Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

MAARIF Institute: Kepolisian Harus Usut Tuntas Bom Bunuh Diri

×

MAARIF Institute: Kepolisian Harus Usut Tuntas Bom Bunuh Diri

Share this article

KHITTAH.CO, Jakarta– MAARIF Institute mendukung penuh pihak kepolisian mengusut tuntas bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung.

Moh. Shofan selaku Direktur Program MAARIF Institute for Culture and Humanity mengecam keras aksi pemboman tersebut. Ini disampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima Khittah.co, Kamis, 8 Desember 2022.

“Tindakan bunuh diri yang melegalkan kekerasan dan teror atas nama agama itu sesat. Kejahatan terhadap kemanusiaan ini merupakan ancaman yang sangat serius bagi keutuhan dan kedaulatan negara,” jelas Shofan.

Ia menambahkan bahwa terorisme bukan saja dikategorikan kejahatan lokal atau nasional, tetapi sudah termasuk kejahatan transnasional atau internasional.

“Atas peristiwa ini, kami turut berduka cita yang sangat mendalam atas meninggalnya anggota kepolisian. Oleh sebab itu, mari kita doakan, semoga mendapat tempat terbaik disisi-Nya,” kata Shofan.

Pada kesempatan itu, Shofan mengatakan bahwa aksi bom bunuh diri menurut Buya Syafii Maarif, dilandasi doktrin teologis maut yang mengerdilkan akal sehat.

“Berani mati tapi tidak berani menghadapi kehidupan. Ini ancaman yang bisa membahayakan keamanan dan perdamaian. Peristiwa ini harus menjadi refleksi semua kalangan,” tegas Shofan.

Kemudian, ia menghimbau kepada penegak hukum agar tidak membiarkan aksi terorisme yang meruntuhkan tatanan hidup berbangsa dan bernegara.

“Apalagi harus menghancurkan Pancasila sebagai simbol yang menyatukan anak bangsa. Kita mesti memiliki kesungguhan untuk membela bangsa ini dari hantaman radikalisme,” tutur dia.

Selanjutnya, Shofan mengungkapkan bahwa MAARIF Institute siap mendukung penuh kepolisian mengusut tuntas aksi bunuh diri di Polsek Astana Anyar.

“Ungkap dalang intelektualnya, dan bongkar habis jaringan di belakangnya. Polri, BNPT, dan BIN harus lebih solid, agar antisipatif dalam mencegah aksi-aksi teror”, ungkap inteletual muda Muhammadiyah ini.

Di sisi lain, Shofan menyayangkan bahwa masih ada pihak-pihak yang meragukan maupun menyangkal ancaman radikalisme dan terorisme.

“Sikap pembiaran semacam ini sangat berbahaya. Hal itu bisa melemahkan ketahanan masyarakat dan merusak kepercayaan publik terhadap institusi penegak hukum,” kata dia.

Ia menjelaskan bahwa pemerintah harus lebih variatif dalam mencari pendekatan-pendekatan saat menangani aksi terorisme.

“Jangan hanya menggunakan pendekatan hukum dan pendekatan keamanan. Upaya pencegahan tidak dapat dilakukan satu lembaga pemerintahan saja. Kerjasama dan sinergi antar lembaga pemerintah harus ada, terjalin dengan baik. Hal ini juga, jangan lupa, harus melibatkan masyarakat,” tutup Shofan.

Diketahui, sebanyak 9 orang jadi korban bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, pada Rabu, 7 Desember 2022.

Dikabarkan pelaku mengacungkan senjata tajam, menerobos barisan apel pagi, dan meledakkan diri di lobi.

Dalam hal ini, Ahmad Ramadhan selaku Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri mengungkapkan bahwa 1 anggota polisi meninggal dunia.

“Mereka yang menjadi korban terdiri atas 8 anggota Polri dan 1 warga sekitar Polsek Astana Anyar, Kota Bandung,” ungkap Ahmad.

(Adim)

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply