KHITTAH.CO, GOWA — Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan menggelar program pengembangan kapasitas buruh bertema “Menjadi Buruh yang Berdaya dan Sejahtera”. Kegiatan ini berlangsung pada 13 Mei 2025 di Villa dan Rumah Makan Reso Tepi Danau, Kabupaten Gowa.
Beragam elemen buruh hadir dalam acara ini, mulai dari buruh informal seperti petani, nelayan, tukang bangunan, hingga buruh formal, pegiat pemberdayaan masyarakat, dan kalangan mahasiswa. Program ini menjadi bagian dari ikhtiar Muhammadiyah untuk memperkuat posisi sosial-ekonomi kaum buruh.
Ketua MPM PWM Sulsel, Prof. Dr. Abdul Rasyid Masri, dalam sambutannya menegaskan bahwa buruh perlu diberdayakan secara kolektif.
“Kita ingin menciptakan buruh yang tidak hanya kuat secara ekonomi, tetapi juga sadar akan hak dan martabatnya sebagai pekerja,” ujar Rasyid yang hadir bersama Sekretaris PWM Sulsel, Dr. Amruddin AE.
Diskusi berkembang menarik saat Ketua Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI) Sulsel, Ahmad Rianto, memaparkan kondisi buruh masa kini. Menurut dia, sistem alih daya (outsourcing) masih menjadi sumber kerentanan posisi buruh dalam hubungan kerja.
“Alih daya menjauhkan buruh dari kepastian kerja dan hak-hak dasarnya,” katanya.
Sementara itu, Ketua Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Sulsel, Ikbal Rasyid, mengajak buruh memanfaatkan potensi lokal, khususnya di sektor pertanian.
“Pertanian bisa menjadi basis pemberdayaan yang konkret, apalagi Sulawesi Selatan punya banyak lahan potensial,” ujarnya.
Kegiatan ditutup dengan sesi penyusunan rekomendasi dan aksi nyata yang bisa dikembangkan di komunitas buruh masing-masing. Sejumlah peserta menyampaikan harapan agar program seperti ini dilanjutkan dan diperluas cakupannya ke berbagai daerah.
KAMPUS MUHAMMADIYAH DI SULSEL
Klik Banner UIAD
