Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Muruah Muhammadiyah dan Integritas Kader (Refleksi Musyda ke 11 PDM Takalar)

×

Muruah Muhammadiyah dan Integritas Kader (Refleksi Musyda ke 11 PDM Takalar)

Share this article

KHITTAH.CO, Musyawarah Daerah ke 11 Muhammadiyah Takalar, telah menghadirkan gambaran perjalanan Muhammadiyah satu periode terakhir, 2015 – 2000 – dan perpanjangan 2023.

Tentu ada evaluasi berupa masukan, kritikan, dan pernyataan yang menerima, mendukung, kontraversial, dan segala macam yang dituangkan oleh peserta.

Hal itu sebagai ekspresi dari keinginan menjaga dan memelihara muruah (harga diri, nama baik, dan kehormatan) Muhammadiyah.

Proses seleksi calon, aturan main yang disepakati, sebagai acuan musyda, tanggapan atas LPJ (Laporan Pertanggungjawaban), laporan tim audit keuangan, dan proses pemilihan serta penetapan anggota pimpinan, dilakukan dengan sangat hati-hati.

Hal itu agar tidak terkesan bahwa Musyda sekadar dibuat atau untuk kepentingan tertentu di luar kepentingan Muhammadiyah sendiri.

Memang tidak mudah melakukannya, apalagi jika ada “kekuatan” yang melihat dan menilai Muhammadiyah berdasarkan “kepentingannya” yang berpotensi menimbulkan masalah.

Mereka yang berada dibalik kekuatan ini, memahami standar nilai kebaikan di luar dan di Muhammadiyah sama. Sehingga siapapun yang mencoba mengingatkan, justru dianggap aneh dan mengganggu.

Baginya jika seseorang sudah saleh secara individu (melakukan ibadah mahdah dengan baik) dan saleh secara sosial (gemar membantu, sesama, sering menyumbang karena yang bersangkutan punya potensi kemampuan finansial) atau memiliki titel akademik dengan gelar sekian digit dianggap paling pantas jadi pimpinan.

Demikian pula bagi mereka yang sedang pada posisi jabatan birokrasi mentereng, maka itulah yang dianggap paling pantas menduduki posisi kepemimpinan tertinggi, dengan mengabaikan kriteria sebagai mana yang telah dipersyaratkan oleh Persyarikatan.

Di Muhammadiyah, ada tipikal seperti ini, bahkan bisa ada dan duduk disinggahsana pimpinan di semua tingkatan.

Jika sekiranya bukan karena keuletan dan kerja keras serta sikap tegas dari Kader yang berintegritas, bisa saja kekuatan ini mengendalikan dan memuluskan kepentingannya.

Bagi kita, Istilah baik dan kebaikan seseorang, sesuatu yang tidak boleh siapa pun menolaknya.

Namun, ketika sudah berada di sebuah komunitas atau jemaah, maka baik dan kebaikan harus utuh dan sejalan dengan kebutuhan.

Muhammadiyah menawarkan syarat umum yang hampir ada di setiap diri dan jemaah. Namun, Muhammadiyah juga menawarkan syarat khusus, yang hanya orang tertentu bisa memenuhinya.

Syarat khusus itu bermakna pemberian kesempatan dan penghargaan, siapa yang layak dan tidak layak berada di tempat dan posisi penting di Muhammadiyah.

Hal itu sebagaimana yang tertuang dalam Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah, pasal 15.

Di situ, dijelaskan ada syarat yang bermakna umum dan ada syarat bermakna khusus. Syarat makna khusus yg dimaksud adalah 1) Rekam jejak sebagai anggota Muhammadiyah, pengalaman memimpin Muhammadiyah dan di salah satu organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah.

2) Jika terjadi penyimpangan, maka boleh dilakukan atas sepengetahuan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mereka yang layak itu adalah Kader yang mengenal secarah utuh Muhammadiyah.

Bagi Muhammadiyah, pimpinan, menjadi tempat dan posisi yang sangat penting. Jika pimpinan bermasalah maka akan mengganggu kepeminpinannya. Kepemimpinan yang terganggu akan menimbulkan kemudaratan di mana-mana.

Refleksi Musyda Takalar

Musyda ke 11 Takalar, akhirnya melahirkan kepemimpinan baru untk periode 2022 – 2027. Sebanyak 13 Orang dipercaya oleh warga menjadi pimpinan (dengan istilah Anggota Pimpinan).

Anggota Pimpinan yang dimaksud : 1) Dr. H. Islahuddin Thahir, M. Pd, 2) Basuki Rahmat, S. Ag. 3) Syamsuddin Baya, S. Pd., M. Pd., 4) Hasbi Haris, SE., 5) Azhari Rahim, S. Ag.,6) Fathuddin Muh. Asnul, SE. MM., 7) Misbah Habsy, ST., 8) H. Amri Muhammad, SP., 9) H. Afrilzal, SH., I., 10) Abd. Rahim Erang., 11) Amaludin Taka, S. Pd. I., MA., 12) Syahrul Husain, S. Pd. I., 13) Muh. Shadri Kahar Muang, ST., MM.

Sementara Ketua yang disepakati dalam sidang Formatur yakni Dr. H. Islahuddin Thahir, M. Pd. I. Sedangkan anggota musypim yang terpilih : 1) Dr. H. Islahuddin Thahir, M. Pd., 2) Basuki Rahmat, S. Ag., 3) H. Amri Muhammad, SP., dan 4) Syahrul Husain, S. Pd. I.

Mereka 13 orang adalah kader yang memiliki Integritas. Kader yang telah teruji rekam jejaknya, merasakan suka duka menjadi bagian penggerak dakwah Muhammadiyah di ortom (organisasi otonom) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).

Begitu juga di Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA), Pemuda Muhammadiyah, Tapak Suci Putera Muhammadiyah, Hisbul Wathan ( HW). Atau mereka yang lansung berhikmad dan tetap berada di Muhammadiyah hingga kini.

Kader ini terus berusaha agar tetap mampu menyelaraskan antara niat, lisan, dan lakunya. Berkata dan bertindak sesuai kebutuhan Muhammadiyah walau kadang tidak populer, mendahulukan berpikir sebelum bertindak.

Kader ini juga memiliki komitmen, memanfaatkan momentum untuk kepentingan bersama, tidak mudah terjebak oleh bisikan, rayuan dan kepentingan pragmatis, apalagi sekadar prestise. Demikian pula kepentingan lain yang bisa jadi berpotensi menimbulkan masalah.

Selain itu, mereka juga haru mampu mengidentifikasi masalah, memberi solusi, dan menawarkan gagasan yang bisa diterjemahkan dalam bentuk program yang bernilai manfaat bagi Persyarikatan.

Begitu juga dengan menyiapkan diri dan potensi yang dimiliki untuk diarahkan demi menunjang kemajuan Persyarikatan.

Hal yang terpenting adalah, apa yang disampaikan oleh Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. (Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015 – 2022, dan periode perpanjangan 2022 – sekarang).

Beliau mengatakan, bila seorang kader dipercaya menjadi pimpinan, maka berusahalah sekuat mungkin untuk tidak melakukan kesalahan. Karena jika melakukan kesalahan, mudaratnya bisa dua, atau berlipat-lipat kali.

Beliau seakan mengingatkan bahwa kebaikan atau kesalehan (individu dan sosial) termasuk kegiatan kemaslahatan harus menjadi perilaku bukan sesuatu yang diprogramkan.

Maka mari kita bersyukur, selamat dan sukses Musyda XI Muhammadiyah Takalar. Semoga kepemimpinan kali ini memberi berkah untuk semuanya. Nasrunminnallahi wafathun karib wabassyiril mukminin.

Ditulis oleh: Basuki Rahmat (anggota PDM Takalar, 2022-2027)

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply