KHITTAH.CO, MAKASSAR – Presiden terpilih Prabowo Subianto memulai langkah awal pembentukan kabinet dengan memanggil sejumlah tokoh untuk mengisi pos menteri dan wakil menteri pada Rabu, 14 Oktober 2024. Dari kalangan Muhammadiyah, Prabowo memanggil Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti dan mantan Ketua Umum PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Raja Juli Antoni sebagai calon menteri.
Sehari setelah itu, Prabowo kembali memanggil beberapa kader Muhammadiyah untuk mengisi posisi calon wakil menteri. Mereka yang dipanggil adalah Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmad Tawalla, mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Ansar Simanjuntak, Direktur Eksekutif Maarif Institute, Fajar Riza Ul Haq, dan mantan pengurus DPP IMM serta mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Fauzan.
Pemanggilan tokoh-tokoh Muhammadiyah ini disambut rasa syukur dan bangga para kader organisasi. Salah satunya datang dari Wakil Ketua PW Muhammadiyha Sulsel, Pantja Nur Wahidin.
“Rasa syukur, bahagia dan banngga melihat beberapa kader Muhammadiyah masuk dalam jajaran menteri dan wakil menteri pada kabinet Prabowo-Gibran,” tutur Pantja saat dikonfirmasi.
Menurut Pantja, warga Persyarikatan patut berterim kasih kepada Prabowo yang telah mengapresiasi Muhammadiyah. Dia percaya, kader-kader Persyarikatan yang dipanggil Prabowo bergabung ke kabinetnya telah memenuhi kualifikasi di bidang terkait.
Sebab, kata dia, nama-nama kader yang masuk bursa menteri dan wakil menteri itu telah banyak bekerja untuk kepentingan umat. Pantja hanya menitip pesan agar setelah dilantik nanti, kader-kader Persyarikatan itu sepenuhnya bekerja untuk kemaslahatan masyarakat.
“Kader Muhammadiyah yang dipanggil oleh Prabowo merupakan kader paripurna. Sangat layak memimpin kementerian. Selayaknya kader paripurna, kader Muhammadiyah yang akan dilantik sebagai menteri dan wakil menteri mesti senantiasa berpikir berkemajuan demi kemaslahatan umat, bangsa dan negara. Juga harus tetap teguh dalam prinsip kepribadian Muhammadiyah,” papar Pantja.