Makassar—Politeknik Muhammadiyah Makassar menggelar wisuda ke V dan angkat sumpah pada 19 Desember 2023 di Ballroom Sandeq Hotel Claro Makassar.
Wisudawan yang di wisuda pada periode ini sebanyak 234 orang. Tidak hanya yang beragama Islam, dalam wisuda tersebut turut serta wisudawan yang beragama Katolik dan Protestan.
Direktur Politeknik Muhammadiyah Makassar, Mustari Bosra, dalam pidatonya menyampaikan bahwa wisuda bukan pertanda akhir belajar, justru wisuda adalah awal untuk belajar lebih keras lagi, “Karena selama ini ananda belajar di kampus dan di nilai oleh para dosen, insya allah mulai hari ini, ananda mulai terjun ke masyarakat dan di nilai langsung oleh masyarakat secara luas”.
Ia menyampaikan bahwa Ilmu yang di peroleh di perguruan tinggi ibarat kunci sebuah ruangan yang didalamnya berisi banyak ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Kita sudah memperoleh kuncinya di Politeknik politeknik Muhammadiyah ini, selanjutnya ananda lah yang akan membuka dan mempelajari lebih lanjut dan lebih banyak lagi. Karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang dengan sangat cepat,” ungkapnya.
Melalui kesempatan itu, ia juga mendorong para wisudawan untuk terus belajar, “Dengan bekal ilmu dan keterampilan yang dimiliki, ananda semua sudah bisa terjun ke dunia kerja. Tapi jangan hanya puas mendapat gelar A. Md saja, sambil bekerja berusahalah menambah ilmu, lanjut lah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,” tutupnya.
Bersamaan dengan itu, ketua Badan Pembina Harian (BPH) Politeknik Muhammadiyah Makassar, Arifuddin Achmad menyampaikan harapannya untuk para wisudawan agar menjunjung nilai-nilai akhlakul karimah dan berkhidmat secara profesional.
“Sebagai orang yang baru saja di sumpah, komitmen yang ada harus di landasi dengan nilai-nilai ajaran agama Islam, dan bagi non muslim ada juga nilai-nilai agamanya masing-masing,” ungkapnya.
Keutamaan orang berilmu diawali dengan kata iman, ilmu tanpa iman bagai lentera di tangan pencuri. Tidak cukup dengan ilmu, landasan perbuatan perlu keimanan. Sebagai seorang yang berilmu, penting menunjukkan akhlakul karimah. Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh.
“Kita sebagai bagian masyarakat intelektual dan profesional, nabi pernah mengingatkan, siapa yang menuntut ilmu hanya digunakan sebagai kebanggaan apalagi untuk membodohi orang bodoh, menjadi kebanggaan dan kesombongan di hadapan manusia maka balasannya adalah neraka. Untuk itu berkhidmat lah secara profesional, berkhidmat dengan kemanusiaan tanpa membeda-bedakan,” pesan Arifuddin.
Dalam agenda tersebut juga turut dilakukan penyerahan Surat Keputusan (SK) pergantian nama dari Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar menjadi Politeknik Muhammadiyah Makassar.