KHITTAH.CO, MAKASSAR – Ketua PWM Sulawesi Selatan (Sulsel), Ambo Asse melepas keberangkatan 149 santri di Pelabuhan Sultan Hasanuddin, Makassar, yang akan mengikuti Kemah Santri Nasional (KSN) Pesantren Muhammadiyah di Jawa Tengah (Jateng), Jumat, 18 Oktober 2024. Ia berpesan agar santri-santri yang mewakili Pesantren Muhammadiyah se-Sulsel itu menjunjung tinggi akhlakul karimah dan bersikap ramah kepada semua.
“Rangkaian lomba di KSN itu memang penting, namun hal itu bukan tujuan utama. Tujuan utama ke tempat itu adalah untuk menguatkan silaturahmi antar sesama santri Pesantren Muhammadiyah se-Indonesia,” tutur Ambo.
Diketahui, kegiatan itu berlangsung di Karanganyar, Jateng, mulai Ahad-Selasa, 20-22 Oktober 2024. KSN Pesantren Muhammadiyah itu merupakan agenda pertama Lembaga Pengembangan Pesantren Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Selain Ambo Asse, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel, Mahmudah dan jajarannya juga hadir membersamai. Selain itu, hadir pula Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren PWM Sulsel, Lukmad Abd. Samad serta beberapa mudir Pondok Pesantren Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Sulsel.
Peserta yang Berangkat Adalah Jebolan Peserta Terbaik Kemah Tahfidz dan Bahasa VII di Palopo
Ketua Panitia pemberangkatan, Ghazali menjelaskan bahwa peserta yang berangkat terdiri dari berbagai Pesantren Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Sulsel. Mereka dikelompokkan ke dalam beberapa regu untuk mengikuti beragam jenis lomba.
Adapun sistem perekrutan didasarkan pada peraih juara di Kemah Tahfidz dan Bahasa VII di Palopo beberapa waktu yang lalu. Mereka bakal mengikuti lomba tahfidz, hadits arbain, lomba fahmil, pidato, tilawah, dan film pendek.
Selain mengikuti rangkaian di KSN, santri asal Sulsel itu juga bakal melakukan kunjungan ke berbagai amal usaha Muhammadiyah, yakni UMS, UMY, UAD Yogyakarta, dan Universitas Aisyiyah Yogyakarta.
Di samping itu, panitia juga menjadwalkan untuk membawa santri mengunjungi Masjid Syekh Zayed Solo dan mengikuti pengajian KoPi Ngaji di Omah Solo Bodeh, yang diasuh oleh Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Syakir Jamaluddin.
“Para santri ini sengaja dibawa ke perguruan tinggi Muhammadiyah, untuk melihat dari dekat keunggulan dan perkembangan amal usaha Muhammadiyah dan Aisyiyah. Sebab tidak tertutup kemungkinan suatu saat mereka akan memilihnya sebagai tempat melanjutkan studi setelah lulus dari pesantren,” tandas Ghazali. (Rls)