya, bagaimanapun kebiasaan penggunaan HP adroid tentu memberi dampak bagi guru untuk menggapai era RI 4.0.

Bagaimanapun teknologi tetap adalah teknologi sebagaimana statistik adalah statistik satu istilah apa yang masuk itu yang keluar. Kalau imput keliru maka output juga keliru tidak ada engine untuk memilah. Demikian halnya google translate merupakan rekayasa teknologi dimana hasil translatenya dari BI ke bahasa Indonesia masih perlu diperbaiki sesuai EYD karena muncul adanya konfederasi (Kootstra et al., 2010). Oleh karena itu, untuk menyempurnakan kegiatan yang telah dilakukan dua tahap sebelumnya maka dilanjutkan ke tahap ketiga yakni bagaimana kemampuan guru memperbaiki hasil translate teks dari bahasa  Inggris ke bahasa Indonesia. Data menunjukkan 99% guru meyakini bahwa hasil terjemahan google translate 100% benar sesuai EYD sehingga dapat langsung digunakan atau dicopas ke tulisan atau artikel. Penyuluhan, pelatihan, atau asistensi dilakukan tentang bahasa baku letak setiap jenis kata dan kalimat dalam paragraf. Dengan menggunakan hasil penyuluhan tersebut, guru dilatih serta sebagian diasistensi untuk memeriksa hasil terjemahan google translate baik berupa kalimat maupun paragraf. Tes akhir menunjukkan bahwa guru dapat mengedit hasil translatenya sebesar 89% secara baik, sisanya masih butuh waktu lebih lanjut. Kendalanya, kemampuan guru matematika dari tata bahasa Indonesia masih lemah sehingga perlu adanya pelatihan  lebih lanjut bagi guru tentang EYD.

Penutup

Tiga tahap kegiatan penyuluhan, pelatihan, dan asistensi terhadap anggota MGPM  matematika dapat menguasai informasi baik dari berita online atau offline dari jurnal internasional sumber asli teks BI. Sumber teks tersebut berupa inovasi penelitian, pembelajaran, asesmen, teknologi, media, dan alat pendukung lain pada pendidikan matematika sesuai era disrupsi digital. Akhirnya, guru matematika dapat menggapai tuntutan RI 4.0 yang sedang dan akan menjadi lebih banyak lagi tantangan ke depan. Semoga.

Daftar Pustaka  

Baus, C., Gutiérrez, E., & Carreiras, M. (2014). The role of syllables in sign language production. Frontiers in Psychology. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2014.01254

Dijkstra, T., Van Hell, J. G., & Brenders, P. (2015). Sentence context effects in bilingual word recognition: Cognate status, sentence language, and semantic constraint. Bilingualism. https://doi.org/10.1017/S1366728914000388

Kootstra, G. J., van Hell, J. G., & Dijkstra, T. (2010). Syntactic alignment and shared word order in code-switched sentence production: Evidence from bilingual monologue and dialogue. Journal of Memory and Language. https://doi.org/10.1016/j.jml.2010.03.006

Lee, S. H. (2020). Learning vocabulary from e-book reading and recorded word explanation for low-income elementary students with and without reading difficulties. Reading and Writing. https://doi.org/10.1007/s11145-019-09983-2

Majidova, L. (2020). Determiners used with definite and non-definite noun phrases in English language. Scientific Bulletin. https://doi.org/10.54414/vefq2416

McKnight, L. (2021). Since feeling is first: the art of teaching to write paragraphs. English in Education. https://doi.org/10.1080/04250494.2020.1768069

Popescu, A.-V., Cohen-Vida, M.-I., & Constantin, E. C. (2015). How to Teach Paragraph Writing in a Foreign Language. Procedia – Social and Behavioral Sciences. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.04.225

Rong, Y. (2015). A study of english phrase verb in language learning. Open Cybernetics and Systemics Journal. https://doi.org/10.2174/1874110X01509012128

Tsai, S. C. (2019). Using google translate in EFL drafts: a preliminary investigation. Computer Assisted Language Learning. https://doi.org/10.1080/09588221.2018.1527361

Tuzcu, A. (2021). The impact of Google Translate on creativity in writing activities. Language Education and Technology.

Wali, O., & Madani, A. Q. (2020). The Importance of Paragraph Writing: An Introduction. International Journal of Latest Research in Humanities and Social Science (IJLRHSS).

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply