Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Gelar Webinar, MDMC: Bencana Alam itu Natural dan Tidak Dapat Dihindari

×

Gelar Webinar, MDMC: Bencana Alam itu Natural dan Tidak Dapat Dihindari

Share this article

KHITTAH.CO, Makassar– Divisi Pengurangan Resiko Bencana dan Kesiapsiagaan (PRBK) Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melaksanakan gelar wicara via Zoom dan Youtube pada Sabtu, 10 Desember 2022.

Acara bertajuk “Ancaman Gempa Bumi, Potensi, Dampak, dan Mitigasinya”, disiarkan langsung di ruang sidang direktur Pascasarjana lantai 1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Budi Setiawan selaku ketua MDMC PP Muhammadiyah mengatakan bahwa masyarakat harus mengenal potensi ancaman bencana alam.

“Sehingga, nanti, akan ada upaya melakukan mitigasi untuk menghadapi ancaman tersebut,” kata Budi.

Dalam presentasi, Amien Widodo selaku dosen teknik geofisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara yang banyak mengalami bencana alam.

“Dari 35 negara yang disurvei, Indonesia masuk dalam kategori rawan. Bahkan, 10 tahun terakhir, kerugian mencapai 22,8 trilyun per tahun,” tegas Amien.

Dalam kegiatan itu, ia mengatakan bahwa Indonesia merupakan bagian dari kawasan cincin pasifik.

“Terletak di antara pertemuan 3 lempeng aktif, berada di kawasan tropis, dan di antara 3 samudera besar,” kata Amien.

Pada kesempatan itu, Amien menyatakan bahwa Indonesia adalah bagian dari ring of fire.

“Oleh sebab itu, konsekuensinya banyak gempa, banyak gunung berapi, banyak tsunami, ada likuifaksi atau pencairan tanah, dan ada longsor,” jelas Amien.

Sementara itu, Daryono selaku Kepala Bidang Mitigasi, Gempa Bumi, dan Tsunami mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki 2 sumber gempa.

“Pertama megathrust. Indonesia memiliki 13 segmen megathrust. Ia mampu membangkitkan gempa besar yang mengakibatkan tsunami,” ungkapnya.

Kemudian, ia menambahkan bahwa sumber kedua yaitu gempa sesar.

“Biasa juga dikatakan patahan aktif. Adapun jumlahnya mencapai 295. Biasanya ia dangkal. Contoh yang baru terjadi ada di Cianjur,” ujar Daryono.

Ia menambahkan bahwa Indonesia secara tektonik merupakan kawasan rawan gempa.

“Hasil dari monitoring BMKG menunjukkan setiap tahun ada tren peningkatan jumlah aktivitas gempa di Indonesia,” ucap dia.

Dalam hal ini, Daryono mengatakan bahwa mitigasi merupakan solusi gempa.

“Bangun rumah sekarang ada fitur tahan gempa. Kalau belum mampu, silakan bangun dengan bahan yang ringan. Seperti dari kayu dan bambu,” kata dia.

Selanjutnya, Daryono mengatakan bahwa masyarakat Indonesia diharapkan memilki sensor director of interconnected position points.

“Alat ini berfungsi untuk memancarkan gelombang radio yang dapat ditangkap receiver, para pencari korban, seperti yang ada tim SAR,” kata Daryono.

Di sisi lain, Sri Atmaja Puta Jatining Nugraha Nasir selaku dosen teknik sipil UMY mengungkapkan bahwa kriteria dasar perencanaan bangunan di daerah rawan gempa adalah tata letak struktur bangunan.

“Bentuk harus sederhana, kompak, dan simetris. Bangunan tidak boleh terlalu langsing, sehingga mempunyai kekakuan yang cukup,” jelas dia.

Ia menambahkan bahwa untuk membuat dan menyusun mikrozonasi wajib melakukan survey di tempat rawan gempa.

“Gempa tidak selalu membunuh. Namun, yang selalu menjadi target adalah bangunan. Bencana alam itu natural dan tidak dapat dihindari,” ungkap Sri.

Sementara itu, Iin Inayah selaku dokter dari divisi pengurangan risiko bencana & kesiapsiagaan MDMC PP Muhammadiyah menyebutkan bahwa untuk mengurangi risiko bencana berbasis komunitas perlu dilakukan assesment risiko.

“Karakteristik ancaman gempa dampaknya bermacam-macam. Kolaborasi kunci utama untuk kesiapsiagaan. Masyarakat, NGO, dan persyarikatan harus terlibat untuk mencari penyelesaian, mitigasi,” jelas Iin.

Ia menambahkan bahwa dampak gempa yang sering terjadi adalah lumpuhnya pelayanan.

“Terutama layanan kesehatan yang terbatas. Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan menyimpan alat-alat emergency yang bisa bertahan selama 2×24 jam,” tutup Iin.

(Adim)

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply