Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
BeritaMuhammadiyah

Musypimwil I ‘Aisyiyah Sulsel Tekankan Perempuan sebagai Pilar Keadilan dan Kemajuan

×

Musypimwil I ‘Aisyiyah Sulsel Tekankan Perempuan sebagai Pilar Keadilan dan Kemajuan

Share this article

KHITTAH.CO, MAKASSAR – Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan menggelar Musyawarah Pimpinan Wilayah I (Musypimwil I) di Grand Asia Hotel, Makassar, Jumat (18/4/2025). Forum strategis bertema “Dinamisasi Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Sulawesi Selatan Berkeadilan” ini dibuka oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Prof. Ambo Asse.

Dalam pidato pembukaannya, Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Sulsel Dr. Mahmudah menegaskan bahwa keadilan adalah pondasi utama dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara.

Dengan mengacu pada nilai-nilai Islam dan agenda pembangunan berkelanjutan global (SDGs), ia menekankan pentingnya peran strategis perempuan dalam memajukan keadilan sosial. “Perempuan berkemajuan adalah perempuan yang memiliki ilmu, iman, dan keberanian untuk menolak diskriminasi, baik struktural maupun kultural,” tegasnya.

Lebih jauh, Mahmudah juga mengulas kontribusi nyata ‘Aisyiyah melalui jejaring program kerja sama lintas sektor—dengan BKKBN, Universitas Negeri Makassar, hingga forum-forum strategis seperti MUI. Di bawah kepemimpinannya, ‘Aisyiyah Sulsel disebut semakin mantap menjadi gerakan perempuan yang responsif terhadap isu-isu pembangunan berkelanjutan, stunting, ketahanan keluarga, dan kedaulatan pangan.

Kehadiran Pemerintah Provinsi Susel diwakili oleh Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Iqbal Najamuddin, turut menguatkan komitmen kolaborasi. Dalam sambutannya, ia mengungkap program baru Pemprov Sulsel yang mewajibkan hafalan Al-Qur’an minimal tiga juz bagi seluruh siswa sekolah umum. Ia berharap ‘Aisyiyah bisa bersinergi dalam program literasi dan pendidikan karakter keagamaan tersebut.

“Pemerintah ingin membangun Sulawesi Selatan yang maju dan berkarakter. Karena itu, pendidikan akhlak dan nilai keislaman harus diperkuat. Kami membuka ruang kolaborasi dengan ‘Aisyiyah, terutama melalui kegiatan pesantren kilat, kajian keagamaan, dan pembinaan keluarga,” ujar Iqbal.

Sementara itu, Ketua PW Muhammadiyah Sulsel Prof. Ambo Asse, dalam amanahnya, mengajak peserta untuk menghidupkan kembali semangat dakwah berbasis musyawarah dan keteladanan.

Mengutip QS Ali Imran ayat 104 dan 105, Ambo Asse menekankan pentingnya gerakan amar ma’ruf nahi mungkar yang disertai kelembutan hati. Ia juga mengapresiasi kemajuan pesat ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan yang tidak hanya lebih luas cabangnya dibanding Muhammadiyah, tapi juga lebih intensif dalam dakwah berbasis taman kanak-kanak dan amal usaha.

“Saya sering katakan, kalau tak ada rapat, tak ada kemajuan. Organisasi yang hidup adalah organisasi yang bermusyawarah. Dan dalam hal ini, Aisyiyah justru kadang lebih dinamis dari Muhammadiyah,” ungkapnya sembari menyinggung pentingnya revitalisasi amal usaha seperti panti asuhan menjadi pantisantren—panti yang menyatu dengan model pendidikan pesantren.

Pembukaan Musypimwil ini ditutup dengan peluncuran Ikatan Saudagar dan Wirausaha Aisyiyah (ISWARA), Daycare Lansia ‘Aisyiyah, A’MASE: International Journal of Community Engagement ‘Aisyiyah, dan Lagu yang berjudul “Panduan Jiwa, yang menandai semangat baru ‘Aisyiyah dalam menapaki abad kedua gerakan dakwahnya. Forum ini menjadi ajang evaluasi program kerja selama 22 bulan terakhir, serta menetapkan arah kebijakan ke depan hingga Musypimwil II mendatang.

Dengan semangat jihad intelektual dan sosial, Musypimwil I ‘Aisyiyah Sulsel mempertegas peran perempuan sebagai pilar perubahan. Bukan hanya untuk gerakan perempuan Islam, tetapi untuk cita-cita besar: mewujudkan Sulawesi Selatan yang adil, religius, dan berkemajuan.

Peserta Musypimwil I terdiri dari Anggota Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sulsel, Pengurus Majelis dan Lembaga PWA Sulslel, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Se-Sulsel, Ketua dan Sekretaris Ortom AMM.

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner PMB UNIMEN

Leave a Reply