Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Berita

Kekhasan Manhaj Tarjih itu Wawasan Agama yang Fungsional

×

Kekhasan Manhaj Tarjih itu Wawasan Agama yang Fungsional

Share this article
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Hamim Ilyas, saat menjadi pembicara dalam Sekolah Tarjih (sumber foto: muhammadiyah.or.id)

KHITTAH.CO, Yogyakarta-– Kekhasan Manhaj Tarjih terletak pada wawasan agama fungsional. Agama fungsional mengacu pada pandangan yang menekankan pentingnya peran agama dalam memenuhi fungsi-fungsi praktis dalam kehidupan manusia.

Konsep agama fungsional menekankan bahwa agama seharusnya tidak hanya menjadi urusan spiritual atau ritual semata, tetapi juga harus memberikan pedoman bagi masyarakat dalam mengatasi tantangan kehidupan sehari-hari.

“Agama fungsional ini dioperasikan oleh Muhammadiyah sehingga membuat aneka amal usaha yang memberikan fasilitas kehidupan seperti sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan lain-lain,” ucap Hamim Ilyas, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Ketua MTT PP Muhammadiyah Hamim Ilyas mengatakan hal itu dalam Sekolah Tarjih, pada Sabtu 5 Agustus di Madina Inn Hotel.

Hamim mengatakan bahwa ajaran Islam, diperoleh dari al-Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw dan sunnah Rasul, adalah sumber utama bagi kehidupan manusia.

Dalam pandangan Muhammadiyah, ajaran tersebut bukanlah sekadar norma keagamaan, tetapi panduan konkret yang mengarahkan manusia menuju kesejahteraan material dan spiritual, baik dalam dunia maupun akhirat.

Paradigma sumber itu menggarisbawahi pentingnya mengamalkan ajaran agama dalam keseharian dengan berpegang pada al-Qur’an dan Sunah.

Menurut Hamim, Islam adalah agama yang diwariskan oleh Allah melalui para rasul-Nya, dimulai dari Nabi Adam As hingga Nabi Muhammad Saw sebagai penutup.

Pandangan itu mengakui peran dan petunjuk Ilahi yang terus menerus mengalir ke dalam perjalanan sejarah manusia, membawa rahmat, dan petunjuk.

Muhammadiyah mengartikulasikan bahwa ajaran Islam tidak hanya relevan dalam dimensi spiritual, tetapi juga memiliki implikasi dalam kehidupan dunia, termasuk urusan-urusan yang diatur oleh manusia.

Dalam paradigma itu, Muhammadiyah mendorong umatnya untuk mengintegrasikan ajaran agama ke dalam segala aspek kehidupan.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

Leave a Reply