KHITTAH.CO, Maluku Tengah- Belajar dengan beralaskan tanah dan atap ruang kelas bocor ternyata memang masih menjadi realitas dunia pendidikan negeri kita.
Atap bocor itu tentu membuat air menetes saat hujan. Belum lagi minimnya akses jalan khusus penyandang difabel.
Hal itu terjadi di amal usaha pendidikan Muhammadiyah, yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah Negeri Sepa.
Kedua sekolah tersebut berada di kawasan terpencil, tepatnya di Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.
Di sekolah tersebut, kegiatan belajar generasi penerus bangsa harus terbatasi dengan kondisi sekolah yang terbilang memprihatinkan.
Karena itulah, melalui Program Kolaborasi Kebajikan Zakat, Lazismu bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI hadir memberikan solusi.
Itu untuk meningkatkan pendidikan di daerah ini. Program tersebut telah berjalan sejak bulan Maret 2022 hingga Januari 2023.
Atas program tersebut, Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Mahli Zainuddin menjelaskan, program rehabilitasi gedung dari Lazismu dan Baznas tersebut memang merupakan program unggulan.
Program rehabilitasi gedung itu merujuk pada sekolah inklusif. “Ini sudah kita gagas dari awal. Di Negeri Sepa, implementasinya menjadi optimal. Ke depannya diharapkan hal ini bisa diduplikasi oleh penerima manfaat Lazismu di berbagai wilayah dan daerah di tanah air,” jelas dia.
Senada dengan Mahli, Sita Rahmi selaku bagian Monitoring dan Evaluasi Program Kolaborasi Kebajikan Zakat mengatakan, bantuan kali ini tidak hanya bersifat pembangunan dan perbaikan fisik.
Program tersebut, kata dia, juga mengangkat MTs Muhammadiyah Negeri Sepa menjadi sekolah inklusif yang ramah difabel.
Hal itu disampaikan Sita dalam kunjungan monitoring dan evaluasi (monev) yang dihelat pada Sabtu-Jumat,18–24 Februari 2023.
Ia menuturkan, upaya tersebut diwujudkan dengan membangun akses jalan untuk para difabel serta membuat jalan yang landai agar memudahkan mereka yang pergi ke sekolah menggunakan kursi roda.
“Yang memang paling menonjol itu sekolah inklusif karena renovasinya tidak hanya sekadar memperbaiki bangunan, tapi juga yang membangun akses jalan untuk difabel, dan juga membangunkan toilet duduk untuk difabel,” terang Sita.
Hal yang juga menarik, tambah Sita, renovasi sekolah berjalan dengan waktu yang relatif cepat yaitu hanya satu bulan.
Itu karena partisipasi dari para wali murid untuk ikut serta mengerjakan renovasi sekolah bersama para tukang yang bekerja secara profesional.
Sepulang dari bekerja dan berkebun, mereka kemudian membantu mengerjakan renovasi sekolah dengan senang hati.
“Itu yang menjadi salah satu kultur positif masyarakat Negeri Sepa atau Maluku secara umum. Kalau ada yang lagi membangun rumah mereka akan bergotong royong membantu, jadi cepat selesai,” kata dia.
“Kecuali kalau cuaca tidak memungkinkan atau lagi musim panen, itu agak terhenti. Tapi kemarin cukup satu bulan pengerjaan,” imbuh Sita.
Keberadaan Lazismu dan BAZNAS melalui Program Kolaborasi Kebajikan Zakat yang diusung tersebut disambut baik oleh Kepala MTs Muhammadiyah Negeri Sepa, Muhammad Hatala.
Hatala mengakui bahwa sebelumnya, pihaknya sempat pesimis dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya lantaran kondisi bangunan yang memprihatinkan.
“Perlu saya sampaikan bahwa MTs Muhammadiyah Sepa ini beberapa waktu yang lalu di hadapan masyarakat kami merasa pesimis. Jika dibandingkan dengan lembaga pendidikan yang lain dilihat dari sisi bangunan tentunya kami terbelakang sekali,” ungkapnya.
Kini, Muhammad Hatala bangga dengan sekolahnya. Bangunan yang dimiliki lebih representatif dan tentunya ramah difabel.
“Dengan sentuhan dari BAZNAS – Lazismu, saya secara pribadi bisa menyampaikan bahwa kami bisa unjuk gigi saat ini. Karena apa? Bangunan kami tidak seperti dulu lagi,” kata dia.
“Dan hari ini kalau saya mau lihat, di pesisir wilayah Kecamatan Amahai, khususnya lingkup pendidikannya, mungkin kami MTs Muhammadiyah Sepa lebih unggul dari mereka. Ini berkat dedikasi bantuan dari Lazismu dan BAZNAS itu,” ujar dia bangga.
Terakhir, Muhammad Hatala mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Ia pun berharap, bantuan tersebut dapat berlanjut di kemudian hari untuk sekolahnya.
“Selaku pimpinan madrasah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pimpinan Lazismu maupun BAZNAS atas apa yang telah diberikan kepada kami,” kata dia.
“Bukan saja kami, masyarakat juga merasa apresiasi dengan bantuan itu. Mudah-mudahan ke depannya ketika ada catatan-catatan yang berasal dari MTs Muhammadiyah Sepa terkait dengan kekurangan itu mungkin bisa diapresiasi,” pungkas dia.
Diketahui, ada beberapa kegiatan yang telah dijalankan melalui kolaborasi Baznas dan Lazismu. Program tersebut seperti renovasi bangunan sekolah, bantuan subsidi pendidikan untuk 100 siswa, bantuan untuk 100 guru honorer, hingga renovasi rumah untuk dua orang guru.
Renovasi tersebut untuk guru Syamsiah dari MI Muhammadiyah dan Rahma yang mengajar di MTs Muhammadiyah Sepa.
Kedua guru itu kini berstatus janda dengan penghasilan yang sangat terbatas. Hal itu tentu membuat mereka kesulitan untuk memperbaiki rumahnya sendiri, terlebih bagi Syamsiah yang tidak memiliki rumah.
(Rls/ humaslazismu)