Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
AUM Pendidikan

BPAFK akan Dampingi TEM PoltekMu untuk Produksi Alat Kesehatan

×

BPAFK akan Dampingi TEM PoltekMu untuk Produksi Alat Kesehatan

Share this article

KHITTAH.CO, MAKASSAR- Politeknik Muhammadiyah (PoltekMu) Makassar sudah lama menjalin kerja sama dengan Balai Pemeliharaan Alat dan Fasilitas Kesehatan (BPAFK). Bahkan ternyata, 90% para tenaga ahli di balai tersebut merupakan alumni Teknologi Elektromedis Muhammadiyah Makassar.

Hal itu diungkap langsung oleh Koordinator Tata Operasional BPAFK Makassar, Kamaluddin. Ketua Prodi TEM PoltekMu, Suwarmiyati mengiyakan itu. “Bapak-bapak dan Ibu-ibu petinggi-petinggi BPAFK Makassar yang menerima kita itu seangkatan saya, ada juga satu tahun dua tahun di bawah saya,” ungkap dia.

Diketahui, PoltekMu Makassar merupakan penggabungan dari Akademi Kesehatan Lingkungan (AKL), Akademi Teknologi Elektromedis (ATEM), Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO), dan Akademi Analis Kesehatan Muhammadiyah Makassar yang sudah berdiri sejak era 90-an.

Suwarmiyati mengungkapkan, selama ini kemitraan dengan BPAFK Makassar terjalin dengan amat baik. Karena itulah, mahasiswa TEM PoltekMu Makassar selalu menjadikan BPAFK sebagai wahana PKL.

Hal itu terungkap saat saturahim antara Politeknik Muhammadiyah Makassar dan BPAFK dihelat pada Rabu, 24 Januari 2024. Ruang Rapat BPAFK dipenuhi para petinggi balai kesehatan itu yang semuanya merupakan alumni TEM Muhammadiyah dan pihak PoltekMu Makassar.

Sementara itu, Koordinator Tata Operasional BPAFK Makassar, Kamaluddin mengungkapkan, kini, BPAFK mendapat tugas baru, yaitu uji produk alat kesehatan. Hal itu pasca BPAFK berpindah naungan, yaitu di bawah Ditjen Farmasi dan Alat Kesehatan (Farmalkes) Kemenkes RI.

“Jadi, sekarang, sebelum ijin edar keluar, semua alat kesehatan harus diuji produk terlebih dahulu. Terlebih, sekarang, semua alat kesehatan, minimal berapa persen harus ada kandungan produk dalam negerinya,” ungkap alumni ATEM Muhammadiyah itu.

Selain uji produk, BPAFK juga bertugas untuk melakukan pendampingan. Pasalnya, produksi alat kesehatan tidak sesederhana alat-alat yang lain. Produksi alkes membutuhkan penelitian yang lebih mendalam.

Sementara itu, pihaknya menyadari, baik mahasiswa D3 maupun D4 Elektromedis, bertugas untuk membuat alat kesehatan.
Pihaknya berharap, BPAFK dapat memilih tugas mahasiswa yang memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi suatu produk alat kesehatan.

“Jadi, itulah, beberapa jenis tugas akhir itu mungkin ada yang potensial kita untuk kembangkan menjadi alat kesehatan yang bisa kita produksi secara massal,” kata dia.

“Tapi ya itu tadi, karena memang produksi alat kesehatan itu tidak hanya sekedar alat bisa berfungsi, bisa dipakai, tapi melalui beberapa urutan pengujian, jadi, kami sangat merespons jika ada dari institusi pendidikan yang ingin membuat suatu produk. Setelah menyeleksi dari beberapa dari tugas akhir mahasiswa, mungkin kita akan follow up dengan beberapa konsultasi, beberapa persiapan yang harus dipenuhi sebenarnya untuk sebuah produk alat kesehatan,” ujar Kamal.

Atas peluang tersebut, Direktur PoltekMu Makassar mengaku gembira. Ia meminta ketua Prodi D3 TEM dan D4 Rekayasa Elektromedis untuk menyambut baik tawaran BPAFK tersebut. Terlebih, menurut dia, pendampingan BPAFK itu akan meningkat kualitas mahasiswa dan produk alat kesehatan mereka.

Mustari bahkan meminta dosen-dosen dan asisten laboratorium TEM PoltekMu untuk sering-sering bekonsultasi dan berkolaborasi dengan pihak BPAFK.

“Alat kesehatan kan selalu update teknologinya, terlebih rata-rata orang-orang BPAFK adalah alumni kita, jadi saya pikir, komunikasinya bisa lebih mudah,” kata dia tersenyum pada Rabu, 24 Januari 2024.

Bahkan, saat berkeliling untuk melihat laboratorium-laboratorium di BPAFK, Direktur PoltekMu menyampaikan ketertarikannya untuk membuat perusahaan kalibrasi. Kata dia, hal itu bukan tidak mungkin, karena kini, PoltekMu memang sedang berupaya untuk mengembangkan unit bisnis sebagai sumber pendapatan kampus, tidak hanya dari pembayaran mahasiswa.

Karena itu, pihaknya menyadari, peningkatan kualitas dan kapasitas mahasiswa TEM PoltekMu merupakan hal mutlak. Setelah itu, mahasiswa dan alumni TEM harus dipastikan dapat memenuhi standar sebagai penguji kalibrasi dan pembuat produk alat kesehatan.

“Karena seperti yang dikatakan tadi, bukan alat kesehatan saja yang harus memenuhi standar, yang mengujinya juga harus memenuhi standar. Itu tugas kita, dibantu oleh BPAFK,” tandas dia.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner UIAD

Leave a Reply