Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Opini

Simposium IMMawati: Transformasi untuk Masa Depan Gerakan

×

Simposium IMMawati: Transformasi untuk Masa Depan Gerakan

Share this article
Penulis Narasi
Penulis yang berada di sebelah kanan bersama teman seperjuangannya

Oleh: Devi Annisa (Ketua Bidang IMMawati DPD IMM Sulsel)

KHITTAH. CO – Simposium IMMawati Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPP IMM) baru saja berlangsung dengan penuh semangat dan dinamika, memberikan panggung yang luar biasa bagi para IMMawati untuk merumuskan arah gerakan yang lebih kuat, lebih relevan, dan siap menghadapi tantangan zaman. Tidak hanya sebagai forum untuk mengkritisi kondisi yang ada, simposium kali ini menegaskan tekad IMMawati untuk mengusung empat gerakan utama yang akan menjadi penentu masa depan mereka.

Pada kesempatan ini, Delegasi IMMawati Sulawesi Selatan turut hadir dan diwakilkan langsung oleh Devi Annisa (Ketua Bidang IMMawati) & Safitri (Sekretaris Bidang IMMawati). Tulisan ini disampaikan sebagai kontribusi kami dalam menggali dan memberikan wawasan lebih mendalam mengenai empat gerakan utama yang akan menggerakkan perubahan dalam tubuh IMM.

Melalui agenda strategis dan berorientasi pada aksi nyata, keempat gerakan ini akan menjadi landasan utama bagi IMMawati untuk membangun masa depan yang lebih progresif dan berdampak. Berikut gambaran empat pilar utama yang akan mengarahkan langkah IMMawati menuju perubahan yang lebih signifikan dan membawa angin segar bagi setiap sisi kehidupan organisasi:

Transformasi Intelektual: Membangun Pemikiran Kritis yang Relevan

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh IMMawati saat ini adalah bagaimana merespons krisis intelektual yang ada dalam tubuh organisasi. Dalam simposium tersebut, para delegasi IMMawati menegaskan bahwa transformasi intelektual harus menjadi dasar gerakan IMMawati ke depan. Namun, ini bukan hanya tentang meningkatkan kapasitas akademik semata, melainkan bagaimana mengembangkan pemikiran kritis yang aplikatif-solutif terhadap permasalahan sosial yang semakin kompleks.

Sebagai bagian dari organisasi yang berbasis pada pemikiran, IMMawati harus mampu menjawab tantangan zaman dengan gagasan-gagasan baru yang tidak hanya terfokus pada teori, tetapi juga pada penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, IMMawati harus menghidupkan kembali ruang kajian yang mengarah pada pembaruan ideologi dan menawarkan solusi konkret terhadap isu-isu sosial, ekonomi, dan budaya yang ada.

Namun, gerakan perbaikan intelektual ini tidak bisa hanya berfokus pada level elit atau kader-kader inti IMMawati. Perubahan harus dimulai dari akar rumput. Setiap kader IMM perlu diajarkan bahwa transformasi paradigma berjuang adalah hal yang sangat penting. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan menanamkan pemahaman bahwa membaca buku dan memperdalam pengetahuan bukan hanya sebuah kewajiban akademis, tetapi juga bagian dari perjuangan itu sendiri. Menguatkan budaya literasi di tingkat akar rumput akan menciptakan kesadaran kritis yang lebih besar dan memperkuat daya tahan gerakan IMM.

Ini berarti, gerakan intelektual IMMawati harus diupayakan dengan pendekatan yang lebih merakyat, dengan mengedukasi para kader dari berbagai lapisan untuk terus memperkaya wawasan mereka melalui literasi dan penguatan pengetahuan. IMMawati harus mampu menggerakkan para kader untuk membaca lebih banyak buku, berdiskusi secara terbuka, dan membangun forum-forum intelektual yang tidak hanya ada di ruang formal, tetapi juga di ruang-ruang informal yang dapat diakses oleh setiap anggota.

Transformasi intelektual ini juga harus didorong melalui pendidikan kader yang berkelanjutan, yang memadukan teori dan praktik. Dengan demikian, IMMawati tidak hanya mencetak kader yang cerdas secara akademis, tetapi juga kader yang mampu berpikir kritis dan inovatif dalam menghadapi tantangan global. Melalui pendekatan ini, IMMawati dapat mempersiapkan generasi kader yang siap memberikan kontribusi nyata dalam berbagai aspek kehidupan, dari dunia akademik hingga sosial politik.

Gerakan Sosial: Membangun Kekuatan Perempuan dalam Perubahan Sosial

IMMawati harus menyadari bahwa gerakan perempuan bukanlah gerakan pinggiran, melainkan kekuatan utama dalam perubahan sosial. Di dalam simposium ini, saya menggarisbawahi bahwa IMMawati harus memperkuat perannya dalam gerakan sosial, terutama dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, keadilan sosial, dan kesejahteraan umat.

Gerakan sosial IMMawati harus lebih dari sekadar pernyataan ideologis. Aksi nyata untuk memberdayakan perempuan dan mengadvokasi isu-isu sosial yang relevan harus menjadi agenda utama. IMMawati dapat mengembangkan program-program yang menciptakan dampak sosial positif, seperti pelatihan khusus, kampanye kesetaraan gender, dan inisiatif sosial yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat.

Selain itu, penting untuk mendorong terciptanya ruang aman bagi perempuan di kancah nasional, sebuah inisiatif yang menjadi sorotan dalam diskusi kami. Ruang aman ini bertujuan untuk memberikan platform bagi perempuan dalam berbicara dan berjuang tanpa rasa takut akan diskriminasi atau kekerasan. IMMawati dapat menjadi bagian dari gerakan yang menuntut kebijakan yang lebih berpihak kepada perempuan, baik dalam ranah sosial, politik, maupun ekonomi, agar mereka dapat berpartisipasi secara bebas dan setara dalam berbagai sektor kehidupan.

Ruang aman ini juga dapat diwujudkan melalui pendampingan hukum dan psikologis bagi perempuan yang menjadi korban kekerasan, serta menciptakan kebijakan yang mendukung pemberdayaan perempuan di segala bidang. Dengan menciptakan ruang yang aman dan inklusif, IMMawati tidak hanya memperjuangkan hak-hak perempuan, tetapi juga memperkuat kesadaran kolektif tentang pentingnya kesetaraan gender dalam pembangunan nasional.

Salah satu hal yang akan membantu kita berpihak dan bekerja dengan baik dalam pengawalan Ruang aman bagi Perempuan adalah perlunya prosedur penanganan kasus yang akan menjadi panduan kita di IMMawati senasional. Sebagai IMMawati Sulsel, tentu kami juga tidak menutup mata atas banyak kasus yang terjadi di daerah, dan dengan usungan adanya prosedur penanganan kasus ini turut membantu kami di Sulawesi Selatan.

Melalui pendekatan sosial yang lebih luas, IMMawati dapat memainkan peran lebih besar dalam membentuk masyarakat yang lebih adil dan setara. Gerakan sosial ini juga harus mencakup aspek kerja sama antar lembaga yang mendorong perbaikan sosial secara struktural, dengan menekankan pentingnya kesetaraan akses bagi perempuan dalam berbagai sektor dan pembuatan kebijakan yang memperhatikan hak-hak dasar mereka.

Konfigurasi Politik: Menegaskan Peran IMMawati dalam Kepemimpinan Organisasi

Dalam simposium tersebut, terdapat konsensus yang jelas bahwa IMMawati harus lebih terlibat dalam konfigurasi politik di dalam organisasi. Salah satu langkah strategis yang disarankan untuk mencapai tujuan ini adalah penguatan kuota tiga puluh persen untuk IMMawati di setiap formatur dan jenjang kepemimpinan organisasi. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa suara perempuan tidak hanya ada, tetapi juga didengar dan diperhitungkan dalam setiap kebijakan yang diambil dalam organisasi.

Keterlibatan politik IMMawati dalam pengambilan keputusan ini mencerminkan komitmen untuk mewujudkan keadilan gender dalam struktur organisasi. Ini bukan hanya soal angka atau kuota, tetapi lebih pada memberikan ruang yang seimbang bagi perempuan untuk berkontribusi dalam menentukan arah dan kebijakan organisasi. Kepemimpinan IMMawati harus memperlihatkan representasi perempuan yang kuat dan nyata, di mana perempuan tidak hanya menjadi bagian dari organisasi secara formal, tetapi juga memiliki pengaruh signifikan dalam pembentukan kebijakan dan keputusan strategis.

Penguatan posisi politik IMMawati melalui kuota ini akan memperkuat legitimasi IMMawati sebagai agen perubahan yang memiliki suara dalam pengambilan keputusan penting. Dengan demikian, IMMawati juga akan menjadi kekuatan yang lebih terdepan dalam mengadvokasi perubahan sosial, tidak hanya dalam kapasitas perempuan, tetapi juga dalam kapasitas ideologis dan struktural organisasi.

Lebih jauh lagi, mendorong representasi keberadaan perempuan di formatur dan pimpinan IMM adalah langkah yang krusial untuk memastikan bahwa IMMawati tidak hanya menjadi simbol, tetapi juga agen penggerak dalam merancang kebijakan yang inklusif dan memperjuangkan keberagaman dalam kepemimpinan. Ini adalah komitmen untuk membangun keadilan gender yang sejati di dalam tubuh organisasi, yang bisa menjadi model bagi gerakan-gerakan lain di luar IMM.

Aktualisasi Gerakan Keagamaan: Menyiapkan Panggung untuk IMMawati sebagai Kader Umat

IMMawati yang memiliki akar kuat dalam Muhammadiyah, memiliki tanggung jawab besar untuk mengaktualisasikan gerakan keagamaan dalam setiap tindakannya. Namun, tidak cukup hanya dengan menjadi bagian dari gerakan keagamaan. IMMawati perlu dihadapkan pada tantangan untuk menyiapkan panggung bagi dirinya sendiri sebagai kader umat yang aktif dalam dakwah dan pemberdayaan umat.

IMMawati harus diberikan ruang yang lebih luas untuk berperan dalam kegiatan keagamaan, baik dalam dakwah, pendidikan, maupun pemberdayaan umat. Panggung yang dimaksud di sini adalah ruang untuk memimpin, berbicara, dan menunjukkan komitmen IMMawati pada nilai-nilai Islam yang dapat menginspirasi perubahan positif dalam masyarakat. Ini juga mencakup pengembangan program-program yang menyentuh langsung kebutuhan spiritual dan sosial umat, seperti penguatan literasi agama di kalangan generasi muda, dan memperkenalkan pendekatan yang relevan terhadap tantangan yang dihadapi umat Islam di masa kini.

Namun lebih dari itu, menyiapkan panggung bagi IMMawati berarti membuka ruang yang lebih luas bagi mereka untuk mengisi posisi-posisi kepemimpinan yang lebih strategis dalam dunia keagamaan, termasuk kemungkinan bagi mereka untuk menduduki posisi-posisi yang lebih tinggi, seperti ulama yang bukan hanya ahli dalam ilmu agama, tetapi juga mampu memberikan bimbingan dan arah dalam kehidupan sosial masyarakat. Dengan demikian, membangun ruang aktualisasi yang lebih besar bagi IMMawati berarti memperkuat posisi mereka di arena dakwah dan kepemimpinan umat, agar mereka tidak hanya menjadi bagian dari gerakan, tetapi juga menjadi penggerak utama dalam perubahan sosial dan spiritual umat.

Sebagai penutup, tantangan besar kini ada di tangan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IMM untuk memastikan bahwa empat gerakan utama yang telah dirumuskan bersama dalam simposium ini dapat diimplementasikan secara konsisten dan efektif. DPP IMM harus menjadi garda terdepan dalam mengawal langkah strategis ini, memastikan bahwa setiap gerakan yang telah disepakati tidak hanya menjadi wacana, tetapi benar-benar memberikan dampak nyata dan berkelanjutan di seluruh lapisan organisasi dan masyarakat. Hanya dengan pengawalan yang kuat, keempat gerakan ini dapat mengubah arah gerakan IMMawati menuju masa depan yang lebih cerah dan penuh keberdayaan.

Surabaya, Jawa Timur (Lokasi Simposium IMMawati), “IMMawati Berdaya , IMM Jayaaa”

 

KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL

  • Klik Banner PMB UNIMEN

Leave a Reply

Opini

Oleh : Dzanur Roin (Guru SD Muhammadiyah 12…